KETIKA cinta harus memaksa. Apa maksudnya? Mari kita lihat hadits Rasulullah berikut. Rasulullah bersabda, “Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun di waktu malam lalu shalat dan ia pun membangunkan istrinya lalu sang isteri juga shalat.
Bila istri tidak mau bangun, ia percikkan air ke wajahnya. Semoga Allah juga merahmati seorang perempuan yang bangun di waktu malam lalu ia shalat dan ia pun membangunkan suaminya. Bila suami enggan untuk bangun, ia pun memercikkan air ke wajahnya.” (HR. An-Nasai, Abu Dawud, dan Tirmidzi).
Baca Juga: Cintailah Saya
Ketika Cinta Harus Memaksa
Pesan Rasul saw. dalam hadis di atas menunjukkan sesuatu yang lain tentang cinta. Bahwa, cinta tidak melulu ditafsirkan sebagai sebuah belaian. Tidak juga sebuah pengorbanan demi yang dicintai tetap bahagia dan nyaman.
Paksaan cinta demi keridhaan Yang Maha Mencintai
Cinta yang paling tinggi seorang manusia adalah cintanya kepada Allah swt. Cinta ini tentu tidak berjalan secara egois manakala ada cinta lain yang juga mengalir bersama. Antara lain, cinta suami istri.
Suami atau istri mana yang tega membangunkan pasangannya saat yang dicintai sedang asyik tertidur pulas. Kelazimannya, suami atau istri akan berusaha keras agar yang pasangannya tidak terganggu dalam tidurnya.
Namun, ketika ia ingin mengalirkan cinta dari sumber cinta Allah swt, justru ia melakukan ketidaklaziman. Ia bangunkan. Ia ganggu kenyamanan tersebut. Bahkan, dengan suatu cara yang bisa memunculkan kemarahan. Yaitu, percikan air.
Inilah ungkapan khusus ketika cinta harus memaksa. Sebuah ungkapan cinta yang harus ditafsirkan secara jernih, dan penuh pemahaman tentang bimbingan sunnah Rasul saw.
Allah menjelaskan kepada kita dalam firmanNya di Surah Al-Baqarah. Boleh jadi, apa yang kamu tidak sukai adalah baik buat kamu. Dan apa yang kamu sukai adalah buruk buat kamu.
Baik dan buruk ternyata tidak cukup hanya dalam takaran umum tentang cinta. Melainkan, harus berada dalam naungan cinta Allah swt.
Walaupun, rasa dan nalar kita tidak serasa dengan Yang Allah inginkan. Dalam cakupan yang lain, orang tua pun Allah perintahkan untuk memaksa anak-anak dalam menunaikan shalat. Allah berfirman, Dan perintahkanlah keluargamu untuk menunaikan shalat.
Bayangkan ketika si kecil yang lucu, terlihat begitu lelah setelah pulang dari sekolah dasar. Ia tertidur pulas dari sebelum Zuhur hingga menjelang waktu Ashar. Di sinilah konflik cinta seorang ayah atau ibu akan bergulir.
Orang tua yang paham mana yang baik dan buruk seperti yang ia pahami dalam bimbingan Allah swt., tidak akan ragu untuk melakukan pemaksaan.
Ia akan paksa buah hatinya untuk melepas kenikmatannya dalam buaian tidur, demi menunaikan perintah Allah, shalat. Walaupun si kecil yang teramat ia cintai akan menolak, menangis, bahkan marah.
Sebuah ekspresi yang tentu tidak diinginkan oleh ayah atau ibu terhadap belahan jiwanya. Paksaan memang tidak enak untuk dirasakan. Namun, paksaan akan menjadi ekspresi cinta yang luar biasa ketika disandarkan demi menunaikan cinta Allah swt. [mh/Cms]