• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Senin, 17 November, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Teras

Keluarga Koalisi

Agustus 2, 2018
in Teras
74
SHARES
568
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com- Mempunyai anak merupakan cita-cita setiap pasangan suami isteri. Tapi, apa jadinya jika sudah lebih dari lima belas tahun, cita-cita itu tak juga terwujud. Perlukah keluarga berkoalisi?
Bu Endang seperti tak lagi punya pilihan. Entah sudah berapa pengobatan ia dan suami lakukan demi bisa punya anak, tapi hasilnya tetap saja nihil. 
Hingga suatu hari, Bu Endang menawarkan sebuah solusi ke suami. “Mas mau poligami?” ucapnya begitu serius.
Sontak saja, suami Bu Endang menjadi canggung. Ia bingung mesti bilang apa. Mau setuju, masih belum percaya. Mau nolak, tapi kok tawarannya lumayan menarik.
“Kamu benar-benar serius, Dek?” tanya balik suami Bu Endang. 
Dengan ekspresi penuh kemantapan, Bu Endang pun mengangguk setuju. “Demi masa depan kita bersama, Mas. Supaya Mas bisa punya keturunan. Insya Allah, aku ikhlas!” tegas Bu Endang yang membuat hati suaminya begitu trenyuh. 
“Tapi, ada syaratnya, Mas…,” tambah Bu Endang kemudian.
Suaminya pun kian menyimak. “Aku hanya ingin posisiku sebagai isteri tetap punya pengaruh yang kuat di keluarga kita. Bukan si dia,” ucap Bu Endang agak berat. 
“Aku paham, Dek. Insya Allah ini jadi syarat yang akan aku pegang,” jawab suami Bu Endang kemudian.
Proses panjang pun bergulir. Hari berganti pekan, dan pekan melompat ke bulan. Calon isteri kedua suami Bu Endang sudah ketemu. Teman suami Bu Endang yang mengenalkan.
Setelah proses kenalan yang dilakukan suami Bu Endang, sang calon isteri pun siap untuk dilamar. Siap untuk menjadi isteri kedua. 
Menjelang proses itu, Bu Endang mengingatkan suaminya tentang syarat yang telah mereka sepakati. “Oh iya, hampir aku lupa, Dek,” ucap suami Bu Endang. 
Melalui perantaraan teman suami Bu Endang, hal tersebut dibahas oleh kedua belah pihak, suami Bu Endang dan calon isteri keduanya. 
Di luar dugaan, pembahasan itu ternyata tak semudah yang dibayangkan. Sang calon isteri keberatan dengan syarat itu. Ia berdalih, semua harus tergantung suami. Kalau suami lebih sayang ke isteri yang kedua, yang pertama tak boleh keberatan. Apalagi menggugat.
Yang diinginkan Bu Endang, ia kan sudah lama melalui hidup bersama suaminya. Pahit getir dirasakan bersama. Dari suami yang ekonomi lemah, hingga sekarang sudah lumayan; semua tak luput dari peran Bu Endang. Ya, wajar kan Bu Endang punya wewenang yang lebih, sahamnya lebih besar.
Namun, bagi calon isteri kedua suami Bu Endang, hal itu dirasa tidak tepat. Lagi-lagi, ia menyerahkan soal perhatian dan sayang kepada sang suami, bukan dengan kesepakatan seperti itu.
Dalam secarik kertas, calon suami Bu Endang menulis, “Sebaiknya kita berlomba secara adil. Jangan dengan patokan kesepakatan seperti itu. Serahkan saja ke sang suami: ia lebih sayang siapa, lebih cinta siapa, dan nantinya lebih banyak bersama siapa.” 
Bu Endang pun kian gelisah. Tapi, ia bingung harus berbuat apa. Tawarannya ke suami untuk poligami bukan untuk semata-mata kebahagiaan suaminya. Melainkan, buat bersama, sebagai sebuah keluarga besar. Bukan dengan cara berlomba seperti itu. 
Bu Endang pun terbawa kenangan lama ketika suaminya bukan siapa-siapa. Bu Endanglah yang membantu suaminya, dengan modal uang hingga pengetahuan tentang bisnis. Dan sekarang, suaminya dinilai sudah sangat layak untuk bisa berpoligami. 
Tapi, apakah layak sebuah kebahagiaan dinikmati oleh satu pihak sementara pihak lain yang sebelumnya berperan besar dengan kebahagiaan itu terlupakan begitu saja. 
“Gimana dong, Dek kelanjutannya?” tanya sang suami ke Bu Endang.
Bu Endang menatap gestur suaminya yang mulai agak beda. Beberapa pertemuan dan interaksi dengan sang calon isteri seperti membuatnya hanyut dengan hasrat. Tapi, ia yakin, suaminya bukan tipe mata keranjang. Bukan pula suami yang seperti kacang lupa kulitnya.
Beberapa hari pun berlalu. Belum ada lamaran. Tak ada juga pembatalan. Semuanya seperti mengambang. 
Namun begitu, Bu Endang dan suaminya masih bisa berkomunikasi dengan lancar. “Ah, ternyata gak gampang membuat koalisi keluarga baru. Susah!” ucap suami Bu Endang yang diiringi anggukan sang isteri. (muhammad nuh)

 

k

Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Ekonomi Indonesia Sedang Krisis, Ini Ciri-Cirinya!

Next Post

31 Juli – 5 Agustus, Yuk ke Bekasi Islamic Fair 2018

Next Post

31 Juli - 5 Agustus, Yuk ke Bekasi Islamic Fair 2018

Pasca Evaluasi Kerja Haji, Ini Tiga Imbauan Penting untuk Jamaah

Ponakan Hafidz Alquran, Ini Cerita Syahrini dan Aisyahrani

  • Nur Izzaty Hafizah, Meninggal Dunia Akibat Infeksi Bagian Paru-Paru

    Nur Izzaty Hafizah, Meninggal Dunia Akibat Infeksi Bagian Paru-Paru

    124 shares
    Share 50 Tweet 31
  • Majelis PAUD Dikdasmen PCA Batang Gelar Festival Milad Muhammadiyah ke-113

    81 shares
    Share 32 Tweet 20
  • Doa Nabi Musa Saat Meminta Jodoh

    243 shares
    Share 97 Tweet 61
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7627 shares
    Share 3051 Tweet 1907
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3202 shares
    Share 1281 Tweet 801
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5132 shares
    Share 2053 Tweet 1283
  • The Ultimate Acropolis, Mengunjungi Spot Yunani Kuno yang Mengagumkan

    181 shares
    Share 72 Tweet 45
  • Kualitas Udara Memburuk, New Delhi India Menutup Semua Sekolah Darah

    90 shares
    Share 36 Tweet 23
  • Heboh Perias Pengantin Hijaber Asal Lombok yang ternyata Pria

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Hukum Shalat Memakai Masker saat Sakit

    187 shares
    Share 75 Tweet 47
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga