Oleh: Ustadzah Husna Hidayati, M.Hi.
ChanelMuslim.com – Ada 5 cara mendidik anak sesuai konsep Islam. Pertanyaan: Assalamualaikum Ustazah, bagaimana mengatasi anak yang tidurnyà berlebihan hingga mengalahkan tugas dan kewajiban dia sebagai hamba maupun anak?
Jawaban: Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh
Kiranya perlu dicermati dulu, mengapa anak sampai tidur berlebihan. Apakah karena:
1. Kelelahan
2. Adakah penyakit-penyakit tertentu yang diderita sehingga mengakibatkan tidur yang berlebihan.
3. Jika kedua hal di atas ternyata bukan penyebabnya, boleh jadi karena si anak telah terbiasa dengan pola tidur yang demikian yang berakibat melalaikan tugas-tugasnya, baik sebagai hamba Allah maupun sebagai seorang anak.
Baca Juga: Delapan Anaknya Bisa Hafal Quran, Beginilah Cara Orangtuanya Mendidik
5 Cara Mendidik Anak dari Dr. Abdullah Nasih Ulwan
Untuk mengatasi hal itu, kiranya kita dapat mengaplikasikan 5 langkah pola asuh Rasulullah yang dipetik dari buku Tarbiyyatul Aulad fil Islam oleh Dr. Abdullah Nasih Ulwan.
Cara Mendidik Anak dengan Al-Qudwah/keteladanan
Memberi teladan, dimulai dari orangtua. Misalnya dengan memberi contoh disiplin dalam menunaikan hak-hak RABB-nya, disiplin tepat waktu dalam beribadah, mengerjakan hal-hal yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya.
Cara Mendidik Anak dengan Al-Aadah/Pembiasaan
Ada pepatah mengatakan “bisa karena biasa”, inilah yang perlu kita latihkan dan biasakan pada anak-anak, membiasakan tidur segera, agar esok hari juga dapat bangun dengan segera. Membiasakan ibadah, bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya membantu pekerjaan rumah.
Untuk membiasakannya bisa dimulai dengan membuat jadwal sehingga anak tidak lagi malas dan mengerti kapan waktunya menunaikan hak-hak RABB-nya dan kapan waktunya menunaikan hak-hak diri dan orang lain.
Al-Mulaahadzoh/Pengawasan
Setelah anak-anak diberi contoh, dibiasakan, tentunya tetap harus diberi pengawasan. Karena sunnatulloh-nya, manusia tetap membutuhkan pengawasan dan pengarahan sekalipun sudah terbiasa melakukan kebaikan.
Al-Mau’izhoh/Nasihat
Di dalam proses pengawasan, boleh jadi sesekali ada penyimpangan yang dilakukan. Di sinilah fungsi nasihat untuk mengembalikan atau meluruskan kembali penyimpangan yang terjadi. Seringkali orangtua lupa dan tidak tepat mengkondisikan anak, misalnya meminta anak cepat tidur supaya besok tidak terlambat ke sekolah.
Padahal yang utama adalah mengkondisikan anak untuk lebih dulu menunaikan kewajiban terhadap RABB-nya, misalnya dengan mengatakan, segera tidur agar besok bisa bangun lebih awal supaya bisa melaksanakan sholat subuh (pada anak yang sudah lebih siap bisa dikondisikan bangun lebih awal bisa qiyamullail, lalu murojaah pelajaran pada waktu yang masih segar).
Pada tahap ini, perlu juga kiranya orangtua membuat kesepakatan-kesepakatan dengan anak, misalnya ketika melanggar, ada konsekuensi yang harus dilakukan dan ini disepakati bersama.
Pun ketika anak menepati janjinya untuk bangun tepat waktu, beribadah, dan membantu orangtua, jangan segan juga untuk memberikan reward.
AI-Uquubah/hukuman
Jika sudah diberi contoh, dibiasakan, diawasi dan diberi nasihat ketika melanggar, maka hukuman ini hanya sebagai jalan keluar ketika 4 sarana di atas sudah tidak diindahkan.
Akan tetapi, perlu diingat, bahwa Rasulullah dalam memberikan hukuman dilakukan secara bertahap, tidak menzalimi. Jika terpaksa memukul, harus dihindari memukul bagian tubuh yang rawan.
Semoga kiat-kiat ini bisa kita lakukan dan membuahkan hasil yang baik dalam mendidik anak-anak kita sehingga menjadi hamba Allah yang sadar tugas dan kewajiban terhadap RABB dan sekitarnya, bahkan mampu menjadi contoh dan rahmatan Iii aalamiin.
Satu hal yang perlu kita ingat bersama, diperlukan stok keikhlasan dan kesabaran yang tiada bertepi dalam mendidik anak-anak kita menjadi generasi Rabbani yang dapat kita banggakan di hadapan ALLAH dan juga manusia. Wallaahul musta’an.[ind]