USTAZ, izin bertanya. Ketika ada seorang guru lebih memilih melanjutkan belajar di waktu shalat daripada shalat di awal waktu, bolehkah kita mengingatkannya?
Walaupun kita akan mendapatkan nilai yang jelek dari guru tersebut. Apakah ciri-ciri orang seperti itu termasuk golongan orang munafik karena menunda shalat? (08138094xxxx)
Ustaz Farid Nu’man Hasan menjelaskan bahwa menuntut ilmu termasuk ‘udzur syar’i yang membuat boleh menunda shalat bahkan menjamak dengan shalat selanjutnya.
Baca Juga: Kapan Waktu Awal dan Akhir Diperbolehkan Shalat Dhuha? (1)
Guru Lebih Memilih Melanjutkan Belajar daripada Shalat di Awal Waktu
Menuntut ilmu atau mengajarkan ilmu. Ini berdasarkan riwayat Imam Muslim berikut:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَقِيقٍ قَالَ خَطَبَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ يَوْمًا بَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى غَرَبَتْ الشَّمْسُ وَبَدَتْ النُّجُومُ وَجَعَلَ النَّاسُ يَقُولُونَ الصَّلَاةَ الصَّلَاةَ قَالَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي تَمِيمٍ لَا يَفْتُرُ وَلَا يَنْثَنِي الصَّلَاةَ الصَّلَاةَ
فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ أَتُعَلِّمُنِي بِالسُّنَّةِ لَا أُمَّ لَكَ ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَمَعَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ شَقِيقٍ فَحَاكَ فِي صَدْرِي مِنْ ذَلِكَ شَيْءٌ فَأَتَيْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ فَسَأَلْتُهُ فَصَدَّقَ مَقَالَتَهُ
Dari Abdullah bin Syaqiq, dia berkata: Ibnu Abbas memberikan ceramah kepada kami, pada hari setelah ‘ashar sampai matahari terbenam, hingga nampak bintang-bintang, sehingga manusia berteriak: “shalat .. shalat ..!”
Lalu datang laki-laki dari Bani Tamim yang tidak hentinya berteriak: shalat.. shalat!
Maka Ibnu Abbas berkata: “Apa-apaan kamu, apakah kamu hendak mengajari saya sunah?” lalu dia berkata:
“Saya telah melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam menjamak antara zhuhur dan ashar, serta maghrib dan isya.”
Berkata Abdullah bin Syaqiq: “Masih terngiang dalam dada saya hal itu, maka aku datang kepada Abu Hurairah, aku tanyakan dia tentang hal itu, dia membenarkan keterangan Ibnu ‘Abbas tersebut.”
(HR. Muslim No. 705)
Ada pun ciri munafik, mereka menunda shalat tanpa udzur syar’iy. Sedangkan makna Saahuun (lalai) dalam ayat Waylul Lil Mushallin adalah meninggalkan shalat, menunda shalat sampai habis waktunya, shalatnya bolong-bolong, shalatnya ingin dilihat (alladzina yuraa’uun).
Semua ini dipaparkan Imam Ibnu Jarir dalam tafsirnya dari para ulama salaf.
Syaikh Abdullah Al Faqih mengatakan:
ومع هذا فالذي ننصحك به هو أداء الصلاة في أول وقتها إن أمكن فإذا لم يمكن وكنت محتاجاً للدرس المذكور فلا حرج عليك في تأخير الصلاة عن أول وقتها
Bersamaan dengan ini, saya nasihatkan Anda untuk shalat di awal waktu jika memungkinkan.
Tapi, Jika tidak mungkin, karena Anda ada keperluan dengan sebuah pelajaran tersebut maka tidak apa-apa Anda menunda shalat dari awal waktunya.
(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 47978)
Namun demikian, hal ini tidak menjadi rutinitas. Tetap berusaha mensiasati keadaan. Demikian. Wallahu a’lam.[ind]