Obati Hati dengan Al-Quran
SAHABAT yang berbahagia yang dicintai Allah ‘Azza wa Jalla. Hati kita adalah milik Allah. Amanah Allah. Hati yang perlu senantiasa dijaga kekuatannya, kecerdasannya, kesehatannya untuk membangun pribadi bertakwa.
Hati yang sehat adalah hati yang terkategori dalam Qolbun Syakirun maknanya adalah hati yang selalu menerima apa adanya (qona’ah) dengan penuh rasa berterima kasih pada Allah. Hati yang senang dengan pemberian Allah.
Hati demikian yakin bahwa itulah rahmat-Nya yang terbaik bagi dirinya. Tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stres, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur.
Baca Juga: Khadijah, Wanita dengan Hati Penuh Kasih
Obati Hati dengan Al-Quran
Allah berfirman:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S 13: 28)
Rezki yang dibagikan kepada manusia oleh-Nya, bisa berupa:
1. Harta berlimpah
2. Jabatan atau kekuasaan
3. Pasangan Hidup yang setia
4. Rumah serta kendaraan yang bagus
5. Umur yang panjang berkah
6. Keluarga bahagia
7. Persaudaraan yang kompak
8. Persahabatan yang hangat
9. Anak-anak yang soleh solehah
10. Kesehatan
11. Kecerdasan
12. Kekuatan
13. Pengikut yang banyak
14. Waktu yang bermanfaat
15. Hati yang dipenuhi cinta pada-Nya
Mungkin daftar tersebut di atas, bisa dibuat lebih panjang lagi. Sesuai dengan kapasitas kemampuan kita menghitungnya.
Hanya saja Allah telah memberikan isyarat bahwa kita tak akan sanggup menghitung nikmatNya.
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah) (QS 14 ayat 34)
Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya) ( QS 16 ayat 55)
Tentu kita menyadari bahwa tidak semua dari 15 poin rezeki itu bisa didapatkan oleh seseorang. Para Nabi dan Rasul pun mendapat rezki yang berbeda-beda.
Ada Nabi yang diberikan keistimewaan dengan harta berlimpah, jabatan tertinggi, istri-istri yang setia, kemampuan retorika dan kecerdasan luar biasa.
Namun ada Nabi yang lain yang diberikan anak kuat yang soleh, yang dipilih menjadi Nabi juga. Semuanya mendapat rezki yang tak sama. Rezki yang ada, yang apa adanya, yang ada ada saja.
Belum tentu rezki yang “apa adanya itu buruk baginya”. Bisa jadi rezki tersebut justru mendatangkan banyak manfaat.
Seperti seorang artis yang pernah saya temui, sangat bersyukur bahwa beberapa bulan dia hanya makan singkong. Justru menurunkan berat badannya hingga 16 kg.
Terlepas apakah itu direncanakan atau dia ada dalam “rencana Allah”, hasilnya menggembirakan dan mendatangkan kabar gembira bagi mereka yang ingin diet.
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS 2 : 152)
Ingatan yang kuat kepada Allah dengan segala kemahabesaranNya, kemahakuasaNya, membuat seseorang layak untuk diingat Allah. Siapakah yang paling merasa tersanjung karena diingat olehNya?
Masya Allah, maka dia pantas bersyukur untuk anugerah tersebut. Diingat oleh Dzat Yang Maha Tinggi Maha Suci.
Insya Allah tentu hamba tersebut akan ditempatkan secara baik di tempat terbaik. The right man on the right place. Pasti tidak akan ada yang disia-siakan.
Segala sakit hati akan hilang manakala kita mampu melihat bahwa rezkinya itu adalah yang terbaik bagi dirinya setelah dia berusaha dengan segala upaya baik dan benar.
Apabila sakit hati tersebut belum juga dapat terobati, maka pandanglah ayat ayat kekuasaanNya yang terangkai dalam Al Qur’an.
Banyak kisah luarbiasa dari para penguasa dan para utusanNya. Semua menjadi obat penguat hati. Penjaga Hati.
Ingat kan dengan syair, “Jagalah hati, jangan kau nodai. Jagalah hati lentera hidup ini…”. ya memang hati yang sehat itu ibarat cahaya lentera. Bila hati sakit, maka cahayanya memudar. Meredup. Cahaya yang tidak cukup untuk menerangi jalan kehidupan yang sedang dilalui.
Demikianlah hati yang sakit. Layak baginya untuk diobati. Sebagaimana Rasulullah SAW yang senantiasa menjaga hatinya dengan membaca Al Qur’an.
Bahkan Nabi membaca Al Qur’an( yang telah dihafalnya) dengan sangat panjang dalam sholatnya. Inilah penyebab mengapa junjungan kita, Nabi Muhammad, mempunyai hati paling sehat.
Hati yang pandai bersyukur. Hati yang berbahagia di sepanjang hidupnya.
Wahai manusia! sungguh pelajaran (Al Qur’an) telah datang kepadamu dari TuhanMu, penyembuh bagi penyakit dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman (QS Yunus ayat 57).
Wallahu’alam bishowab.
Catatan Ustadzah Kingkin Anida
[Ln]