Namanya Marcellus Khalifa Williams. Usianya 55 tahun saat eksekusi mati dijatuhkan oleh Pengadilan Missouri, Amerika Serikat. Pada Selasa lalu (24/9) pukul 18.10 waktu setempat, ia menghembuskan nafas terakhir.
Warga muslim di Amerika dikejutkan dengan berita vonis hukuman mati terhadap Khalifa Williams. Ia seorang muslim Amerika keturunan kulit hitam. Ia dituduh membunuh seorang mantan wartawan wanita bernama Felicia Gayle yang tewas tertikam sebilah pisau.
Peristiwanya sudah sangat lama, tahun 1998. Selama itu, Khalifa Williams tinggal dalam penjara dan mondar-mandir menghadiri pengadilan yang nyaris tak kunjung usai.
Pasalnya, pengadilan tak mampu menghadirkan bukti-bukti kuat kalau Khalifa Williams sebagai pelaku. Akhirnya, tim pengacara mengajukan tes DNA di pisau yang menjadi barang bukti: apakah ada DNA terpidana?
Lebih dari sekali dilakukan tes DNA, tapi pengadilan tak mampu membuktikan kalau DNA di pisau itu identik dengan Khalifa Williams. Kejaksaan berkilah kalau pisau itu sudah tidak steril saat penyidik melakukan penyitaan.
Tim pembela pun akhirnya mengajukan mosi keberatan dengan vonis mati. Begitu banyak warga yang membubuhkan tanda tangan mendukung kebebasan Khalifa Williams.
Di semua kesempatan, Khalifa Williams sudah menegaskan berkali-kali bahwa dirinya tak bersalah. Ia tak pernah melakukan pembunuhan.
Namun akhirnya, vonis mati tetap dilakukan, meskipun di depan penjara ada ratusan orang berdemo menolak hukuman itu.
Vonis mati akan dilakukan pada jam 18.00, Selasa tanggal 24 September 2024. Hukuman dilakukan dalam bentuk suntik mati.
Sekitar satu jam sebelum eksekusi, Khalifa Williams menulis beberapa patah kata di kertas catatan. Ia menulis, “Alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah di setiap situasi.”
Ia seperti ingin merujuk pada hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Qadarullah. Wa maasyaa-a fa’ala. Allah sudah mentakdirkan, apa pun yang Allah kehendaki maka terlaksanalah.”
Khalifa Williams memang akhirnya menjalani vonis mati. Ia disuntik mati pada pukul 18.01 dan wafat pada pukul 18.10. Namun, keberadaannya di sebuah penjara selama sekitar 26 tahun menjadikannya sebagai sosok imam untuk warga penjara, khususnya kulit hitam.
**
Semakin tinggi keimanan seseorang, semakin berat ujiannya. Jika kita di posisi Khalifa Williams, mungkin tak banyak dari kita yang kuat, tetap sabar, dan tetap ikhlas berdakwah.
Di mata umumnya manusia, mungkin nilainya terasa rendah karena mati dalam vonis hukuman kejahatan. Tapi di sisi Allah, ia seperti cahaya yang sudah menerangi ratusan hati yang menemukan Islam melalui dakwahnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika Allah mencintai suatu kaum, Allah menguji mereka…” (HR. Tirmidzi) [Mh]