FROM wedding ring to boxing ring ditulis oleh Konselor keluarga sekaligus Founder Wonderful Family Institute, Cahyadi Takariawan.
Bunga-bunga pernikahan yang indah dan harum semerbak itu masih segar di kamar pengantin. Belum layu.
Namun cinta mereka telah layu. Hilang ditelan waktu.
Konflik berkepanjangan mendera kehidupan mereka. Panas, gerah. Tak ada kesejukan suasana. Semua ingin memaksakan kehendaknya.
Lalu harus bagaimana? Sederhananya mengalah, untuk mencapai kemenangan cinta.
Tidak ada rumus baku tentang siapa yang harus lebih dahulu mengalah, antara suami dan istri saat mereka dilanda konflik.
Siapa yang lebih dahulu mengalah itulah yang lebih baik. Siapa yang lebih cepat meminta maaf itulah yang paling baik. Siapa yang lebih cepat memaafkan itulah yang paling baik.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
View this post on Instagram
Jika Anda ingin menjadi suami yang baik, maka mudahlah mengalah, menundukkan ego, dan meminta maaf kepada istri.
Jika Anda ingin menjadi istri yang baik, maka cepatlah mengalah, merendahkan ego, dan segera meminta maaf kepada suami.
Agar pernikahan Anda langgeng dan bahagia, agar kehidupan keluarga Anda tidak bergeser dari “arena pernikahan” menjadi “arena boxing”, jangan pelit meminta maaf, jangan sungkan memaafkan, jangan berat mengalah, jangan sulit menundukkan ego.
Demi kebahagiaan pasangan, demi merayakan cinta, demi mengokohkan keharmonisan keluarga.
Mengalah itu sama sekali tidak bermakna kalah.
From Wedding Ring to Boxing Ring
Baca juga: 5 Tahap yang Akan Dilalui dalam Pernikahan
Dalam kamus tradisi Jawa bahkan ada ungkapan, “menang tanpa ngasorake”. Anda bisa menjadi pemenang tanpa harus mengalahkan “lawan”. Apalagi dalam kehidupan keluarga, pasangan Anda bukanlah lawan.
Jika Anda terlibat pertengkaran dengan pasangan, jangan teruskan pertengkaran itu.
Mengalah saja, dan cepatlah meminta maaf, agar pertengkaran itu mereda.
Jika pertengkaran sudah reda, suasana kembali kondusif, maka Anda berdua bisa berbincang dalam suasana yang nyaman untuk mencari penyelesaian masalah.
Jika kemarahan dibalas dengan kemarahan, emosi dibalas dengan emosi, ego dilawan dengan ego, maka medan “boxing” semakin panas dan semakin seru pertarungannya.
Anda akan semakin sulit untuk meredam, dan semakin berat untuk mengalah.[Sdz]