TULISAN Waspada Bisikan Setan dalam Rumah Tangga ini adalah kelanjutan tulisan Masalah Gangguan Setan dan Bagaimana Cara Mengeluarkan Jin dari Tubuh Manusia.
Konselor Rumah Tangga dari Rumah Pintar Aisha, Randy Ariyanto Wibowo menjelaskan, setan itu bukan makhluk dan juga bukan golongan bangsa jin.
Setan itu adalah sifat yang menjerumuskan seseorang untuk berbuat dosa yang ada pada diri jin dan manusia.
Jadi jangan salah, bisikan setan itu ada dua, bisikan setan yang berasal dari bangsa jin yang membisikkan ke hati manusia dan juga ada setan dalam wujud manusia melalui lidah manusia.
Saya contohkan misalnya seperti ini, saat istri bertengkar dengan suami tiba-tiba muncul tuh ingatan-ingatan yang membuat istri tambah benci kepada suaminya.
Eh saat di warung sayur ketemu tetangga lalu tetangga berkata: “Ngapain punya suami seperti itu mending cerai saja”.
Udah deh, lengkap sudah bisikan dari setan golongan jin dapat, dari golongan manusia juga dapat.
Makanya Allah mengingatkan kita untuk senantiasa minta perlindungan dari bisikan setan dari bangsa jin dan juga bangsa manusia dengan memperbanyak membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas.
Contoh yang lain yang mungkin lebih ekstrem ya, misalnya sang istri mengetahui suaminya selingkuh. Kebetulan tipe sang istri ini introvert.
Sang istri begitu sedih menghadapi kenyataan itu.
Baca Juga: Cara Terhindar dari Gangguan Jin dan Sihir
Waspada Bisikan Setan dalam Rumah Tangga
Setan dari golongan jin yang sudah begitu paham kondisi sang istri yang introvert terus memanas-manasi dengan terus menerus membuka kenangan masa lalu yang membuat istri semakin sedih.
Terus menerus sang istri dibuat semakin sedih dan tambah sedih. Goal setan memang membuat sang istri ini merasa sangat sedih, tidak berguna, rendah diri dan tak berdaya.
Ditambah setan dari golongan manusia juga ikut terlibat, dengan mengatakan:
“Kamunya sih enggak bisa membahagiakan suami, kamu enggak bisa melayani suami dengan baik wajar saja suamimu selingkuh, wajah enggak terawat, badan enggak diurus ya selingkuhlah suami, istrinya saja enggak becus merawat dirinya sendiri”.
Apa yang terjadi, akhirnya sangat istri depresi berat lalu timbulah niat untuk mengakhiri hidupnya.
Jika sang istri sudah mengakhiri hidupnya maka setan tertawa bahagia karena goal-nya sudah tercapai yakni menjerumuskan manusia ke dalam neraka.
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. An Nisa: 29-30).
“Dahulu ada seorang lelaki yang terluka, ia putus asa lalu mengambil sebilah pisau dan memotong tangannya. Darahnya terus mengalir hingga ia mati.
Allah Ta’ala berfirman: ”Hambaku mendahuluiku dengan dirinya, maka aku haramkan baginya surga” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Barangsiapa yang bunuh diri dengan besi, maka besi yang tergenggam di tangannya akan selalu ia arahkan untuk menikam perutnya dalam neraka Jahanam secara terus-menerus dan ia kekal di dalamnya.
Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara meminum racun maka ia akan selalu menghirupnya di neraka Jahannam dan ia kekal di dalamnya.
Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara terjun dari atas gunung, maka ia akan selalu terjun ke neraka Jahanam dan dia kekal di dalamnya” (HR. Muslim).
Sobat, kita dilarang untuk sedih berlebihan dan juga bahagia berlebihan.
Sedih berlebihan akan mengakibatkan kita stress berat, depresi, merasa tidak berdaya, tidak berguna sehingga bisa berperilaku buruk bagi diri sendiri (misalnya melukai diri sendiri bahkan bunuh diri) atau berperilaku buruk kepada orang lain (menyakiti orang lain bahkan menghilangkan nyawa orang lain).
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri malainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiaporang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Al-Hadid : 22-23).
Sedih boleh karena memang Allah memberikan rasa sedih kepada kita sebagai manusia, yang tidak boleh ada dua yakni sedihnya itu berlebihan dan sedihnya itu berkepanjangan.[ind]
(bersambung)