ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) pada anak sering tampak pada perilakunya yang sulit fokus, hiperaktif dan impulsif. Banyak mitos yang beredar tetang penyebab anak mengidap ADHD seperti gula, penyedap rasa, alergi bahkan imunisasi. Namun apakah benar seperti itu? Berikut ini dikutip dari SehatQ di antara penyebab sesungguhnya ADHD:
Kelainan pada otak
Akademi Dokter Anak Amerika (American Academy of Pediatrics/AAP) menyebut penderita ADHD mengalami masalah pada neurobiologisnya. Tepatnya, pada bagian otak yang mengatur fokus dan aktivitas anak.
Keturunan
Faktor genetik memainkan peranan penting sebagai penyebab ADHD pada anak. Dalam kebanyakan kasus, ADHD cenderung menurun dalam keluarga lewat gen yang diwariskan oleh orangtua ketika anak masih di dalam kandungan.
Meski demikian, para peneliti percaya bahwa proses penurunan gen ADHD ini sangat kompleks dan tidak terkait dengan adanya cacat pada gen itu sendiri.
Masalah saat ibu mengandung
Ibu yang mengalami banyak masalah kesehatan saat hamil seperti terpapar zat kimia, memiliki risiko lebih besar untuk melahirkan anak dengan ADHD.
Sementara itu, bayi yang lahir dengan berat badan rendah maupun lahir kurang bulan (prematur) berpotensi mengalami hal yang sama.
Cedera kepala
Bayi yang mengalami cedera kepala di bagian depan dikatakan berpotensi mengidap ADHD. Pasalnya, bagian inilah yang mengontrol impuls serta emosi anak.
Cedera pada bagian kepala depan dapat membuat anak menjadi hiperaktif, impulsif, dan sulit fokus di masa mendatang.
Baca Juga: 7 Penyebab Depresi Pasca Persalinan
Penyebab dan Gejala ADHD Pada Anak, Jangan Termakan Mitos
Sedangkan The Asian Parent melaporkan anak yang mengalami ADHD memiliki tiga gejala khusus, yaitu:
1. Inatensi, yaitu tidak mampu memjaga fokus. Anak menunjukkan pola inatensi dengan perilaku sebagai berikut:
- Gagal memperhatikan detail atau membuat kesalahan ceroboh dalam tugas sekolah.
- Ia kesulitan untuk tetap fokus dalam tugas dan bermain.
- Tampak tidak mendengarkan, bahkan ketika diajak bicara secara langsung
- Mengalami kesulitan mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan rumah.
- Mengalami kesulitan mengatur tugas dan aktivitas.
- Menghindari atau tidak suka tugas yang membutuhkan upaya mental yang terfokus.
- Kehilangan barang-barang yang diperlukan untuk tugas atau aktivitas, misalnya mainan, tugas sekolah, pensil.
- Mudah terdistraksi
- Lupa melakukan beberapa kegiatan sehari-hari, seperti lupa mengerjakan tugas.
2. Hiperaktif, gerakan berlebih yang tidak sesuai dengan situasi
3. Impulsif, tindakan tergesa-gesa yang terjadi tanpa berpikir
Anak menunjukkan pola hiperaktif dan impulsif dengan perilaku sebagai berikut:
- Tampak gelisah
- Menepuk tangan atau menggerakkan kaki-kakinya, atau menggeliat di kursi.
- Mengalami kesulitan untuk tetep duduk di kelas atau dalam situasi lain
- Menunjukkan gerakan konstan
- Berlai atau memanjat dalam situasi yang tidak tepat
- Mengalami kesulitan bermain atau melakukan aktivitas dengan tenang
- Terlalu banyak bicara
- Mengalami kesulitan untuk menunggu gilirannya
- Menyela dan mengganggu percakapan, permainan, atau aktivitas orang lain
Jika Bunda dan Ayah melihat sang anak menunjukkan gejala ADHD segera membawanya ke dokter spesialis anak agar mendapat diagnosis yang akurat. [Ln]