PERNIKAHAN itu memiliki manfaat bagi suami istri tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Adapun manfaat di akhirat sebagai berikut:
1. Pernikahan itu ibadah
Semua pengorbanan dalam berkeluarga tidak ada yang sia-sia. Sebab pernikahan itu dianggap separuh ibadah dan bahkan separuh agama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ تَزَوَّجَ فَقَدْ أُعْطِيَ نِصْفَ الْعِبَادَةِ. (رواه ابو يعلى)
“Siapa yang menikah, maka dia sudah diberi separuh ibadah”. (HR. Abu Ya’la)
من رزقه الله امرأة صالحة فقد أعانه على شطر دينه فليتق الله في الشطر الباقي. ( رواه البيهقى)
“Siapa yang diberi karunia oleh Allah seorang istri yang solihah, berarti Allah telah menolongnya untuk menyempurnakan setengah agamanya. Karena itu, bertaqwalah kepada Allah setengah sisanya”. (HR. Baihaqi)
Baca Juga: Memahami Tujuan Pernikahan
Memahami Manfaat Pernikahan di Akhirat
2. Hisab yang ringan, karena pernikahan menjadi benteng penjagaan diri dari perzinahan dan seks bebas. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يا معشر الشباب، من استطاع منكم الباءة فليتزوج؛ فإنه أغض للبصر، وأحصن للفرج، ومن لم يستطع فعليه بالصوم؛ فإنه له وِجَاءٌ»
“Wahai para pemuda, siapa pun di antara kamu yang mampu menikah, menikahlah. Karena ia dapat mendukkan pandangan dan menjaga kesucian. Siapapun yang tidak mampu melakukannya hendaklah dia berpuasa, karena shaum itu dapat membentengi dirinya.” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan lainnya)
3. Memenuhi hasrat seksual yang berpahala seperti sedekah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
” وَفِيْ بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً” , قَالُوا:يَارَسُوْلَ اللَّهِ أَيَأْتِيْ أَحَدُنَاشَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ؟, قَالَ: ” أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِيْ حَرَامٍ, أَكَانَ عَلَيْهِ فِيْهَا وِزْرٌ؟ فَكَذَالِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِيْ الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْر “. ( رواه مسلم )
“Dan dalam kemaluan kalian itu juga terdapat sedekah”. Mereka berkata: ” Wahai Rasulullah, Apakah salah seorang dari kami jika menyalurkan syahwatnya (dengan benar) dia akan mendapatkan pahala?”. Beliau bersabda: ”Bagaimana pendapat kalian jika disalurkan pada yang haram, bukankah dia berdosa? Demikian pula jika disalurkan pada yang halal maka dia berpahala.” (HR. Muslim)
4. Mendapatkan pahala sedekah saat memberi nafkah kepada keluarga dengan pahala yang lebih besar daripada berinfak di jalan Allah.
ما أنفقه الرجل على أهله فهو صدقة وإن الرجل ليؤجر في اللقمة يرفعها إلى في امرأته (متفق عليه)
“Nafkah yang diberikan seorang suami kepada keluarganya bernilai sedekah. Sungguh, seorang suami diberi pahala pada sesuap nasi yang dia masukkan ke dalam mulut istrinya” (HR. Muttafaq alaih)
Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
دِينَارٌ أَنْفَقْته فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَدِينَارٌ أَنْفَقْته فِي رَقَبَةٍ، وَدِينَارٌ تَصَدَّقْت بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ , وَدِينَارٌ أَنْفَقْته عَلَى أَهْلِك أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِي أَنْفَقْته عَلَى أَهْلِك. (رواه مسلم)
“Satu Dinar yang kamu infakkandi jalan Allah, satu Dinar yang kamu infakkan (memerdekakan) kepada hamba sahaya, satu Dinar kamu sedekahkan kepada seorang yang miskin, dan satu Dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu. Adapun yang paling besar pahalanya adalah yang kamu nafkahkan kepada keluargamu.” (HR. Muslim)
5. Istri yang taat dan dapat memggembirakan suami menjadi bukti keshalehannya di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلَا أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ؟ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ، وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ، وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ. (رواه ابو داوود)
“Maukah kamu kuberitahukan simpanan seseorang yang paling baik? Ia adalah istri sholehah, yang apabila sang suami melihatnya maka dia membuat suaminya senang, jika suaminya menyuruhnya maka dia menaatinya, dan jika suaminya tidak ada maka dia memelihara harta suaminya.” (HR. Abu Daud)
6. Istri shalihah yang taat, berbakti dan setia kepada suami, kemudian suami meridhai nya, maka saat istri wafat telah dijamin oleh Rasulullah sebagai ahli surga.
أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ .(رواه الترمذى وابن ماجه)
“Siapa saja istri yang meninggal dunia dan suaminya meridhainya, maka ia masuk surga.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
7. Saat bertemu menghadap Allah, menjadi hamba yang suci dan disucikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أرَادَ أنْ يَلْقَى اللهَ طَاهِرًا مُطَهَّرا فَلْيَتَزَوَّجِ الحَرائِرَ. ( رواه ابن ماجه)
“Siapa yang ingin bertemu dengan Allah dalam keadaan suci dan disucikan, maka menikahlah dengan perempuan-perempuan yang merdeka.” (HR Ibnu Majah)
8. Segala jerih payah dan pengorbanan sebagai orang tua dalam mendidik anak untuk menjadi anak yang shaleh akan diberikan pahala yang tidak terputus seperti sedekah jariyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اِذاَ ماَتَ ابْنُ اٰدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلاَّ مِنْ ثَلاَث: صَدَقَةٍ جاربة اَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَه. (رَوَهُ مُسْلِمْ)
“Apabila anak cucu Adam telah meninggal, terputuslah amalannya kecuali 3 perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan orang tuanya.” (HR Muslim)
Maka ilmu apapun yang bermanfaat yang diajarkan kepada anak akan menjadi amal yang terus beranjut bagi orang tua hingga setelah kematiannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ. ( رواه ابن ماجه )
“Sesungguhnya yang didapati oleh orang yang beriman setelah ia mati dari amalan dan kebaikan yang ia lakukan adalah ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak shalih yang ia tinggalkan, mushaf Al-Qur`an yang ia wariskan, masjid yang ia bangun, rumah persinggahan bagi para musafir yang ia bangun, sungai yang ia alirkan dan sedekah yang ia keluarkan dari hartanya ketika ia sehat dan hidup. Semua itu akan tetap menemuinya setelah ia mati.” (HR. Ibnu Majah)
9. Mendidik anak hingga mampu membaca Al-Quran, akan mendatangkan pahala bagi orang tua sebanyak hurup dan ayat yang dibaca oleh anak.
من عَلَّم آيةً من كتاب الله عز وجل كان له ثوابها ما تليت . (رواه ابو سهل القطان)
“Siapa saja yang mengajarkan satu ayat dari Al-Quran maka dia mendapatkan pahalanya sebanyak ayat yang dibaca”. (HR. Abu Sahel Al-Qatthan)
10. Mendidik anak hingga rajin membaca AlQuran dan mengamalkannya, maka akan dibalas kepada orang tuanya dengan mahkota termewah dan termegah di surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من قرأ القرآن وعمل بما فيه، ألبس والداه تاجا يوم القيامة، ضوءه أحسن من ضوء الشمس في بيوت الدنيا لو كانت فيكم، فما ظنكم بالذي عمل بهذا؟
“Barang siapa membaca Al-Quran dan mengamalkannya, maka orang tuanya akan mengenakan mahkota pada hari kiamat yang cahayanya lebih terang dari cahaya matahari di dunia yang ada di tengah kalian. Maka Bagaimana menurut perkiraanmu terhadap orang yang menganmalkan (Al-Quran) ini?”
(HR. Abu Ya’la, Hakim, Baihaqi, dan Ibnu Abdil Barr, Ahmad, Thabrani dan Hakim)
Hadits ini dhaif, namun karena banyak yang meriwayatkannya dari jalur yang berbeda, maka bisa ditulis untuk bisa diambil ibrahnya dan dijadikan dalil.
11. Digolongkan oleh Rasulullah sebagai umatnya. Rasulullah bersabda:
أما والله إني لأخشاكم لله وأتقاكم له، لكني أصوم وأفطر، وأصلي وأرقد، وأتزوج النساء، فمن رغب عن سنتي فليس مني. ( رواه البخارى ومسلم)
“Demi Allah aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya. Namun, aku berpuasa dan berbuka, aku shalat dan tidur, dan menikahi perempuan. Siapa saja yang membenci sunnahku maka dia bukan golonganku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Catatan Ustazah Dr. Aan Rohanah Lc., M.Ag di akun instagramnya @aanrohanah_16. Ustazah Aan Rohanah adalah perempuan yang Peduli Keluarga dan Pendidikan Anak.
[Ln]