HAKIKAT cinta dan kasih sayang suami istri ditulis oleh Ustazah Aan Rohanah.
Allah memberikan cinta dan kasih sayang kepada suami istri agar mereka bisa membangun keluarga dengan senang dan bahagia.
Sehingga mereka sekalipun harus berkorban untuk pasangannya tidak akan merasa lelah dan bosan.
وَجَعَلَ بَیۡنَكُم مَّوَدَّةࣰ وَرَحۡمَةًۚ ( الروم : ٢١)
“Dan Dia (Allah) menciptakan cinta dan kasih sayang diantara kalian ( suami istri )” (QS. Ar-Rum:21).
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa seorang suami akan setia kepada istri selama masih mencintai atau menyayanginya.
Cinta dan kasih sayang kepada pasangan harus ikhlas untuk mencari ridha Allah agar mereka bisa menjadi satu jiwa, bisa menerima segala kekurangan pasangan, bisa saling menanggung beban dan saling mensupport, sehingga keluarga mereka semakin kokoh.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.” (HR. Shahih Muslim).
Kebersamaan suami istri itu harus seperti satu tubuh ketika senang dirasakan bersama dan saat sulit juga dirasakan bersama.
Suami istri harus seperti cermin agar mereka bisa saling menyempurnakan dan saling menutupi aib.
Hakikat Cinta dan Kasih Sayang Suami Istri
Baca juga: Suami Istri Harus Menjadi Cermin Bagi Pasangannya
Suami istri harus seperti lebah agar mereka bisa saling menggembirakan dan menebar kebaikan.
Suami harus seperti pohon kurma, sehingga bisa saling memberikan manfaat, saling terikat dan keberadaannya selalu dibutuhkan.
Suami istri harus seperti emas yang dibakar dan ditempa namun bertambah kemilaunya, sehingga sekalipun mereka banyak rintangan dan cobaan tapi hubungan mereka tetap harmonis serta cinta dan sayang mereka bertambah kuat.
Wahai suami dan istri cintailah pasangan dengan ikhlas, sepenuh hati dan sepenuh jiwa agar keluarga tetap kokoh seperti sebuah perahu tetap berlayar di lautan sekalipun diterjang ombak besar, badai dan angin kencang.[Sdz]