ChanelMuslim.com – Ada tiga hal yang akan didapat oleh orang yang memutuskan berhijrah, yaitu ketenangan jiwa, keberlimpahan setelah sebelumnya merasakan kesempitan harta akibat berhijrah dan surganya Allah. Ketika seseorang merasakan nikmatnya hijrah maka dia ingin orang-orang yang dicintai juga merasakan kenikmatan itu. Namun tak sedikit cobaan datang saat kita ingin mengajak orang-orang terkasih, salah satunya pasangan kita.
Hal inilah yang dirasakan oleh Arie Untung dalam menghadapi istrinya, Fenita. Lelaki bernama lengkap Arie Kuncoro Untung sebenarnya sudah lama ingin mendalami agamanya. Berawal saat ia ingin menikah dengan pacarnya yang non muslim. Ia disarankan untuk satu keyakinan dengan pacarnya itu. Mulailah ia mempelajari kitab agama pacarnya. Namun yang terjadi, ia malah tambah yakin jika al qur’anlah satu-satunya kitab yang benar. Dia seperti baru menemukan Allah saat itu. Sejak itu ia mulai tertarik untuk mendalami Islam. Hanya saja ia baru diketahui hijrah sejak dua tahun lalu.
“Sebenarnya sih sudah lumayan lama. Ketika lagi ramai hujat-hujatan zaman dulu, saya gemas, ini mengenai keyakinan saya, saya membuat statement posisi di mana saya berada. Kemudian orang berpikiran saya baru hijrah,” ujarnya kepada gomuslim dalam acara KARUGAMI di Lenteng Agung Jakarta Selatan, Minggu (14/10/2018).
Lelaki kelahiran 15 Januari 1976 ini juga menceritakan berbagai tantangan yang dihadapinya saat mulai terang-terangan berhijrah. Tidak sedikit dari kawan dan followers-nya di sosial media mencibir karena keputusannya itu.
“Awalnya banyak yang anggap jadi ekstrem gitu, nganggap saya aneh. Ada yang mencibir, nyinyir, ada juga blok saya, unfollow. Enggak apa-apa toh yang kita cari hanya ridha Allah SWT. Apapun pendapat manusia itu beragam. Kan tidak semua orang happy. Tapi alhamdulillah banyak teman-teman yang mendoakan,” ungkap produser film 3: Alif Lam Mim ini.
Selain teman dan followers, ujian juga datang dari orang terdekat Arie yaitu istrinya (Fenita Arie). Sebelum istrinya ikut hijrah, Arie dan Fenita kerap bertengkar karena berbeda pemahaman khususnya yang berkaitan dengan hijab dan menutup aurat.
Proses hijrah Arie disambut kurang positif oleh Fenita. Ia merasa Arie kurang asyik. “Tiap berargumen lumayan parah. Beda frekuensi, menimbulkan konflik baru. Dia minta apa, aku tolak. Banyak banget perdebatan yang kami lewati,” kata Fenita.
“Di antara materi agama yang aku pelajari, beberapa mengenai wanita. Itu aku bagi kepada istri. Semestinya seperti ini, semestinya seperti itu, aku kasih masukan kepadanya. Tapi dia, kan argumentatif. Selalu mencari pembenaran atas pendapatnya. Kalau aku jelaskan lagi kepadanya tapi dia masih keras, ya sudah aku kembalikan kepada Allah. Biar dia berpikir sendiri,” bilang Arie.
Fenita malah mengingatkan Arie untuk lebih lembut dalam menyuarakan agama. Sebab, banyak sekali hujatan dan pemutusan kerja sama semenjak Arie hijrah. “Banyak sekali ujian yang dia hadapi,” cetus Fenita.
“Beberapa klien memutuskan tidak melanjutkan kerja sama dengan saya karena citra berhijrah sepertinya tidak berada dalam kampanye produk itu,” timpal Arie.
“Ya mungkin konsekuensinya untuk saya. Setelah hijrah jadi banyak haters, banyak pekerjaan hilang. Tapi yang paling menguji kesabaran itu istri saya. Dulu saya salah cara mengingatkan istri untuk berhijab. Terlalu kasar mungkin, jadi sempat berdebat panjang. Setelah saya renungi, gantilah caranya, lebih lembut, lebih perhatian. Karena saya sadar kalau ingn istri yang solehah, ya kita nya harus soleh dulu,” katanya.
Arie tetap berusaha sabar dan ikhlas menjalani ujian hijrah. Sejalan dengan waktu, “Justru masya Allah rezeki yang datang tambah banyak. Semua diganti lebih,” tutur pemilik nama lengkap Arie.
Seiring waktu, berkat kesabaran Arie, Fenita mulai melunak. Mereka tidak lagi ribut soal agama. Fenita diam-diam mencari tahu dari segala sumber soal aturan perempuan berhijab dalam Islam. Hingga suatu pagi. Saat dia menyiapkan kopi untuk suami, air panas dari dalam teko tumpah ke kedua pahanya. “Enggak tahu kenapa, yang aku pegang badan tekonya. Bukan gagangnya yang sudah aku lapisi tisu. Aku enggak kuat panasnya di tangan, langsung saja teko jatuh dan air mendidih yang ada di dalam teko tumpah ke pahaku,” tutur Fenita.
Peristiwa itu menjadi bahan renungan Fenita. Ia merasa air mendidih di dalam teko saja sudah sedemikian panas dan menyakitkan, apalagi di akhirat. “Ya Allah, ini panasnya belum apa-apa,” ujar Fenita. Peristiwa itu menjadi titik balik Fenita untuk segera hijrah.
Kini aktvitas Arie Untung bersama Fenita lebih banyak di acara-acara kajian Islami. Arie masih tetap aktif dalam dunia hiburan. Namun, ia lebih selektif menerima tawaran yang datang padanya. Selain itu, Arie juga aktif di komunitas pengajian artis. Namanya Musyawarah. Muda, sakinah, mawadah, warahmah. (MAY)
Sumber: tabloidbintang.com dan gomuslim.co.id