ChanelMuslim.com- Akhir-akhir ini Bu Nisa dibuat pusing oleh tingkah Putri, anak gadisnya yang menginjak remaja. Pasalnya, Putri sedang gandrung musik-musik dari negeri ginseng yang dikenal dengan K-pop. Yang membuat Bu Nisa jengah, bukan sekedar musiknya tapi juga busana dan tarian para artisnya. Para artisnya yang dikenal sebagai Idol menggunakan pakaian yang minim dan gerakan yang erotis. “Aduh, Nak. Kamu kan sekolah di sekolah Islam, kok senang dan mengidolakan mereka,” ratap Bu Nisa.
Korean Wave telah menjadi fenomena global sejak abad ke-21. Korean Wave yang disingkat K-wave sangat berpengaruh pada budaya kontemporer, industri musik, industri film, industri dan berbagai aspek dari berbagai orang di seluruh dunia.
Perempuan dari seluruh dunia melakukan perjalanan ke Korea Selatan untuk menemukan cintanya, seperti dalam cerita di drama roman Korea. Para remaja berburu kosmetik dan perawatan kecantikan dari Korea Selatan dengan impian mempunyai kulit semulus dan sebening artis-artis Korea Selatan. Tidak berhenti sampai di sini, makanan khas Korea pun ikutan populer, seperti kimchi dan tteokbokki
Di Indonesia generasi terdahulu mengenal Winter Sonata dan Full House yang ceritanya membuat hati para perempuan mengharu biru. Dua drama Korea ini yang mengawali kegandrungan masyarakat Indonesia pada budaya pop Korea.
K-wave ternyata dengan mudah diterima oleh negara-negara muslim. Tidak begitu dengan Amerika. Para produser musik di Amerika menanggapi K-pop dengan dingin. Namun kemudian video Psy, "Gangnam Style" menjadi viral pada tahun 2012 hingga 2013. YouTubelah yang pertama kali membuat popular Psy dengan lebih dari satu miliar penayangan. YouTube menjadi platform yang sangat penting dalam meningkatkan popularitas K-pop di dunia internasional.
Korea Selatan telah mengalami pertumbuhan baru di sektor pariwisata. Lebih dari 12 juta pengunjung pada tahun 2013, dengan 6 juta wisatawan dari Cina saja. Sejak pergantian abad ke-21, Korea Selatan telah muncul sebagai pengekspor utama budaya populer dan pariwisata setelah selama ini didominasi oleh Amerika. Popularitas budaya pop Korea di berbagai belahan dunia telah mendorong pemerintah Korea Selatan untuk mendukung industri kreatifnya melalui subsidi dan pendanaan untuk start-up. Mereka bertujuan menjadi eksportir budaya terbesar di dunia.
Dari sedikit penjelasan di atas, kita bisa mengerti bagaimana besarnya gempuran K-wave bagi masyarakat kita. K-wave adalah sebuah industri besar dengan banyak variable yang ikut di dalamnya. Tidak sekedar musiknya atau dramanya tapi ikut juga propaganda teknologi, budaya dan gaya hidupnya. Anak-anak kita yang polos dan lugu, yang dari rumah kita persiapkan untuk menjadi generasi terbaik mau tidak mau terpapar K-wave dari lingkungan. Baik itu dari teman, tayangan televisi dan juga dari gadgetnya.
Dalam menghadapi K-wave, kita sebagai bangsa Indonesia harus mempunyai satu gagasan bahwa budaya Indonesia tidak kalah bahkan lebih baik dari apa yang dimiliki oleh Korea Selatan. Sebagai bangsa sudah seharusnya kita tersadar untuk lebih mencintai budaya kita sendiri. Bersama pemerintah membangun industri kreatif. Kita perlu memotivasi dan mendorong anak-anak muda untuk lebih berkreasi dan berkarya. Tidak lagi menjadi konsumen produk dari luar negeri, terjajah di negeri sendiri. (MAY)