SEBAGAI seorang lelaki, sudah seharusnya kita memuliakan seorang istri. Karena memang istri bukan pembantumu.Mungkin, hanya para istri yang tahu bagaimana melelahkannya pekerjaan rumah. Setiap hari cucian piring dan cucian baju menumpuk.
Belum lagi harus masak dan membersihkan rumah. Ditambah antar dan jemput anak-anak ke dan dari sekolah.
Semua pekerjaan yang menguras tenaga ini dilakukan para istri. Bersyukur yang memiliki khadimat atau asisten rumah tangga. Kalau tidak ada khadimah, siapa lagi yang paling diharapkan bantuannya kalau bukan suami.
Baca Juga: Untuk Istri, ini Tips Mengatasi Gelisah di Rumah karena Suami Sibuk Bekerja di Luar
Istri bukan Pembantumu
Sayangnya, tidak banyak suami yang mau dan bisa membantu pekerjaan rumah. Kebanyakan karena pola asuh para orangtua yang tidak membiasakan anak laki-laki untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
Hingga akhirnya ketika mereka dewasa, mereka sangat bergantung pada orang lain bahkan untuk hal-hal kecil, misalnya untuk mencuci piring.
Namun, tidak ada kata terlambat bagi para suami untuk belajar mengerjakan pekerjaan rumah. Apalagi jaman sudah berubah menjadi jaman serba teknologi.
Bantuan suami bukan sekedar menyelesaikan pekerjaan rumah lalu membuat rumah jadi nyaman dan kinclong. Sikap suami yang sering membantu istri, memberikan teladan kepada anak untuk mengerti soal peran ayah dan ibu juga soal kerja sama dalam rumah tangga. Jadi tidak akan ada lagi kalimat, “Aku tidak mengerjakan pekerjaan rumah karena ayahku tidak mengerjakannya juga.”
Ajarkan kepada anak-anak kita bahwa saling bekerja sama dalam rumah tangga itu diajarkan oleh Rasulullah SAW. Aisyah binti Abu Bakar Radhiallahu anhumma pernah ditanya oleh salah seorang sahabat. “Apakah yang Nabi lakukan ketika berada di rumah bersama istrinya?” Ia menjawab, “Dahulu Nabi biasa membantu pekerjaan rumah keluarganya.” (HR. Bukhari).
Saling tolong menolong pun telah Allah tegaskan dalam firman-Nya:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki/perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.
Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya.. ” (QS. At-Taubah : 71)
Suami dan isteri seharusnya menjadi penolong satu dengan yang lainnya. Jika ada beban berlebih bicarakan dan carilah solusi.
Tidak baik jika suami mengabaikan keluhan istri ketika lelah seharian mengerjakan pekerjaan rumah. Jika memang tidak bisa membantu, carikanlah khadimah atau solusi lain.
Jangan biarkan istri menanggung pekerjaan yang bahkan bukan kewajibannya. Istri itu harta perhiasan suami. Apa jadinya jika kilaunya memudar karena terlalu lelah jiwa dan raganya. [Maya Agustiana/Cms]