USTAZ Cahyadi Takariawan seorang Konselor Ketahanan Keluarga, pendiri Wonderful Family Institute menerangkan bahwa perempuan adalah pembawa berkah.
Ia menjelaskan bahwa menikah adalah salah satu pintu pembuka berkah. Maka jangan sembarangan memilih istri.
Di antara sekian banyak perempuan, ada yang akan mendatangkan berkah dalam kehidupan. Maka nikahi mereka ini.
Syaikh Muhammad Mukhtar as-Syinqithi dalam sebuah ceramahnya menyatakan:
أن بعض النساء المباركة …بعض النساء المباركة إذا تزوج الانسان بورك له في ماله وبورك له في رزقه وبورك له في كسبه
“Sebagian perempuan itu berkah. Perempuan yang berkah, ketika dinikahi lelaki, maka hartanya diberkahi, rizkinya diberkahi, dan pekerjaannya diberkahi.”
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kemudian beliau membawakan atsar dari A’isyah radhiyallahu ‘anha yang mengatakan:
تزوجوا النساء يأتينكم بالأموال
“Nikahilah perempuan, karena akan mendatangkan harta bagi kalian”. (HR. Hakim 2679, dinilai oleh ad-Dzahabi sesuai syarat Bukhari dan Muslim.)
Dengan menikahi perempuan yang berkah, kehidupan rumah tangga anda juga akan berkah.
Siapakah perempuan yang berkah? Mereka adalah perempuan salihah. Siapa yang menikahi perempuan salihah? Tentu saja, lelaki salih.
Perempuan Pembawa Berkah
Baca juga: 5 Tips Atur Keuangan Pasangan Suami Istri
Suami dan istri harus hadir secara utuh, sehingga suasana rumah tangga bisa terwujud dan terbentuk dengan sempurna.
Tidak cukup hanya kehadiran fisik namun tanpa ruh, tanpa jiwa.
Hendaknya hadir dengan sepenuhnya supaya terasakan betul kehadiran dan keberadaannya dalam rumah tangga.
Berdamai dengan kondisi diri dan pasangan juga amatlah penting.
Kebencian, pertengkaran dan permusuhan antara suami dan istri, kerap dipicu oleh cara pandang dan dugaan yang buruk kepada pasangan.
Segala tindakan dan ucapan pasangan dimasukkan dalam kerangka berpikir yang negatif sehingga hati dan pikiran tidak bisa tenang serta tenteram.
Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al Abbad Al Badr dalam kitab Rifqan Ahlu as-Sunnah bi Ahli as-Sunnah mengutip pernyataan Umar bin Khaththab:
“La tazhunnu bikalimatin kharajat min akhikal mu’min illa khairan, wa anta tajidu laha fil khairi mahmalan.”
“Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang beriman, kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka-prasangka yang baik.”[Sdz]