Al-Qudus (القُدُّوس) salah satu Asmaul Husna Allah memiliki arti Allah Yang Maha Suci. Ia terbebas dari segala cacat. Ia telah suci tanpa harus ada yang mengakui kesucian-Nya.
Allah suci dari segala buruk sangka hamba-Nya, Allah bersih dari segala kejahatan yang dilakukan hamba-Nya, Allah juga suci dari segala nama-nama yang buruk dan sifat-sifat yang buruk.
Dalam surah Al-Baqarah ayat 30, kata Al-Qudus (القُدُّوس) disebutkan dengan kata kerja yang bentuk نُقَدِّسُ yang artinya mensucikan atau membersihkan.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ(30)
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Baca Juga: Asmaul Husna Al-Malik, Penguasa Sejati Hanyalah Allah
Asmaul Husna Al-Qudus, Allah Terbebas dari Segala Cacat
Pada ayat di atas malaikat mengaku bahwa mereka telah menyucikan Allah, bukan bermakna bahwa Allah sebelumnya memiliki cacat lalu disucikan. Tentu ini mustahil bagi Allah.
Kalimat نُقَدِّسُ لَكَ berarti mensucikan-Mu, maknanya untuk bisa menempati tempat yang disenangi oleh Allah maka perlu mensucikan pandangan Allah dari segala tindakan yang dapat mendatangkan murka-Nya
Ratib An-Nabulsi memberikan perumpamaan atas kalimat tersebut yaitu ibarat hendak menghadiri undangan terhormat di tempat yang mewah, tentu perlu mempersiapkan baju terbaik dengan memilih warna yang tepat dan model yang sesuai.
Demikian saat berada di acara tersebut, seseorang perlu menjaga penampilan, sikap, dan ucapan agar tampak terhormat di hadapan tuan rumah.
Ini adalah upaya mensucikan dan membersihkan pandangan manusia atas penampilan dan sikap kita.
Dalam arti lain agar manusia tidak memiliki pandangan negatif tentang diri kita.
Jika kita sangat berhati-hati dengan penampilan dan sikap kita dihadapan manusia, lantas kapan kita benar-benar berhati-hati dengan penampilan dan sikap kita dihadapan Allah? agar Allah tidak murka dengan kita, dan agar Allah ridho dengan kita.
Sebuah hadis qudsi berbunyi, “Hambaku, engkau membersihkan pandangan manusia selama bertahun-tahun, tidakkah kamu membersihkan pandanganku hanya satu jam saja?”
Mensucikan Allah adalah upaya kita untuk bisa diundang oleh Allah menghadiri tempat terbaik yang Ia siapkan untuk hamba-hamba-Nya yang patuh, yaitu Surga. Ini juga salah satu cara kita untuk menghayati makna dari Al-Qudus.[Ln]