• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Senin, 30 Juni, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Syariah

Gantungan Kunci Berbentuk Boneka, Bolehkah Dipakai?

November 12, 2024
in Syariah, Unggulan
Gantungan Kunci Berbentuk Boneka, Bolehkah Dipakai?

Foto: Pixabay/Pawel Ludzinski

77
SHARES
591
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

APAKAH memakai gantungan kunci berbentuk boneka seperti yang sedang viral saat ini diperbolehkan? Bagaimana hukumnya? Apakah gantungan kunci sejenis itu termasuk patung? (Lusiana-Jakarta)

Ustaz Farid Nu’man Hasan menjawab persoalan ini sebagai berikut.

Jika itu berbentuk atau bergambar boneka, dan dikonsumsi oleh anak-anak maka para ulama memberikan keringanan dan tidak apa-apa.

Sebab, Rasulullah ﷺ mengizinkan ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha bermain dengan bonekanya di rumah Rasulullah ﷺ.

‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, bercerita:

كُنْتُ أَلْعَبُ بِالْبَنَاتِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَ لِي صَوَاحِبُ يَلْعَبْنَ مَعِي، «فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ يَتَقَمَّعْنَ مِنْهُ، فَيُسَرِّبُهُنَّ إِلَيَّ فَيَلْعَبْنَ مَعِي

Aku bermain dengan boneka di sisi Nabi ﷺ, saat itu  ada kawan-kawanku yang bermain bersamaku, jika Rasulullah ﷺ masuk mereka bersembunyi, lalu Rasulullah ﷺ  mengambilkannya untukku lalu mereka bermain denganku. (HR. Muttafaq ‘Alaih)

baca juga: 5 Perlengkapan yang Wajib Dibawa saat Road Trip

Gantungan Kunci Berbentuk Boneka

Dalam hadits lainnya, dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, bercerita:

قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ غَزْوَةِ تَبُوكَ، أَوْ خَيْبَرَ وَفِي سَهْوَتِهَا سِتْرٌ، فَهَبَّتْ رِيحٌ فَكَشَفَتْ نَاحِيَةَ السِّتْرِ عَنْ بَنَاتٍ لِعَائِشَةَ لُعَبٍ، فَقَالَ: «مَا هَذَا يَا عَائِشَةُ؟» قَالَتْ: بَنَاتِي، وَرَأَى بَيْنَهُنَّ فَرَسًا لَهُ جَنَاحَانِ مِنْ رِقَاعٍ، فَقَالَ: «مَا هَذَا الَّذِي أَرَى وَسْطَهُنَّ؟»   قَالَتْ: فَرَسٌ، قَالَ: «وَمَا هَذَا الَّذِي عَلَيْهِ؟» قَالَتْ: جَنَاحَانِ، قَالَ: «فَرَسٌ لَهُ جَنَاحَانِ؟» قَالَتْ: أَمَا سَمِعْتَ أَنَّ لِسُلَيْمَانَ خَيْلًا لَهَا أَجْنِحَةٌ؟ قَالَتْ: فَضَحِكَ حَتَّى رَأَيْتُ نَوَاجِذَهُ

Rasulullah ﷺ pulang dari perang Tabuk atau Khaibar, di kamar ‘Aisyah tertutup oleh kain. Lalu ada angin yang bertiup, kain tersebut tersingkap sehingga mainan boneka ‘Aisyah terlihat.

Nabi bertanya, “Wahai ‘Aisyah, ini apa?” ‘Aisyah menjawab, “Itu mainan aku.” Lalu beliau melihat di antara boneka itu ada  kuda yang mempunyai dua sayap.

Beliau bertanya, “Bagian tengah  yang aku lihat di boneka ini apa?” ‘Aisyah menjawab, “Boneka kuda.” Beliau bertanya lagi, “Lalu yang ada di bagian atasnya itu apa?”

‘Aisyah menjawab, “Dua sayap.”  Nabi  bertanya lagi, “Kuda mempunyai dua sayap?!” ‘Aisyah menjawab, “Apakah Engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda yang punya banyak sayap?”

‘Aisyah berkata, “Beliau lalu tertawa hingga aku dapat melihat gerahamnya.” (HR. Abu Daud no. 4932. Dishahihkan oleh Imam Zainuddin Al ‘Iraqi dalam Takhrijul Ihya, 3/1329)

Bagaimana penjelasan ulama?

Syaikh Abdurrahman Al Juzayri berkata:

ولهذا استثنى بعض المذاهب لعب البنات “العرائس” الصغيرة الدمى، فإن صنعها جائز، وكذلك بيعها وشراؤها. لأن الغرض من ذلك إنما هو تدريب البنات الصغار على تربية الأولاد، وهذا الغرض كافٍ في إباحتها. وكذلك إذا كانت الصورة مرسومة على ثوب مفروش أو بساط أو مخدة فإنها جائزة، لأنها في هذه الحالة تكون ممتهنة فتكون بعيدة الشبه بالأصنام

Olah karena itu, dikecualikan oleh sebagian mazhab tentang boneka anak-anak, membuatnya dibolehkan, begitu juga membelinya.

Karena tujuan dari itu adalah sebagai pendidikan bagi anak-anak perempuan agar mereka bisa mendidik anak-anak, dan tujuan ini sudah cukup dalam pembolehannya.

Begitu juga gambar-gambar yang ada pada pakaian, atau karpet, atau bantal, hal itu boleh. Sebab dalam keadaan ini jauh dari makna penyerupaan dengan patung.

(Al Fiqh ‘Alal Madzahib Al Arba’ah, 2/40, Cet. 2, 1324H-2003M. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah. Beirut)

Tertulis dalam Al Mausu’ah:

فَيُسْتَثْنَى مِمَّا يَحْرُمُ مِنَ الصُّوَرِ صُوَرُ لَعِبِ الْبَنَاتِ فَإِنَّهَا لاَ تَحْرُمُ، وَيَجُوزُ اسْتِصْنَاعُهَا وَصُنْعُهَا وَبَيْعُهَا وَشِرَاؤُهَا لَهُنَّ؛ لأَِنَّهُنَّ يَتَدَرَّبْنَ بِذَلِكَ عَلَى رِعَايَةِ الأَْطْفَال، وَقَدْ كَانَ لِعَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهَا جَوَارٍ يُلاَعِبْنَهَا بِصُوَرِ الْبَنَاتِ الْمَصْنُوعَةِ مِنْ نَحْوِ خَشَبٍ، فَإِذَا رَأَيْنَ الرَّسُول صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

يَسْتَحِينَ مِنْهُ وَيَتَقَمَّعْنَ، وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَشْتَرِيهَا لَهَا

Dikecualikan dari gambar yang diharamkan adalah gambar boneka anak-anak, itu tidak haram. Boleh minta dibuatkannya, membuatnya, menjualnya, dan membelinya untuk mereka.

Karena hal itu bisa melatih mereka untuk mengemong anak-anak.

Dahulu ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha memiliki tetangga yang bermain dengannya menggunakan boneka yang terbuat dari kayu.

Jika mereka melihat Rasulullah ﷺ mereka malu dan menyembunyikan bonekaannya, dahulu Nabi ﷺ membelikannya untuk ‘Aisyah. (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 7/75)

Dalam halaman lain juga tertulis:

اسْتَثْنَى أَكْثَرُ الْعُلَمَاءِ مِنْ تَحْرِيمِ التَّصْوِيرِ وَصِنَاعَةِ التَّمَاثِيل صِنَاعَةَ لُعَبِ الْبَنَاتِ. وَهُوَ مَذْهَبُ الْمَالِكِيَّةِ وَالشَّافِعِيَّةِ وَالْحَنَابِلَةِ.
وَقَدْ نَقَل الْقَاضِي عِيَاضٌ جَوَازَهُ عَنْ أَكْثَرِ الْعُلَمَاءِ، وَتَابَعَهُ النَّوَوِيُّ فِي شَرْحِ مُسْلِمٍ، فَقَال: يُسْتَثْنَى مِنْ مَنْعِ تَصْوِيرِ مَا لَهُ ظِلٌّ، وَمِنِ اتِّخَاذِهِ لُعَبَ الْبَنَاتِ، لِمَا وَرَدَ مِنَ الرُّخْصَةِ فِي ذَلِكَ.
وَهَذَا يَعْنِي جَوَازَهَا، سَوَاءٌ أَكَانَتِ اللُّعَبُ عَلَى هَيْئَةِ تِمْثَال إِنْسَانٍ أَوْ حَيَوَانٍ، مُجَسَّمَةً أَوْ غَيْرَ مُجَسَّمَةٍ، وَسَوَاءٌ أَكَانَ لَهُ نَظِيرٌ فِي الْحَيَوَانَاتِ أَمْ لاَ، كَفَرَسٍ لَهُ جَنَاحَانِ. وَقَدِ اشْتَرَطَ الْحَنَابِلَةُ لِلْجَوَازِ أَنْ تَكُونَ مَقْطُوعَةَ الرُّءُوسِ، أَوْ نَاقِصَةَ عُضْوٍ لاَ تَبْقَى الْحَيَاةُ بِدُونِهِ. وَسَائِرُ الْعُلَمَاءِ عَلَى عَدَمِ اشْتِرَاطِ ذَلِكَ

Mayoritas ulama mengecualikan dari pengharaman pembuatan gambar dan patung, adalah boneka anak-anak. Inilah pendapat dari Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah.

Al Qadhi ‘Iyadh telah menukil dari mayoritas ulama atas kebolehannya, dan diikuti oleh Imam An Nawawi dalam Syarh Muslim, kata Beliau:

“Dikecualikan dari larangan menggambar sesuatu yang memiliki bayangan (tiga dimensi) dan yang dijadikan mainan oleh anak-anak permpuan, karena adanya dalil memberikan rukhshah hal itu.”

Maknanya adalah boleh, sama saja apakah mainan dalam wujud patung manusia, atau hewan, baik yang berjasad atau tidak, sama saja apakah dia mirip dengan hewan atau tidak, seperti kuda yang memiliki dua sayap.

Golongan Hanabilah memberikan syarat kebolehannya yaitu hendaknya bagian kepalanya dipotong, atau dicopot salah satu anggota tubuhnya sehingga tidak seperti makhluk hidup.

Sementara kebanyakan ulama tidak mensyaratkan seperti itu. (Ibid , 12/111-112)

Bagaimana jika Orang Dewasa yang Main Boneka?

Imam Al Qurthubi Rahimahullah berkata:

قَالَ الْعُلَمَاءُ: وَذَلِكَ لِلضَّرُورَةِ إِلَى ذَلِكَ وَحَاجَةِ الْبَنَاتِ حَتَّى يَتَدَرَّبْنَ عَلَى تَرْبِيَةِ أَوْلَادِهِنَّ. ثُمَّ إِنَّهُ لَا بَقَاءَ لِذَلِكَ، وَكَذَلِكَ مَا يُصْنَعُ مِنَ الْحَلَاوَةِ أَوْ مِنَ الْعَجِينِ لَا بَقَاءَ لَهُ، فَرُخِّصَ فِي ذَلِكَ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ

Berkata para ulama: Hal itu untuk kepentingan mendesak dan kebutuhan bagi anak-anak perempuan sampai mereka terlatih dalam mendidik anak-anak. NAMUN HAL ITU TIDAK BOLEH TERUS MENERUS.

Begitu pula pembuatan permen, atau adonan, juga tidak terus menerus. Itu diberikan keringanan (buat anak-anak). Wallahu a’lam. (Tafsir Al Qurthubi, 14/275)

Syaikh Ali Ash Shabuni berkata:

Berkata para ulama: Sesungguhnya dibolehkannya boneka anak-anak karena adanya kebutuhan terhadapnya, yaitu kebutuhan anak perempuan agar ia terlatih dalam mengasuh anak-anak,  NAMUN TIDAK BOLEH TERUS MENERUS sebab dibolehkannya karena adanya kebutuhan tadi.

Serupa dengan ini adalah bentuk yang terbuat dari permen dan adonan kue. Ini adalah keringanan (dispensasi) dalam masalah ini.  (Rawa’i Al Bayan, 2/337)

Demikian. Wallahu a’lam.[ind]

 

Tags: Bolehkah Dipakai?Gantungan Kunci Berbentuk Boneka
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Beberapa Penyebab Jerawat Hormonal

Next Post

Simak Tips Mengatasi Jerawat Hormonal

Next Post
Simak Tips Mengatasi Jerawat Hormonal

Simak Tips Mengatasi Jerawat Hormonal

Manfaatkanlah Waktu yang Sangat Singkat

Manfaatkanlah Waktu yang Sangat Singkat

Jangan Mengungkap Keburukan Anak

Jangan Mengungkap Keburukan Anak

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga