KA’BAH yang berarti bangunan segi empat yang melambangkan persatuan yang kokoh karena terdiri dari empat sisi yang saling menguatkan untuk berdiri.
Ka’bah yang mulia (Ka’bah Al Musyarrafah) di dalam Al-Qur’an di sebutkan secara eksplisit pada surat Al-Maidah ayat ke-97.
Baca juga: Anugerah Minum Air Zam-Zam
Melambangkan Persatuan yang Kokoh, Inilah Definisi Ka’bah yang Mulia
Dalam buku Haji dan Umroh Yang Nikmat karya Trinil Susilawati menjelaskan, Allah telah menjadikan Ka’bah sebagai rumah suci yang menjadi pusat peribadatan dan urusan dunia bagi manusia.
Lebih dari sekadar bangunan fisik, Ka’bah adalah lambang persatuan umat Islam. Setiap tahunnya, jutaan Muslim dari berbagai belahan dunia berkumpul di sekitar Ka’bah untuk menjalankan ibadah haji, salah satu dari lima rukun Islam.
Bangunan Ka’bah yang ada sekarang merupakan hasil renovasi berkali-kali, sejak nabi Adam, kemudian oleh Nabi Syits, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Abdul Muthalib, Suku Quraisy, Abdullah bin Zubair bin Awwam, Hajjaj bin Yusuf Ats Tsaqofi.
Dan yang Nampak sampai saat ini adalah hasil pembangunan Sultas Murad IV al Utsmani pada tahun 1630 Masehi.
Dalam satu tahun, Ka’bah dicuci sebanyak dua kali yaitu pada bulan Dzulhijah dan pada awal bulan Sya’ban.
Melalui pintu yang berlapis emas, orang dapat masuk ke dalam Ka’bah dan melaksanakan shalat atau berdoa di dalamnya.
Namun, demi menjaga kesucian Ka’bah, tidak semua orang boleh masuk ke dalamnya, kecuali mereka yang mendapat izin dari Raja Saudi atau Walikota Makkah.
Bagi orang yang ingin melaksanakan shalat di dalam Ka’bah cukup dengan melakukan shalat di Hijr Ismail karena itu termasuk Ka’bah, sebagaimana ditegaskan dalam beberapa hadis shahih yang bersumber dari Ummul Mu’minin Aisyah r.a.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Berdasarkan surat Ali Imran: 96, Ka’bah merupakan bangunan yang pertama ada di Bumi yang dipergunakan untuk ibadah pada Allah.
Pernyataan Allah ini sekaligus sebagai bantahan terhadap ahli kitab yang menyatakan bahwa bangunan tertua untuk ibadah adalah Masjidil Aqsha.
Sejak jaman Nabi Ismail, Ka’bah sudah di tutup dengan kain Kiswah yang berbahan sutra dan berwarna hitam. [Din]