MENINGKATKAN taqwa di bulan Ramadan merupakan momentum penting. Tujuan berpuasa bukan untuk membuat kita lapar dan haus, atau menghilangkan sebagian kenyamanan dan kemudahan kita. Tujuan puasa sebenarnya adalah agar kita belajar bertaqwa.
Taqwa sangat ditekankan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Ada lebih dari 158 ayat dalam Al-Qur’an tentang taqwa dan ada ratusan hadis yang membahas hal ini.
Dilansir dari aboutislam, taqwa adalah Islam itu sendiri. Ini adalah jumlah total dari semua nilai-nilai dan kebajikan Islam. Jika seseorang bertakwa maka ia telah mencapai segalanya.
Taqwa adalah kesadaran Allah. Yaitu melakukan upaya terbaik untuk hidup sesuai perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya. Al-Qur’an telah menggunakan kata taqwa yang berarti kesadaran kepada Allah, takut kepada Allah, beribadah kepada Allah, keikhlasan dalam iman, dan menjauhi kemaksiatan kepada Allah.
Baca juga: 5 Tips Puasa Agar tidak Terasa hingga Waktu Berbuka
5 Tips Meningkatkan Taqwa di Bulan Ramadan
Puasa membangun karakter taqwa jika dilakukan dengan cara yang benar. Bagaimana puasa membangun karakter taqwa? Mari kita lihat beberapa hal yang wajib dilakukan oleh orang yang berpuasa, dan lihat kaitannya dengan konsep dan semangat taqwa.
1. Berbeda dengan salat, zakat, dan haji. Puasa merupakan amalan yang tidak kasat mata. Hanya Allah dan orang yang berpuasa yang tahu apakah dia berpuasa atau tidak.
Seseorang mungkin diam-diam makan atau minum sesuatu dan tidak seorang pun akan menyadarinya dan tidak seorang pun dapat mengetahuinya. Namun orang yang berpuasa berkomitmen karena Allah dan ingin menjaga kesucian puasanya karena Allah.
Dengan demikian, puasa mengajarkan keikhlasan dan membantu seseorang belajar hidup berdasarkan prinsip-prinsip imannya, terlepas dari apakah orang lain mengetahuinya atau tidak. Inilah tujuan dan hakikat taqwa.
2. Makanan dan seks adalah dua kebutuhan dan keinginan yang penting bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan manusia. Namun keduanya dapat dengan mudah rusak dan mengganggu jika tidak dikontrol dan didisiplinkan dengan baik.
Taqwa mensyaratkan ketaatan pada aturan Allah ketika seseorang makan dan ketika seseorang menikmati hubungan seksual. Puasa mengajarkan bagaimana mengendalikan dan mendisiplinkan keinginan tersebut.
3. Dunia ini penuh dengan godaan. Dibutuhkan kedisiplinan yang tinggi untuk mengatakan “tidak” pada sesuatu yang sangat menggiurkan namun tidak baik bagi kita. Selama berpuasa kita belajar bagaimana mengatakan “tidak” terhadap hal-hal yang diperbolehkan dan baik, namun dilarang selama berpuasa.
Ketika seseorang belajar bagaimana mengatakan “tidak” terhadap apa yang secara umum diperbolehkan, maka ia akan dengan mudah mengendalikan diri untuk menghindari apa yang dilarang. Inilah semangat taqwa.
4. Masyarakat pada umumnya peduli pada diri sendiri dan keluarganya, namun seringkali mengabaikan kebutuhan orang lain. Mereka yang punya bahkan tidak merasakan kepedihan dan penderitaan mereka yang kelaparan, tunawisma, dan hidup dalam kemiskinan.
Melalui puasa, kita merasakan sampai batas tertentu kepedihan dan penderitaan orang-orang miskin dan melarat. Puasa mengajarkan empati dan simpati, serta menghilangkan sebagian sifat egois dan egoisme kita. Inilah semangat taqwa.
5. Ketika umat Islam berpuasa bersama di bulan Ramadan, maka akan terbangun suasana keutamaan, persaudaraan dan persaudaraan. Kita semakin dekat dengan pencipta kita dan kita juga semakin dekat satu sama lain. Persatuan, kedamaian, kerukunan, persaudaraan dan persaudaraan adalah buah dari ketakwaan. Di bulan Ramadan kita menikmati buah-buahan ini seiring kita bertumbuh dalam ketaqwaan.
[Sdz]