• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Kamis, 22 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Ustazah

Untuk Apa Kita Mencari Harta?

Juni 9, 2021
in Ustazah
Ukasyah Ingin Rasulullah Membayar Hutang

Foto: Pixabay

71
SHARES
546
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

Chanelmuslim.com – Allah tidak menagih rezeki dari kita. Justru Dialah yang memberi rezeki. Untuk apa kita menumpuk atau memperbanyak harta. Bila datang waktu shalat atau beribadah, kita wajib segera beribadah. Tinggalkan pekerjaan mencari rezeki, dan jangan khawatir, ibadah tidak akan mengurangi rezeki.

Ustadz Irsyad Syafar, LC. M, Ed memberikan nasihat kepada kita perihal harta.

Allah SWT tidak pernah menyuruh kita untuk menumpuk harta. Juga tidak pernah meminta “setoran” kepada kita. Tugas kita dari Allah adalah beribadah menyembah-Nya.

Allah Ta’alaa berfirman:

“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat, dan bersabarlah melaksanakannya, Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberimu rezeki, dan kemenangan di akhir hanya bagi orang bertaqwa.” (QS Thaha: 132)

Jadi, Allah tidak menagih rezeki dari kita. Justru Dialah yang memberi rezeki. Untuk apa kita menumpuk atau memperbanyak harta. Bila datang waktu shalat atau beribadah, kita wajib segera beribadah. Tinggalkan pekerjaan mencari rezeki, dan jangan khawatir, ibadah tidak akan mengurangi rezeki.

Kita diperintahkan bekerja mencari rezeki adalah agar kita dapat memenuhi kebutuhan makan, minum, pakaian dan tempat tinggal yang halal. Agar kita terhindar dari perbuatan dosa dan maksiat. Kalau gara-gara mencari rezeki kita tidak jadi beribadah atau justru berbuat dosa, maka kita telah salah jalan.

Bila sekadar untuk makan, pakaian dan tempat tinggal sudah cukup, masihkah kita harus mencari tambahan harta dan memperbanyaknya? Atau bolehkah kita terus menjadi kaya raya?

Mestinya tidak boleh lagi. Karena kebutuhan kita sudah selesai. Sementara tugas utama kita beribadah kepada Allah tidak pernah usai. Cukup atau tidak cukup rezeki kita, ibadah tetap wajib tak ada dispensasi.

Namun, kita masih boleh dan bahkan sangat baik untuk terus menambah harta kekayaan kita. Tapi bukan untuk kita secara langsung, melainkan untuk menambah kualitas dan kuantitas ibadah kita.

Silakan kita tambah terus harta kita yang halal agar kita bisa berzakat, pergi haji dan umrah, menghajikan dan mengumrahkan orang yang tidak mampu, menanggung biaya pendidikan sebanyak-banyaknya anak-anak miskin, membangun masjid, mendirikan sekolah dan pusat-pusat dakwah, membangun rumah yang layak bagi keluarga faqir, membiayai pengobatan orang-orang miskin, menyediakan air bersih, menggaji para imam masjid dan da’i, membekali para pejuang di jalan Allah serta berbagai amal shaleh lainnya. Itu semua menjadi “harta” abadi kita, berkah di dunia dan berlipat ganda di akhirat kelak.

Dengan sekian banyaknya medan amal shaleh, justru setiap muslim “harus” kaya raya. Hartanya berguna untuk membiayai semua agenda tersebut. Wajarlah kalau Rasulullah saw menyatakan bahwa, “Sebaik-baik harta yang baik adalah di tangan orang yang shaleh…” (HR Ahmad, dishahihkan oleh Albany).

Akan tetapi, alangkah rugi dan kecewanya, bila seseorang bekerja habis-habisan, mengerahkan seluruh tenaga, pikiran dan waktunya, sampai punya kekayaan melimpah ruah. Namun hanya untuk makan dan minum, kendaraan bergonta-ganti, rumah mewah untuk tidur, uang dan emas menumpuk di berbagai rekening dan bank. Alangkah sedikitnya harta yang dia “nikmati”. Berapalah yang habis untuk makan dan pakaian, berapalah yang terpakai untuk tidur dan istirahat. Selebihnya akan segera berpindah tangan saat dijemput kematian. Lalu di akhirat NOL besar tidak punya aset sama sekali. Bahkan makan minum dan pakaian itu pun akan ditagih pertanggungjawabannya di hadapan Allah swt.

Rasulullah saw bersabda:

“Seorang hamba berkata, hartaku hartaku… Sesungguhnya hartanya yang menjadi miliknya hanyalah yang dia makan lalu habis, dan yang dia pakai lalu lusuh, dan yang dia infaqkan lalu berlalu. Sedangkan sisanya akan pergi dan dia tinggalkan untuk orang lain…”
(HR Bukhari dari Abu Hurairah).

Mari menjadi orang kaya agar banyak beribadah.

Previous Post

Berisi Konten Radikal, Pemerintah Blokir Sebelas Situs

Next Post

Menangkap Pesan Teror Thamrin

Next Post

Menangkap Pesan Teror Thamrin

Rempeyek Rebon Pedas

Rempeyek Rebon Pedas

30 Persen Anak Indonesia Bertubuh Pendek karena Mie Instan?

Ini Camilan Berlabel 'Sehat' yang Bikin Gemuk

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga