ANAK akan mengalami fase berbohong saat berbicara kepada Bunda dan Ayah, sehingga orangtua perlu memahami tanda-tanda anak yang berbohong agar tidak menjadi kebiasaan. Namun perlu Bunda dan Ayah ketahui, anak yang berbohong memiliki motif yang bervariasi, dan bukan merupakan cerminan karakter moral mereka.
Dilansir dari The Asian Parent, saat anak berbohong sebagai konsekuensi alami dari perkembangan kognitif di masa pertumbuhannya. Semakin dini ia belajar membaca situasi dan pikiran orang lain, saat itulah ia belajar untuk menutupi kebenaran.
Penelitian mengatakan bahwa beberapa balita mulai berbohong sebelum menginjak usia dua setengah tahun. Menjelang usia empat tahun, lebih dari 80 persen anak terkadang berbohong.
Baca Juga: Menyikapi Suami yang Suka Berbohong
Tanda-Tanda Anak Berbohong, Kenali Proses Tumbuh Kembangnya
Kemampuan anak saat berbohong akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Memasuki enam tahun, anak lebih pandai menunjukkan ekspresi wajah dan nada suara untuk melancarkan upaya berbohong. Demikian seterusnya hingga ia remaja.
Oleh karena itu, pada usia 5-10 tahun merupakan rentang waktu krusial untuk membatasi mana kebohongan dan kejujuran.
Berikut ini tanda-tanda anak sedang mencoba berbohong:
1. Kontak mata tidak biasa
Saat berbicara anak cenderung untuk menghindari kontak mata langsung dengan orangtua. Ia akan membuang muka atau berpaling untuk menyembunyikan kebenaran.
2. Pengulangan kata
Saat berbohong anak membutuhkan waktu untuk menyusun kebohongan sehingga tak jarang mereka akan mengulang kata-kata yang sama dan berbelit-belit.
3. Inkonsistensi
Terkadang cerita awal yang disampaikan oleh anak akan berubah dan terlihat tidak konsisten, karena ia sedang menyembunyikan sesuatu. Tak jarang anak akan bereaksi defensif saat orangtua menanyakan sesuatu.
4. Gestur tubuh tidak biasa
Anak juga akan menunjukkan gestur tubuh yang tidak biasa saat sedang berbohong. Biasanya ia akan berdiri dengan tangan di belakang dan digoyangkan. Ini bisa menjadi indikasi bahwa anak sedang tidak jujur kepada orangtua.
Selain itu, ia akan meremas tangannya atau menggeliat saat berbicara dan beberapa petunjuk lainnya yang menandakan ketidaknyamanan anak.
Nah, Bunda dan Ayah jika menemukan anak memiliki tanda-tanda di atas atau tanda lainnya maka sebagai orangtua perlu memberikan teladan, dan nasihat serta memiliki keterampilan berkomunikasi dengan anak dengan bijaksana agar anak memahami konsekuensi dari sikap suka berbohong.