SALAH satu anjuran dan etika makan dalam sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah memulai makan dari pinggir tempat makan atau dari makanan yang terdekat dari kita, dan bukan dari tengah.
As-Samarqandi berkata, “Termasuk dari sunnah adalah, hendaknya janganlah seseorang mulai makan dari tengah-tengah makanan.
Karena Rasul melarang hal ini dan menyuruh umatnya agar mulai makan dengan mengambil yang terdekat atau yang berada di pinggir tempat makan.”
Baca Juga: Mengajarkan Anak Adab Makan dan Minum
Anjuran Memulai Makan dari Pinggir-Pinggirnya
Dalam suatu hadist yang cukup panjang riwayat Abu Dawud dari Abdullah bin Busr Radhiyallahu Anhu diceritakan, bahwa Nabi memiliki satu tempat makan yang besar yang diberi nama al-gharra’, di mana untuk mengangkat saja diperlukan tenaga empat orang lelaki dewasa.
Suatu hari di waktu dhuha, beliau mengundang sebagian sahabat untuk makan bersama di rumahnya. Kemudian ketika mereka sudah datang dan berkumpul mengelilingi tempat makan, beliau bersabda, “Makan kalian dari sekelilingnya dan biarkanlah atasnya maka makanan ini akan diberkahi.” (Al-Hadist)
“Dari sekelilingnya,” maksudnya adalah dari pinggirnya. “Dan biarkanlah atasnya,” yaitu bagian tengah-tengahnya. Karena dalam riwayat lain disebutkan bahwa barakah Allah turun di tengah-tengah makanan. Jadi, Nabi menyuruh mereka agar membiarkan dan memakannya nanti pada saat-saat terakhir makan.
Meskipun dalam hadist ini dan dan hadist-hadist yang lain, tidak disebutkan secara spesifik bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam melakukan hal ini, tetapi kami dalam keyakinan bahwa beliau pasti juga melakukan apa yang beliau perintahkan ini.
Dan, hadist di atas adalah hadist yang paling mendekati bahwa beliau juga memulai makannya dari pingir tempat makanan. Karena beliau pun turut makan bersama-sama para sahabat Radhiyallahu Anhum.
Dalam riwayat disebutkan, “Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma dari NAbi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda, ‘Barakah turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari sisi-sisinya, dan jangan kalian makan dari tengah’.” (HR. Abu Dawud dan At-Thirmidzi)
Mulailah makan dari bagian pinggir tempat makan atau piring ini adalah suatu etika yang baik dan menunjukkan kesopanan.
Sebab, seseorang yang makan langsung dari tengah atau mengambil makanan yang jauh dari dirinya sementara di dekatnya juga ada makanan, akan menunjuk ketamakannya.
Dan dalam hadist pada pembahasan sebelumnya, disebutkan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam menyuruh Umar bin Abi Salamah agar mengambil makanan dari yang berada paling dekat denganya.
Namun demikian, para ulama memberikan sedikit pengecualian apabila jenis makanan yang dihindangkan bermacam-macam.
Misalnya, tersedia beraneka macam buah-buahan atau berbagai jenis kue dan roti. Dalam hal ini, sekiranya seseorang ingin mengambil jenis makanan tertentu yang tidak terletak persis di dekatnya atau di depannya, maka ia boleh mengambilnya meskipun tempatnya agak jauh.
Termasuk juga pada masa kita sekarang, dimana sering kita saksikan dalam berbagai acara pernikahan atau yang semacamnya yang menyediakan banyak sekali makanan dan minuman beraneka macam, dari makanan berat hingga makanan ringan. Dan dari minuman dingin hingga minuman hangat.
Dalam hal ini, sekiranya kita termasuk yang hadir di sana, tidak mengapa jika mengambil makanan yang lebih jauh, selama itu semua dilakukan dengan menjaga adab. [Cms]
(Sumber: 165 Kebiasaan Nabi, Abduh Zulfidar Akaha, Pustaka Al-Kautsar)