USTAZAH Aan Rohanah menjelaskan bahwa suami dan istri harus mewujudkan keharmonisan keluarga di dunia hingga ke akhirat di surga.
Sebagaimana keharmonisan keluarga Rasulullah yang selalu berupaya untuk mewujudkan keharmonisan keluarga hingga ke surga, diantaranya sebagai berikut ini:
1. Menjaga keseimbangan antara ibadah kepada Allah dan kepada keluarga.
Sehingga Rasulullah selama Ramadan banyak memprioritaskan ibadah kepada Allah.
Namun, tetap berupaya untuk bisa berinteraksi dengan cara yang terbaik kepada keluarganya, agar bisa harmonis hingga ke surga. Allah berfirman:
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱرۡكَعُوا۟ وَٱسۡجُدُوا۟ وَٱعۡبُدُوا۟ رَبَّكُمۡ وَٱفۡعَلُوا۟ ٱلۡخَیۡرَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ( الحج : ٧٧)
“Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah, sembahlah Tuhanmu, dan lakukanlah kebaikan agar kamu beruntung.”(Alhaj: 77).
Rasulullah bersabda:
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
View this post on Instagram
أنا أصلي وأنام، وأصوم وأفطر، وأتزوج النساء، فمن رغب عن سنتي فليس مني (متفق عليه)
“Aku shalat dan tidur, berpuasa dan berbuka, serta menikah dengan wanita. Barang siapa membenci sunnahku maka dia bukan golongan aku.” (Muttafaq ‘alaihi).
Jika malam tiba, Rasulullah membuat istri tidur nyenyak, tapi beliau membangunkan istri untuk salat malam dan berdzikir agar bisa bersama di surga.
رحم الله رجلًا قام من الليل فصلى وأيقظ امرأته، فإن أبت نضح في وجهها الماء، ورحم الله امرأة قامت من الليل فصلت وأيقظت زوجها، فإن أبى نضحت في وجهه الماء. (رواه أبو داود)
“Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun di malam hari lalu shalat dan membangunkan istrinya. Jika dia menolak, maka dia memercikkan air ke mukanya. Semoga Allah merahmati seorang perempuan yang bangun di malam hari lalu shalat dan membangunkan suaminya. Jika dia menolak, maka dia memercikkan air ke mukanya.” (HR. Abu Daud).
Keharmonisan Harus Terjaga Hingga ke Surga
Baca juga: Kunci Utama Keharmonisan Keluarga
Begitupun ketika datang bulan Ramadan, beliau memberikan izin dan menyiapkan tempat di masjid untuk istrinya beri’tikaf.
Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selalu bersikap romsntis kepada istri sekalipun sedang berpuasa, sehingga di siang hari beliau mencium dan mencumbu istri, namun tidak sampai melakukan hubungan intim.
Karena, keharmonisan keluarga diperjuangkan hingga ke surga.[Sdz]