SUAMI dan istri yang saling mencintai akan selalu berbuat baik kepada pasangannya. Kebaikan tersebut akan dibalas oleh pasangannya dengan kebaikan pula. Sehingga kebaikan selalu hidup di dalam keluarga. Selain itu Allah pun akan membalas mereka dengan kebaikan di dunia dan di akhirat. Allah berfirman:
هَلْ جَزَاۤءُ الْاِحْسَانِ اِلَّا الْاِحْسَانُۚ ( الرحمن : ٦٠ )
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (Ar-rahman : 60)
Karena itu, kebaikan suami atau istri jangan dianggap remeh dan jangan dibalas dengan keburukan, sebab hal tersebut akan merusak keharmonisan hubungan mereka dan mendatangkan kemurkaan Allah subhanahu wa ta’ala.
Baca Juga: Berlomba dalam Kebaikan di Dunia, Jadi Pemenang di Akhirat
Suami dan Istri Selalu Membalas dengan Kebaikan
Suami atau istri yang telah berbuat kebaikan hendaknya dibalas dengan yang lebih baik sehingga bisa membahagiakan pasangannya dan juga Allah akan memberikan balasan yang jauh lebih baik pula. Allah berfirman:
وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ (القصص : ٧٧ )
“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (Al-Qashash:77)
Jika suatu saat suami atau istri khilaf sehingga melakukan perbuatan yang buruk kepada pasangannya maka jangan dibalas dengan keburukan pula.
Suami dan istri harus membalas keburukan dengan kebaikan. Semoga dengan kebaikan tersebut akan meluluhkan hati, menyadarkannya berubah menjadi lebih baik serta memahami arti cinta yang tulus dan besarnya pengorbanan yang telah diberikan oleh pasangannya.
Setelah itu maka mereka saling memperkuat cinta dan kesetiaan kepada pasangan. Allah berfirman:
ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ
“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia”. (Fushilat : 34)
Bahkan jika suami atau istri disakiti atau dikecewakan oleh pasangannya. Maka balaslah dengan kebaikan bukan dengan keburukan yang serupa. Seperti membalasnya dengan memaafkan, tidak marah dan tidak emosional bahkan terus berbuat baik.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لا تَكونوا إمَّعةً، تقولونَ : إن أحسنَ النَّاسُ أحسنَّا، وإن ظلموا ظلَمنا، ولَكن وطِّنوا أنفسَكم، إن أحسنَ النَّاسُ أن تُحسِنوا، وإن أساءوا فلا تظلِموا
“Janganlah kamu menjadi sama (seperti yang lain) dengan mengatakan : Jika orang berbuat baik, kamu akan berbuat baik, dan jika mereka berbuat jahat, kamu akan berbuat jahat. Tetapi mantapkanlah dirimu, jika orang lain berbuat baik maka kamu berbuat baik dan jika mereka berbuat jahat maka kamu tidak berbuat zalim.” (HR. Tirmidzi)
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa ketika turun ayat:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ ( الاعراف : ١٩٩ )
“Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh” (Al-A’raf: 199).
Rasulullah bertanya: Apakah masksud semua itu wahai Jibril? Jibril pun menjawab,
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kamu untuk memaafkan orang yang menzalimimu, memberi kepada orang yang pelit kepadamu, dan menyambung silaturahim kepada orang yang memutuskannya kepadamu.”
Catatan Ustazah Dr. Aan Rohanah Lc., M.Ag di akun instagramnya @aanrohanah_16. Ustazah Aan Rohanah adalah perempuan yang Peduli Keluarga dan Pendidikan Anak. [Ln]
View this post on Instagram