RAMADAN memiliki keberkahan di banyak sisi. Termasuk keharmonisan keluarga. Ayah, ibu, dan anak-anak; lebih banyak berkumpul di Ramadan.
Betapa beruntungnya umat Islam di bulan Ramadan. Begitu banyak pahala, dan begitu banyak momen untuk menjalin keakraban keluarga.
Bisa dibilang, hanya di bulan Ramadan keberkahan dan kesempatan baik itu terjadi. Ramadan menyediakan peluang kebaikan, dan menghalangi peluang keburukan. Antara lain:
Satu, Bersemangat dalam Kebersihan Hati dan Jiwa.
Ketika Ramadan datang, umat Islam seperti di-charge iman dan Islamnya. Termasuk individu yang ada di keluarga: ayah, ibu, dan anak-anak.
Semangat kebaikan pun tumbuh subur seperti jamur. Antara lain, semangat ibadah, pengajian, silaturahim, dan lainnya. Dan semangat ini tentu berdampak langsung pada keluarga.
Mungkin saja ada ‘kerenggangan’ hubungan anggota keluarga. Mungkin istri dan suami, mungkin kakak dan adik, dan mungkin juga antara orang tua dan anak-anak.
Ketika hati memperoleh energi baru dalam spirit Ramadan, ‘kerenggangan’ ini secara tidak langsung akan terkikis. Karena persoalan interaksi selalu lebih pada hubungan hati. Jika hatinya sehat, interaksi pun akan sehat dan baik.
Saling maaf memaafkan tentu akan menjadi pintu masuk yang pas, untuk produktivitas Ramadan dan juga untuk interaksi yang harmonis.
Dua, Selalu Ada Kebaikan dalam Momen Sahur dan Berbuka.
Ada banyak sisi baik dari kumpul-kumpul di meja makan. Karena saat itulah momen pertemuan menjadi serba menyenangkan.
Tidak heran jika momen kumpul di meja makan ini juga dimanfaatkan para politisi atau negosiator. Karena suasana perut yang kenyang akan menstabilkan emosi.
Begitu pun dalam momen sahur dan berbuka di keluarga. Mungkin saja anggota keluarga sulit makan bareng di bulan-bulan lain. Ada yang sibuk di tempat kerja, di sekolah, atau lainnya. Tapi di bulan Ramadan, momen itu dipaksa untuk dipersatukan.
Tidak ada anggota keluarga yang makan sahurnya berbeda waktu dengan yang lain. Begitu pun tak ada anggota keluarga yang berbeda waktu dalam berbuka puasa. Selalu bareng.
Dalam suasana itu, akan ada dampak yang positif. Bisa saling memberikan perhatian satu sama lain, saling bercerita dan mendengarkan pengalaman masing-masing, dan lainnya. Inilah momen santai yang paling produktif.
Terlebih lagi jika ada tambahan agenda keluarga untuk mengisi kegiatan Ramadan. Misalnya, tadarus bersama, tarawih bersama, atau berbuka puasa di rumah makan, dan lainnya.
Manfaatkan bulan penuh berkah ini sebaik mungkin. Untuk kebaikan individu, dan juga keluarga. [Mh]