• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Minggu, 18 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Suami Istri

Menyambung Kasih yang Tak Sampai (4)

Oktober 5, 2021
in Suami Istri, Unggulan
Menyambung Kasih yang Tak Sampai (4)

Ilustrasi, foto: aljumuah.com

73
SHARES
559
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com- Ada begitu banyak kasih yang tak sampai. Ia tertahan oleh jarak. Tertahan oleh keadaan. Tertahan oleh budaya. Dan tertahan oleh rasa kasih itu sendiri.

Hidup berkeluarga adalah bertemunya aneka kasih dalam satu wadah. Ada kasih orang tua kepada anak-anaknya. Ada kasih suami kepada istri, begitu pun sebaliknya. Dan ada kasih anak-anak kepada orang tuanya.

Kata kasih menunjukkan pemberian yang tanpa pamrih. Kasih keluar dari hati yang dalam, jernih, dan nyaris tanpa batas. Kasih kian terpuaskan ketika yang menerima merasa bahagia.

Meski yang menerima tidak bahagia pun, kasih akan terus mencari penyalurannya yang alami. Tersendat di sana, mengalir di tempat lain.

Ada Kasih Tak Sampai dari Anak-anak

Dunia besar suami istri adalah anak-anak mereka. Di situlah jembatan hati terjalin abadi. Karena tak ada yang bekas dari anak-anak ke ayah ibunya. Begitu pun sebaliknya. Jalinan itu akan terikat hingga akhirat.

Orang tua pernah menjadi anak-anak. Tapi anak-anak belum pernah menjadi orang tua. Hal ini mengharuskan orang tua jauh lebih paham tentang anak-anak, daripada anak-anak tentang orang tua mereka.

Anak-anak hanya memahami bahwa ayah ibu mereka adalah sosok multi fungsi. Sebagai pelindung, sebagai harapan, sebagai sahabat, sebagai guru, dan sebagai teladan.

Sebagai yang multi fungsi itu tidak mereka dapatkan dari buku-buku. Atau, mata pelajaran di sekolah. Hal itu karena pengalaman hidup mereka sejak dari awal. Itulah yang mereka lihat, dengar, dan rasakan setiap detik hidup mereka.

Dengan kata lain, anak-anak memahami sosok ayah ibu mereka persis seperti yang mereka alami selama hidup dengan ayah ibu.

Kalau anak-anak mencintai ayah ibunya, begitu pula cinta ayah ibu kepada mereka. Kalau anak-anak menghormati ayah ibunya, begitu pula penghormatan ayah ibu kepada mereka sebelum ini.

Jangan ditanya jika ada anak-anak yang begitu benci dengan ayah ibunya, karena boleh jadi, hal itu pula yang mereka alami dari ayah ibu itu sendiri.

Jadi, kesimpulan tentang cinta atau benci bukan semata-mata versi subjektif ayah ibu terhadap anak-anak. Bahwa, kerja keras mereka sebagai ungkapan cinta untuk anak-anak. Tapi, sosok tentang cinta itu harus disampaikan utuh kepada anak-anak.

Seperti, “Nak, ayah ibu meninggalkanmu setiap hari bukan karena nggak mau menemanimu. Tapi untuk mencari kebahagiaan kita bersama.”

Kalimat itu terlontar bukan sesekali dan berikutnya tidak pernah terdengar lagi. Tapi, harus terus diulang agar membekas dalam hati anak-anak bahwa perpisahan setiap hari itu juga kesedihan bagi ayah ibu.

Anak-anak lambat laun akan memahami itu. Terlebih ketika berada di rumah bersama mereka, ayah ibu memang membuktikan konsistensi cintanya: ungkapan sayang, perhatian yang utuh, dan kesabaran dengan segala kekurangan anak-anak.

Kalau anak-anak bisa mengolah kata-kata, mereka akan mengatakan, “Ayah ibu, bersabarlah dalam perjuangan untuk kami. Kami memahami kerja keras kalian untuk kami. Suatu saat, kami akan membalas kebaikan luar biasa itu.” [Mh]

 

Tags: baiti jannatimenyambung kasih yang tak sampai
Previous Post

Pameran Buku Internasional Riyadh 2021 Dihadiri 1.000 Penerbit

Next Post

Jangan Beda-Bedakan Anak Yatim, Tafsir Al-Baqarah ayat 220

Next Post
Jangan Beda-Bedakan Anak Yatim (Tafsir Al-Baqarah: 220)

Jangan Beda-Bedakan Anak Yatim, Tafsir Al-Baqarah ayat 220

Tips Bijak Atur Urusan Rumah Tangga di Era Digital

Tips Bijak Atur Urusan Rumah Tangga di Era Digital

Tips Melawan Rasa Kantuk Saat Belajar (2)

Tips Melawan Rasa Kantuk Saat Belajar (2)

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga