ChanelMuslim.com – Ujilah Orang Yang Pintar Bicara
Umar bin Khaththab ra khawatir terhadap Ahnaf bin Qais Radhiallahu Anha karena Ahnaf berbicara diplomatis dan mengagumkan. Umar menyuruhnya menetap di Madinah selama setahun untuk mengawasinya, kemudian Umar berkata kepadanya:
“Hai Ahnaf, aku telah mengujimu dan aku tidak melihat pada dirimu selain kebaikan. Aku melihat sisi luarmu baik, dan aku berharap sisi hatimu seperti sisi luarmu. Sesungguhnya kami berkata : yang merusak ummat ini adalah setiap orang munafik yang pandai.”
Baca Juga: Pintar Merencanakan Keuangan
Ujilah Orang yang Pintar Bicara
Umar bin Khaththab ra menulis surat kepada Abu Musa al-Asy’ari : Amma ba’du, dekatilah Ahnaf bin Qais, ajaklah ia musyawarah dan dengarlah pendapatnya. (Thabaqatu Ibni Sa’d,jilid 7,hlm.94).
Betapa banyak dakwah pada hari ini dipenuhi oleh orang-orang yang harus diuji oleh para pemimpin dakwah dan betapa besar kebutuhan para da’i terhadap pemimpin semacam Umar bin Khaththab .
Pemuka Tabi’in Hasan al Bashri mengatakan : “ujilah manusia dengan amal mereka dan tinggalkanlah ucapan mereka. Sesungguhnya Allah tidak membiarkan suatu ucapan kecuali Dia pasti menjadikan bukti untuknya berupa amal yang membenarkannya atau mendustakannya. Apabila kamu mendengar ucapan baik, maka jangan terburu menilai orang yang mengatakannya. Apabila amalnya sesuai dengan ucapannya, maka bersaudaralah dengannya dan cintailah dia. Dan apabila ucapannya bertentangan dengan amalnya, maka apa yang membuatmu ragu mengenainya, atau apa yang menghalangimu terhadapnya? Jangan sekali-kali ia mengelabuhimu. ( Az-Zuhd,Ibnul Mubarak,hlm.26).
Itulah pesan di masa lalu, tetapi hati lalai. Syahwat untuk cepat sampai atau syahwat untuk memperbanyak pendukung membuat lalai dan mengakibatkan kita melewatkan ilmu yang kita warisi.
Wallahu a’lam bishshawwab.
Dinukil dari buku ‘Al-Munthalaq’ (Titik Tolak) Muhammad Ahmad ar-Rasyid
#PantaiPasirPutih #Manokwari #Bening
#Menyenangkan
#PentingnyaHatiYangBeningdanJernih
“Hati yang bening, akan melahirkan pemikiran yang jernih, lisan yang lurus, dan amal yang istiqamah” insya Allah
Catatan Ustadzah Wiwi Wirianingsih