ISLAM adalah agama yang didirikan di atas tonggak kebersihan, sehingga kebersihan merupakan syarat dari iman. Semua ibadah yang dilaksanakan, harus didahului dengan proses thaharah (pembersihan diri atau bersuci).
Dan semua ibadah yang dilakukan juga memiliki tujuan untuk membersihkan diri dari segala dosa dan noda dalam kehidupan.
Sehingga kelak ia bisa bertemu Allah subhanahu wa ta’ala dalam keadaan bersih dan suci baik secara lahir maupun bathin.
عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَأُ الْمِيزَانَ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَآَنِ أَوْ تَمْلَأُ مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْض،ِ وَالصَّلَاةُ نُورٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَان،ٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْك،َ كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَايِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا (رواه مسلم)
Dari Abu Malik al-Asy’ari ra, “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kebersihan adalah setengah dari keimanan, (dzikir) alhamdulillah akan memenuhi timbangan, (dzikir) subhanallah dan alhamdulillah keduanya, atau salah satunya akan memenuhi apa yang ada antara langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah adalah petunjuk, kesabaran adalah sinar, dan al-Qur’an adalah hujjah untuk amal kebaikanmu dan hujjah atas amal kejelekanmu.
Setiap manusia adalah berusaha, maka ada orang yang menjual dirinya sehingga membebaskannya atau menghancurkannya.” (HR. Muslim, hadits no. 328)
Baca Juga: Kisah Petugas Kebersihan yang Terhormat
Hadis Tentang Kebersihan Syarat Iman
Hikmah Hadis:
Ada beberapa cara untuk membersihkan diri sebagimana dijelaskan dalam hadis di atas, yaitu:
1. Banyak berdzikir, diantaranya dengan mengucapkan subhanallah dan alhamdulillah. Kedua dzikir ini keutamannya akan memiliki pahala yang timbangan kebaikannnya seakan memenuhi ruang antara langit dan bumi.
2. Senantiasa mendirikan shalat, karena shalat adalah cahaya yang dapat menerangi “jalan” kehidupan seseorang. Tanpa shalat, akan menjadi gelaplah arah tujuan seseorang di dunia.
3. Senantiasa memperbanyak infaq dan shadaqah, termasuk di dalamnya mengeluarkan zakat. Karena zakat juga merupakan bagian dari shadaqah. Bahkan dalam Al-Qur’an, Allah mengistilahkan zakat dengan shadaqah dalam beberapa ayat.
4. Mempertebal kesabaran. Karena kesabaran adalah kontrol dan pengendali jiwa. Dalam hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengistilahkannya dengan dhiya‘ yang secara bahasa berarti cahaya yang terang benderang.
5. Memperbanyak membaca Al-Qur’an, mentadaburinya dan mengamalkannya dalam kehidupan. Karena Al-Qur’an dapat memberi syafaat bagi pembacanya di hari akhirat.
Namun ia juga dapat memberatkan, yaitu bagi yang tidak membacanya, atau tidak mengamalkannya, atau bahkan mengingkari isi kandungannya. Na’udzubillahi min dzalik.
Kelima hal di atas adalah cara untuk menuju kebersihan diri, yang apabila diamalkan maka berarti ia telah berbuat dan berusaha untuk menyelamatkan dirinya dari dahsyatnya api neraka.
Sebaliknya apabila tidak mau melakukannya, atau melakukan perbuatan berdasarkan hawa nafsunya, maka berarti ia telah menghancurkan dan membinasakan dirinya serta menjerumuskannya ke dalam kobaran api neraka.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang membersihkan dirinya dan diselamatkan dari dahsyatnya api neraka. Amiiin Ya Rabbal Alamiiin…
Wallahu A’lam
Pemateri: Ustad Rikza Maulan, Lc, M.Pd