SESUNGGUHNYA kamu mencium bagian dari surga (Hajar Aswad). Sementara itu, bau surga menebarkan aroma wangi dan cahayanya tampak berpendar.
Menurut buku Dahsyatnya Umrah karya Dr. Khalid Abu Syadi ditulis bahwa Rasulullah bersabda, “Hajar Aswad diturunkan dari surga. Warnanya sangat putih melebihi warna susu. Sementara, dosa manusia telah menjadikan Hajar Aswad berubah hitam”.
Saat berada di sisi Hajar Aswad, coba kamu ingat dosa-dosa kamu di masa lampau, lantas pikirkan bagaimana batu yang membisu itu kini berwarna hitam.
Baca juga: Berserah di Hadapan Hajar Aswad
Merindukan Surga
Rasulullah bersabda, “Seandainya Hajar Aswad tidak tersentuh oleh najisnya kaum jahiliyah, maka ketika orang sakit menyentuhnya dia akan mendapat kesembuhan. Tidak ada di muka bumi bagian dari surga kecuali Hajar Aswad”.
Oleh karena itu, Rasulullah tidak pernah meninggalkan untuk mengusap Rukun Yamani dan Hajar Aswad dalam setiap thawafnya.
Bisa jadi bibir kamu mencium bekas bibir Rasul saat mencium Hajar Aswad. Dengan begitu, kamu termasuk orang yang beruntung untuk selamanya.
Demikianlah tanda-tanda para pecinta yang tulus, menyukai apapun yang pernah ditinggalkan oleh sang kekasih. Apalagi, jika menghormati pertemuan lantaran berpisah cukup lama.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Hendaklah kamu mengoptimalkan waktu yang berharga ketika orang-orang tidak sedang berdesakan di sekitar Ka’bah, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh seseorang sebelum kamu, yaitu Muhammad Dhia’uddin al-Shabuni.
Lantas menceritakan pengalamannya seraya beryair yang berbunyi, “Keelokan Ka’bah telah menampakkan sihirnya. Alangkah indahnya Ka’bah di waktu sahur. Tiap kali aku mengelilingi Ka’bah seraya diliputi kesedihan”.
“Tiba-tiba rasa rinduku muncul lantas kucium Hajar Aswad. Rasul telah mencium Hajar Aswad. Bagaimana aku tidak menghormati seraya mencium Hajar Aswad”, lanjutnya. [Din]