ChanelMuslim.com – Assalamu’alaikum Ustaz, bagaimana hukum jual beli air? Misalnya orang menjual air isi ulang (RO, Filter)? Ada sebagian pendapat yang membolehkan ada juga yang tidak, mohon penjelasannya ustaz. Jazakalloh Ustaz.
Ustaz Farid Nu’man Hasan menjawab mengenai persoalan ini.
Baca Juga: Hukum Bertanya Agama kepada Google
Hukum Jual Beli Air Isi Ulang
Menjual air tidak akan lepas dari dua keadaan:
Pertama. Air bebas yang ada di sumur, sungai, telaga, yang menjadi milik bersama. Diambil lalu dijual begitu saja oleh seseorang atau sekelompok orang, maka ini tidak boleh.
Berkata Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid Hafizhahullah berkata dalam fatwanya:
أن يكون الماء في بئر أو نهر عام ليس ملكاً لأحد ، فهذا لا يجوز بيعه
Keberadaan air di sumur, atau sungai, yg umum dan bukan milik pribadi, maka ini TIDAK BOLEH menjualnya. (Al Islam Su’aal wa Jawaab, 5/501)
Dalilnya adalah:
( الْمُسْلِمُونَ شُرَكَاءُ فِي ثَلَاثٍ : فِي الْكَلَإِ وَالْمَاءِ وَالنَّارِ
Kaum muslimin berserikat dalam 3 hal: rerumputan, air, dan api. (HR. Abu Dawud no. 3477, Shahih menurut Al Hafizh Ibnu Hajar dalam At Talkhish Al Habir)
Hadits ini menunjukkan bahwa tiga benda ini merupakan milik bersama kaum muslimin sehingga tidak boleh dijualbelikan, siapa pun berhak mengambil dan memanfaatkannya.
Imam Abu Thayyib Syamsul ‘Azhim Rahimahullah berkata dalam ‘Aunul Ma’bud:
الْمُرَاد الْمِيَاه الَّتِي لَمْ تَحْدُث بِاسْتِنْبَاطِ أَحَد وَسَعْيه كَمَاءِ َالْآبَار وَلَمْ يُحْرَز فِي إِنَاء أَوْ بِرْكَة أَوْ جَدْوَل مَأْخُوذ مِنْ النَّهَر
Yang dimaksud air di sini adalah air yang belum diusahakan/diproses atau dikerjakan oleh seorang pun, seperti air sumur. Dan belum dilindungi dalam bejana, wadah, atau dibuatkan saluran untuk diambil dari sungai. (‘Aunul Ma’ bud, 9/268)
Imam As Sindiy berkata:
وَبِالْمَاءِ مَاء السَّمَاء وَالْعُيُون وَالْأَنْهَار الَّتِي لَا تُمْلَك
Terhadap air, yaitu air yang dari langit, mata air, dan sungai, yang memang tidak ada pemiliknya. (Hasyiyah As Sindi ‘ala Ibni Majah, 2/91)
Nah, ini penjelasan para ulama tentang air yang tidak boleh dijualbelikan.
Baca Juga: Hukum Hadiah Voucher Belanja dari Bank
Kedua. Air yang sudah diusahakan oleh manusia; dibor, atau disuling, disaring, dikemas, dan sebagainya. Di dalamnya ada tenaga, upaya, dan modal manusia. Maka yang seperti ini boleh dijualbelikan.
Syaikh Al Utsaimin Rahimahullah berkata:
أما إذا ملكه وحازه وأخرجه ووضعه في البركة ، فإنه يجوز بيعه ؛ لأنه صار ملكاً له بالحيازة
Ada pun jika air itu dimiliki dengan cara diusahakan, dibor, lalu diletakkan di wadah, maka dia boleh menjualnya, karena itu menjadi miliknya setelah diusahakannya. (Syarhul Mumti’, 8/140)
Imam Abu Thayyib Syamsul ‘Azhim Rahimahullah berkata dalam ‘Aunul Ma’bud:
فَالْمَاء إِذَا أَحْرَزَهُ الْإِنْسَان فِي إِنَائِهِ وَمِلْكه يَجُوز بَيْعه وَكَذَا غَيْره
Maka air jika sudah dimasukkan oleh manusia ke dalam wadah (kemasan), dan menjadi miliknya, maka boleh menjualnya, begitu juga yg lainnya (rumput dan api). (9/628)
Syaikh Shalih Al Fauzan Hafizhahullah berkata:
إذا كان حاز الماء في وعائه أو بركته فإنه يملكه ويجوز له أن يبيعه ؛ لأنه حازه واستولى عليه وتعب في تحصيله ، فصار ملكًا له
Jika air tersebut hasil upayanya yang diletakkan di bejananya, maka itu jadi miliknya dan boleh menjualnya. Karena aktivitasnya itu menggunakan tenaga yang melelahkan maka dia berkuasa dan menjadi miliknya. (selesai)
Demikian. Wallahu a’lam. Sahabat Muslim, itulah penjelasan mengenai hukum jual beli air. Semoga bermanfaat dan dapat dipahami ya.[ind]