BIASANYA anak-anak takut saat tahu akan dibawa ke dokter gigi. Mereka membayangkan alat-alat tajam yang akan masuk ke dalam mulutnya, belum lagi tak sedikit orangtua yang memberikan gambaran menakutkan tentang dokter gigi saat berusaha mencegah anak makan permen ataupun saat menyuruh anak gosok gigi sebelum tidur.
Nah Bunda Ayah sebaiknya cara menakut-nakuti anak ini segera dihindari ya.
Menurut Pedoman Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil dan Balita dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pemeriksaan gigi anak ke dokter gigi harus rutin dilakukan setiap tiga sampai enam bulan sekali.
Oleh karena itu untuk menghindari anak menangis merota-rota setiap datang ke dokter gigi, sebaiknya Bunda dan Ayah menerapkan beberapa tips berikut ini agar anak tidak takut pergi ke dokter gigi:
1. Ajak anak ke dokter gigi sejak dini
Jangan menunggu gigi anak lengkap untuk membawa anak ke dokter gigi. Sebaiknya bawa mereka ke dokter gigi saat telah tumbuh gigi pertamanya.
Hal ini bertujuan agar anak terbiasa dengan situasi klinik dokter gigi sehingga mereka tidak akan ketakutan saat datang ke dokter gigi karena sudah mengenalnya.
Selain itu, berdasarkan American Academy of Pediatric Dentistry, alasan lain anak perlu dibawa ke dokter gigi adalah untuk memonitor tumbuh kembang gigi geligi dan rahangnya. Kemudian untuk mendeteksi dini adanya permasalahan pada gigi geligi dan jaringan pendukung di mulut anak.
Baca Juga: Dari Dokter Gigi Spesialis Hingga Menjadi Desainer Hijab Internasional
Tips Agar Anak-Anak Tidak Takut Pergi ke Dokter Gigi
2. Ajak anak bermain peran dokter-dokteran
Saat bermain peran dokter-dokteran, khususnya dokter gigi, anak jadi lebih mengetahui bagaimana situasi sebenarnya saat bersama dokter gigi.
Bunda dan Ayah bisa mengajak anak berkomunikasi layaknya antara pasien dan dokter sungguhan. Ini dapat membantu membangun citra dokter gigi sebagai teman bukan sebagai musuh yang menakutkan bagi anak-anak.
Akhirnya anak jadi lebih tenang saat harus datang ke dokter gigi, ia jadi lebih kooperatif saat diajak minum obat maupun saat dokter harus membereskan masalah giginya.
3. Bawa mainan favorit anak
Untuk mengurangi rasa takut anak, jangan lupa Bunda dan Ayah untuk selalu menyiapkan mainan favorit anak. Adanya mainan favorit ini juga membuat situasi klinik dokter gigi menjadi lebih menyenangkan.
4. Perlihatkan dunia dokter gigi melalui media audio visual
Memperlihatkan dunia dokter gigi melalu media audio visual membuat anak lebih mudah memahami situasi yang sebenarnya.
Anak jadi termotivasi untuk datang ke dokter gigi karena penyampaian yang positif dan menyenangkan dari film yang ditonton.
5. Orantua menjadi role model
Sebelum mengajak anak ke dokter gigi, perlihatkan kepada anak apa yang dilakukan dokter gigi saat Bunda atau Ayah berkunjung.
Perlihatkan bahwa setelah datang ke dokter gigi kondisi gigi Bunda dan Ayah semakin baik dan tidak merasa kesakitan.
6. Pilihlah dokter gigi yang tepat
Carilah rekomentasi dokter gigi yang tepat dan nyaman bagi anak-anak. Alangkah baiknya Bunda Ayah memilih dokter gigi yang spesialis untuk anak-anak agar perawatan gigi anak lebih optimal, terutama saat penanganan.
Dokter gigi spesialis anak memiliki pendalaman ilmu khusus terkait psikologi anak dan tumbuh kembang gigi anak dibandingkan dengan dokter gigi umum.
Dokter gigi spesialis anak juga bisa menganani beberapa masalah gigi anak yang cukup kompleks.
7. Berikan reward pada si kecil setelah kunjungan ke dokter gigi
Berikan hadiah sebagai apresiasi keberanian anak datang ke dokter gigi. Pemberian reward ini meningkatkan motivasi anak untuk merawat giginya.
Selama mencoba ya Bunda Ayah, selalu bangun citra positif dokter gigi kepada anak-anak. [Ln]