ChanelMuslim.com – Saat bercinta, tidak jarang pasangan suami istri berfantasi tentang apa yang sedang atau akan mereka lakukan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Justin Lehmiller, Psikolog asal Kinsey Institite dalam bukunya Tell Me What You Want: The Science of Sexual Desire and How It Can Help You Improve Your Sex Life menjelaskan bahwa berfantasi saat bercinta itu meningkatkan hubungan dengan pasangan.
“Saya menemukan bahwa kebanyakan orang yang bertindak berdasarkan fantasi mereka melaporkan bahwa pengalaman itu setidaknya sama baiknya dengan yang mereka harapkan dan mengatakan bahwa itu meningkatkan hubungan mereka. Itu bukan sesuatu yang remeh," katanya, dilansir dari tirto.id.
Hal di atas berasal dari kebudayaan yang datang dari barat. Lalu bagaimana ketentuannya dalam Islam. Adakah hukum-hukum yang mengatur soal itu?
Ustadz Sigit Pranowo Lc menjelaskan bahwa setiap orang tidak bisa dicegah dan dilarang untuk berfantasi atau berkhayal, terlepas apa dan bagaimana fantasia tau khayalan itu dikarenakan ia adalah sesuatu yang tanpa batas menghiasi pemikiran seseorang. Terkadang suatu khayalan bisa mendorong seseorang untuk lebih bersemangat didalam memburunya namun tidak jarang pula khayalan hanya sebatas hiasan pikiran yang tidak bisa terwujud.
Begitupula di dalam bercinta, tidak jarang khayalan dibutuhkan untuk orang-orang tertentu dalam menambah gairah kenikmatan saat berhubungan dan memuaskan pasangannya, yang sering disebut dengan istilah fantasi seks.
Ada tiga macam fantasi yang sering menghiasi pemikirang orang-orang yang sedang bercinta dengan pasangannya :
1. Berfantasi dengan tempat bercinta
Artinya seorang yang sedang bercinta dengan pasangannya membawa fikirannya ke suatu tempat yang menurutnya bisa menambah gairah seksual di dalam memberikan kepuasan kepada pasangannya. Suami atau istri membayangkan sebuah kamar di hotel berbintang dengan segala fasilitas di dalamnya, vila yang mewah, desa yang indah, sebuah tempat di Eropa atau yang lainnya.
2. Berfantasi dengan waktu dan suasana bercinta
Seorang yang sedang bercinta dengan pasangannya membayangkan bahwa mereka berdua sedang berada dalam suatu momen atau suasana terindah, seperti membayangkan bahwa ia sedang berada dalam suasana malam pertama pernikahan, liburan panjang di suatu pulau yang hanya ada mereka berdua saja, atau yang lainnya.
3. Berfantasi dengan seseorang atau banyak orang dalam bercinta
Seorang yang sedang bercinta dengan pasangannya membayangkan bahwa dia sedang berhubungan dengan seorang wanita selain istrinya atau si istri membayangkan bahwa dia tengah berhubungan dengan laki-laki selain suaminya.
Untuk macam fantasi yang pertama dan kedua adalah boleh dan tidak dilarang menurut syari’at dikarenakan ia hanya mengkhayalkan tempat, waktu atau suasana.
Untuk fantasi jenis ketiga para seksolog pada umumnya tidak melarang selama si suami atau si istri menyalurkan hasratnya kepada pasangannya yang sah meski dia membayangkan wanita atau lelaki lain. Bahkan hal ini mereka anggap sebagai sesuatu yang wajar dan normal bagi setiap manusia yang berhubungan untuk lebih menambah gairah bercintanya.
Para ulama telah berbeda pendapat dalam masalah seorang laki-laki yang membayangkan wanita yang diharamkan atasnya apakah dibolehkan atau dilarang. Jumhur ulama mengharamkan bagi seoang laki-laki yang membayangkan dirinya tengah bersenggama dengan wanita asing dikarenakan ini adalah penyimpangan fitrah.
Efek yang bisa ditimbulkan dari fantasi jenis ini adalah bisa jadi orang itu akan meninggalkan istrinya pada masa yang akan datang. Demikian pula dengan seorang istri yang membayangkan seorang laki-laki yang bukan suaminya.
Sebagian ulama berpendapat bahwa hal yang demikian termasuk dalam zina maknawi yang dibolehkan, karena mata kadang berzina dan zinanya adalah memandang yang diharamkan, akal kadang berzina dan zinanya adalah menikmati khayalan yang diharamkan.
Para ulama berbeda pendapat tentang seorang suami yang menggauli istrinya sambil membayangkan wanita lain, demikian pula seorang istri yang sedang digauli suaminya sedangkan dia membayangkan laki-laki lain :
Sebagian besar ulama mengatakan bahwa hal yang demikian adalah haram, ini adalah pendapat para ulama madzhab Hanafi, Maliki dan Hambali dan sebagian Syafi’i, bahkan sebagian dari mereka menganggap hal itu adalah bagian dari zina.
Ibnul Hajj al Maliki mengatakan, “… Jika seorang laki-laki melihat seorang wanita yang menarik hatinya, kemudian laki-laki itu mendatangi istrinya (jima’) dan membayangkan wanita yang tadi dilihatnya hadir di kedua bola matanya maka ini adalah bagian dari zina. Seperti halnya perkataan ulama kita terhadap orang yang mengambil segelas air dan membayangkan air itu adalah khamr yang akan diminumnya maka air itu berubah menjadi haram baginya.”
“Hal ini tidak hanya untuk kaum lelaki saja akan tetapi juga untuk para wanita bahkan lebih kuat lagi. Hal seperti ini bisa lebih sering terjadi pada wanita di zaman sekarang dikarenakan seringnya ia keluar rumah dan memandang orang lain. Apabila seorang wanita melihat seorang laki-laki yang menarik perhatiannya dan ketika dia berjima’ dengan suaminya dia membayangkan laki-laki yang dilihatnya tadi maka dia telah berzina. Kita meminta perlindungan kepada Allah.” (Al Madkhol)
Ibnu Muflih al Hambali mengatakan, ”Ibnu ‘Aqil menguatkan hal ini di dalam bukunya “ar Riayah al Kubro” yaitu seandainya seorang suami membayangkan seorang wanita yang diharamkan baginya tatkala berjima’ maka dia berdosa.”
Ibnu Abidin al Hanafi—setelah menyebutkan perkataan Ibnu Hajar al Haitamiy asy Syafi’i—mengatakan, “Aku tidak melihat seorang dari kami (dari kalangan Hanafi) yang menentang hal ini, dan dia mengatakan didalam “ad duror”, “… karena membayangkan dia sedang menyetubuhi wanita asing adalah memvisualkan kemaksiatan secara langsung terhadap fisik wanita itu.”
Sebagian ulama Syafi’i mengharamkannya dengan mengatakan, ”Al Iroqi menyebutkan di dalam “Thorhut Tatsrib” yaitu seandainya seorang laki-laki menyetubuhi istrinya sementara di pikirannya ia sedang menyetubuhi wanita yang diharamkan baginya maka ini adalah haram dikarenakan ia memvisualkan yang haram.”
Jadi, sebagian besar ulama menghukumi haram pada kegiatan berfantasi bercinta dengan orang lain selain dari pasangan kita sendiri. Pada kenyataannya, berfantasi saat bercinta itu normalnya adalah membayangkan pasangan kita sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Lehmiller menyatakan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan bahwa satu-satunya orang yang paling mungkin muncul dalam fantasi seksual adalah – percaya atau tidak – kekasih kita saat ini.
“Sebenarnya orang yang lebih sering difantasikan adalah kekasih kita saat ini. Hal ini, lanjut Lehmiller, dikarenakan fantasi seringkali dirancang untuk memenuhi kebutuhan emosional kita, seperti merasa dicintai, diinginkan, dan kompeten secara seksual. Oleh karena itu berfantasi tentang pasangan lebih mampu memberi kita apa yang kita butuhkan pada saat itu.”
Wallahu A’lam. [Maya/sumber: eramuslim.com dan tirto.id]