SUAMI itu pemimpin untuk istri dan anak-anaknya. Tapi, kadang karena sesuatu hal, suami justru sangat merepotkan istrinya. Merepotkan secara batin.
Tak ada suami yang sempurna. Selalu saja ada sisi-sisi lain dari dirinya yang merepotkan atau menyusahkan pihak lain. Khususnya istri.
Tiga tipe suami ini boleh jadi menjadikan istri harus lebih ekstra: ekstra kuat, ekstra sabar, ekstra sayang, dan ekstra istigfar. Yaitu:
Satu, Tipe Posesif.
Posesif berasal dari bahasa Inggris yang secara bahasa artinya sifat memiliki. Suami yang posesif adalah suami yang merasa memiliki istri.
Padahal, istri itu bukan sebuah kepemilikan. Melainkan sebuah amanah dari orang tuanya untuk dibina, dilindungi, dan didampingi seumur hidupnya.
Tipe posesif merasakan bahwa istri itu tak boleh berkiprah kecuali untuk diri suaminya. Padahal, peran wanita solehah juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Misalnya dalam dakwah, dan lainnya.
Tipe posesif biasanya sangat pencemburu. Walaupun, seorang suami memang harus pencemburu, tapi tidak seekstrim tipe posesif.
Tipe ini bukan hanya cemburu dengan sosok lain yang belum dikenal. Tapi juga cemburu dengan sosok yang sudah dikenal seperti kakak atau adik istri.
Bahkan dengan pihak mertua pun kadang cemburu. Bukan karena cemburu pria dengan wanita, tapi cemburu tentang perhatian dan kasih sayang.
Dua, Tipe Si Bontot.
Bontot itu istilah lain dari anak bungsu yang manja. Kebiasaan umumnya, anak bungsu termasuk pria lebih banyak dilayani orang tua dan kakak-kakaknya daripada melakukan dengan sendiri.
Dampaknya cukup fatal. Yaitu, ia tidak terbiasa melayani atau memberi untuk orang lain. Bahkan ia menuntut orang lain untuk melayani dirinya.
Nah bayangkan jika itu terhadap istrinya. Maka, istri akan menjadi sosok super yang harus bisa diandalkan untuk segala hal bagi sang suami.
Tiga, Tipe Super Cuek.
Tipe ini seperti sosok yang hidup di dunia lain. Hanya fisiknya saja yang wujud dan ada, tapi pikiran dan fokusnya berada di tempat lain.
Suami dengan tipe ini santai saja dengan problem yang dihadapi istri. Ia memang sejenak seperti menyimak, tapi sesaat kemudian bilang, “Sabar aja!”
Padahal bagi istri, suami itu tempat ‘bersandar’. Bahkan, tempat untuk mencari perlindungan secara fisik dan batin.
Hal itu tidak mungkin bisa dilakukan suami jika ia tidak mau serius menyelami apa yang tengah dialami istri. Alih-alih ingin mendapatkan masukan atau arahan, ia malah tidak nyambung dengan keadaan yang dihadapi istri.
Semoga tiga tipe yang dirasakan kurang menyenangkan untuk istri ini menjadi cermin. Cermin agar suami mana pun bisa ‘kembali’ menjadi sosok yang menyenangkan istri. [Mh]