CEMBURU itu seperti alarm. Jika ada yang kurang beres dengan sinyal cinta, maka alarm cemburu akan berbunyi.
Ada cinta selalu ada cemburu. Seperti alarm, cemburu memberikan sinyal “bahaya” tentang hubungan cinta. Begitu pun dengan hubungan cinta suami istri.
Ada sejumlah indikasi sehingga alarm cemburu berbunyi. Meskipun suara yang dibunyikan berbeda antara suami dan istri, tapi indikasinya hampir sama. Antara lain:
Satu, sorotan mata yang tidak biasa.
Ketika terjadi intreraksi pria wanita dalam pergaulan umum, pertemanan, saudara, atau lainnya; ada kemungkinan “kecantol” antara pria dan wanita.
Salah satu indikasinya melalui sorotan mata yang tidak biasa. Umumnya sorotan mata digunakan untuk bereaksi terhadap sesuatu aktivitas, tapi sorotan mata yang beda ini bereaksi terhadap “rasa”.
Misalnya, sorotan mata yang dimunculkan dari senyum pria atau wanita terhadap lawan jenis. Hal ini karena daya tarik seseorang terunggah melalui senyumnya.
Masalahnya, si pemilik hati yang sorotan matanya tidak biasa itu kadang tidak menyadari. Ia seperti terhipnotis sehingga abai dengan sekelilingnya, termasuk terhadap suami atau istrinya.
Nah, kalau istri menangkap sorotan mata yang berbeda dari suami terhadap wanita lain segera berikan “peringatan”. Seperti mencubit tangan, menginjak kaki, atau lainnya.
Hal ini agar suami tidak keterusan. Jika keterusan, ada kemungkinan muncul sorotan mata yang berbalas. Kalau sudah seperti ini, mencegahnya jadi lebih repot.
Dua, perhatian yang tidak wajar.
Ketika seseorang menaruh hati dengan lawan jenis, selain pandangan, akan muncul perhatian yang lebih dari biasanya.
Misalnya, muncul pertanyaan dari suami apakah teman istri itu sudah bersuami atau belum. Atau, ketika istri menceritakan kalau temannya baru saja ditinggal suami, empati suami langsung muncul begitu spontan.
Hal ini dianggap tidak wajar. Karena begitu banyak persoalan keluarga yang butuh perhatian. Dan jika ada perhatian di luar itu, berarti ada indikasi yang lain dari yang lain.
Karena itu, istri jangan terlalu vulgar menceritakan sosok temannya. Mulai dari kecantikannya, kecerdasannya, kesolehannya, termasuk juga statusnya.
Jika muncul reaksi yang berlebihan dari suami atau istri yang tidak wajar, segeralah berikan peringatan. “Ingat, di depanmu ini ada orang yang lebih butuh perhatian!”
Tiga, komunikasi di luar kewajaran.
Orang berkomunikasi itu pasti memiliki dasar kepentingannya. Terlebih lagi jika komunikasi berlangsung hanya dua orang, antara lawan jenis yang bukan mahram.
Jika hal ini terjadi dan diketahui lebih awal, segeralah minta klarifikasi. “Ini komunikasi tentang apa, Yang?”
Jika jawabannya spontan dan tidak memperlihatkan keanehan dari mimik dan kedipan mata, maka boleh jadi hal itu memang wajar.
Tapi jika reaksinya tidak spontan, seperti ada jeda atau seperti sedang mengarang sebuah jawaban, maka langsung berikan peringatan.
Biasanya, komunikasi yang berpotensi “aneh” itu muncul melalui percakapan elektronik. Dan dengan durasi yang tidak biasa alias lama banget.
Jadi, cemburu itu jangan diartikan negatif. Justru inilah alarm bahaya yang harus disadari kebaikannya, baik oleh suami maupun istri. Mau cemburu? Silahkan saja, itu jauh lebih baik sebelum segalanya terlambat. [Mh]