MINTA didoakan orang yang dianggap doanya makbul sering kali dilakukan karena percaya bahwa orang tersebut memiliki kedekatan dengan Allah lebih dari dirinya.
Namun seringkali muncul keraguan, apakah hal tersebut termasuk syirik atau bukan.
Seseorang pernah bertanya kepada Ustaz Abdullah Haidir, Lc, demikian pertanyaannya:
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ustaz, saya mau bertanya, ada sesorang mau menjual rumah, lalu minta didoakan oleh orang yang dianggap doanya makbul (bapak A) dengan harga 1 M misalnya.
Lalu kata pak A, rumah ini hanya bisa laku dibawah 1 M, dan tidak lama setelah didoakan pak A, tanah tersebut laku.
Padahal sebelumnya sudah diiklankan selama 2 tahun tidak ada yang beli. Apakah ini termasuk praktik syirik?
Baca Juga: Untungnya Bersama Orang Soleh
Minta Didoakan Orang yang Dianggap Doanya Makbul
Jawaban:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Bismillaahirrahmaanirrohiim
Alhamdulillah
Di antara cara berdoa yang disyariatkan adalah dengan tawasul. Yaitu mencari perantara dalam doa kita kepada Allah.
Di antara tawasul yang disyariatkan adalah bertawasul kepada orang lain.
Caranya minta kepada orang tersebut agar mendoakan apa yang kita inginkan. Biasanya kepada orang yang dikenal kebaikan dan kesalehannya.
Perkara ini sering dilakukan para sahabat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Mereka datang kepada beliau minta didoakan terkait perkara yang mereka inginkan, apakah terkait perkara yang mendatangkan manfaat atau mencegah keburukan.
Di antaranya adalah hadis riwayat Bukhari dari sahabat Anas bin Malik, dia berkata:
“Ada seorang laki-laki masuk ke dalam Masjid pada hari Jum’at dari pintu yang berhadapan dengan mimbar, sedangkan saat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang menyampaikan khutbah.
Orang itu kemudian menghadap ke arah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata,
“Wahai Rasulullah, harta benda telah habis dan jalan-jalan terputus. Maka mintalah kepada Allah agar menurunkan hujan buat kami!”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya seraya berdoa:
اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا
“Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan.”
Tak lama kemudian, sebagaimana dikatakan Anas dalam riwayat tersebut, turun hujan deras padahal sebelumnya tidak ada mendung sama sekali (HR. Bukhari, no. 957)
Dengan demikian, kasus dalam pertanyaan di atas bukanlah perbuatan syirik. Justru itu merupakan bentuk tawasul dalam berdoa yang disyariatkan agama, sepanjang yang dia lakukan hanya mendoakan saja dan tidak ada praktik-praktik lain yang mengarah kepada perbuatan syirik.
Wallahu a’lam
[Ln]