ChanelMuslim.com – Dimanakah Orang Tua?
Sedang ramai berita remaja anggota geng motor rampok toko. Terlintas dalam benak, dimanakah keluarga mereka?
Apakah orang tuanya dulu waktu mendidik juga berharap kelak anaknya menjadi perampok dan membuat resah jutaan orang?
Akhir Bulan Desember ini adalah hari-hari libur. Seharusnya waktu libur merupakan waktu untuk bergembira dan merasakan rehat sejenak bersama keluarga setelah berbulan-bulan belajar, beraktivitas dan bekerja.
Namun anggota geng motor ini secara sadar melakukan perbuatan melawan hukum.
Bagaimana perasaan ayah dan ibu melihat anaknya menjadi penjahat kriminal?
Saya kira tidak ada satupun orang tua yang normal menginginkan anaknya menjadi penjahat.
Kita patut miris melihat berita pelajar tawuran sepulang sekolah hingga menimbulkan korban jiwa (kasus terbaru di Bekasi), pengguna dan korban narkoba dari kalangan anak muda jumlahnya semakin bertambah (tahun 2007 angkanya mencapai hampir empat juta orang).
Anak-anak yang terpapar dan menjadi konsumen pornografi di kalangan usia SD tiap tahun semakin bertambah.
Data dari Yayasan Kita dan Buah Hati tahun 2006 sudah mencapai angka 100%.
Kehamilan yang tidak diinginkan _(unwanted pregnancy)_ di kalangan pelajar akibat pergaulan bebas semakin marak yang menyebabkan tingkat aborsi naik tiap tahun.
Ditambah yang sedang hangat dua tahun terakhir ini yaitu pertambahan jumlah pelaku nikah sesama jenis dan _samen leven_ (kumpul kebo).
Data perceraian dari Kementerian Agama pada tahun 2015 meningkat 200%. Ini artinya terjadi disharmoni dalam keluarga yang semakin memprihatinkan. Jika keluarga rapuh, lalu kemana anak-anak akan kembali?
Jika kondisi ini terus dibiarkan dan tidak ada penanganan yang serius dari negara, maka bagaimana nasib bangsa dan negara ini di kemudian hari? Bahaya ini bisa menular pada hal yang lain dan menjadi ancaman terhadap ketahanan nasional.
Wahai orang tua, sadarlah. Kembalilah ke belakang dan jaga gawang masing-masing. Keluarga adalah benteng pertahanan pertama dan terakhir. Segala prestasi dan capaian dunia tidak ada artinya jika anak-anak menjadi pembuat masalah dalam kehidupan bermasyarakat.
Kasihan anak-anak ini. Seorang psikolog perkembangan anak mengatakan jika ada orang bermasalah di usia dewasa, maka telusuri lima tahun pertama kehidupannya.
Berhati-hatilah pada anak di usia emasnya. Jika sekarang sudah terlanjur anak tumbuh menjadi manusia dewasa yang melakukan perbuatan melawan hukum dan melanggar norma masyarakat maka selama masih ada umur tidak ada kata terlambat. Segeralah rengkuh anak-anak itu. Sadarkan dan mintalah maaf pada anak karena kelalaian orang tua di masa pengasuhan dan pendidikan di rumah.
Didiklah anak kalian karena sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, bukan untuk zamanmu..
@wirianingsih
#LintasanPikiran
Ditulis oleh Ustadzah Wiwi Wirianingsih pada Selasa(26/12) di akun Facebooknya