KEWAJIBAN shalat fardhu lima waktu yang Allah turunkan kepada umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyimpan hikmah syari’at yang berdampak pada kebaikan hidup mereka di dunia dan akhirat.
Dalam kitab Hikmatut Tasyri’ wa Falsafatuh karya Syaikh Ali Ahmad Jurjawi mengatakan bahwa shalat adalah pilar agama, obat bagi jiwa dan tiang segala perkara, karenanya shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Baca Juga: Hukum Mengangkat Tangan saat Berdoa setelah Shalat Fardhu
Hikmah Dibalik Kewajiban Shalat Fardhu Lima Waktu
Secara ringkas, hikmah dari pensyariatan shalat sebagaimana yang dipaparkan Syaikh Ali Ahmad Jurjawi, sebagai berikut:
1. Menggugurkan dosa-dosa yang telah kita perbuat
Manusia sangat mudah berbuat kesalahan, maka ada perintah shalat lima waktu. Tidak menutup kemungkinan manusia berbuat dosa setiap waktu.
Selain itu, pada setiap ucapan dan gerakan shalat dapat melunturkan dosa-dosa seseorang.
2. Menenangkan hati sehingga membuat hidup kita bahagia.
Shalat membuat hati kita menggantungkan setiap musibah kepada Allah sehingga kegelisahan dapat hilang digantikan dengan kesabaran yang menjadi sarana utama hidup bahagia.
3. Memudahkan untuk berbuat baik
Shalat sejatinya untuk selalu mengingatkan kita kepada ar-Razzaq yaitu Allah Maha Pemberi Rezeki.
Maka enggan berbuat baik adalah bahaya besar dan merupakan wujud ketidakpercayaan kepada Allah yang memberikan kebaikan kepada kita, karena setiap ingin berbuat baik kita khawatir merasa dirugikan.
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat.” (Al-Maarij: 19-22)
4. Mensyukuri setiap nikmat yang Allah beri
Cara mensyukuri nikmat Allah adalah menggunakan segala anggota tubuh kita untuk berkhidmat kepada Allah.
Di dalam shalat semua anggota tubuh kita berfungsi untuk tujuan mengabdi kepada Allah. Mulai dari berdiri sampai menjaga pandangan, juga anggota badan seperti konsentrasi.
Jiwa kitapun juga bekerja dengan menghadirkan rasa takut, harap, dan mengagungkan Allah, agar semuanya bersyukur atas segala nikmat, termasuk nikmat ruas-ruas persendian yang ada dan anggota badan yang dapat digerakkan dengan mudah.
[Ln]