ChanelMuslim.com- ChanelMuslim.com- Suami istri itu manusia. Keduanya tidak punya antena yang bisa disetel satu frekuensi. Jadi, wajar saja jika suami istri mengalami beda sinyal.
Kalau mau melihat dua manusia dalam satu hati, lihatlah suami istri yang selalu harmonis. Seolah keduanya berada dalam satu ide, satu rasa, satu langkah, dan satu selera.
Namun, tidak semua yang terikat itu menyatu seperti di atas. Banyak sebab hal itu bisa terjadi. Mungkin karena ikatannya yang perlu dikencangkan. Mungkin juga karena keduanya sama-sama manusia yang kadang “dinamis”, atau berpotensi berubah tergantung lingkungan.
Sejauh mana beda sinyal itu bisa terjadi? Sejauh dinamika lingkungankah, sejauh karena orangnyakah, atau sebab lain.
Boleh Jadi, Ada Pengaruh Pertemanan yang Berbeda
Ada nasihat yang mengatakan, seseorang tergantung pada agama temannya. Atau dengan bahasa sederhana, pertemanan bisa mengubah pikiran dan perilaku seseorang.
Suami atau istri adalah makhluk sosial yang mengikuti warna-warni kehidupan sosial di sekitarnya. Terwarnai atau tidaknya seseorang bisa terlihat dari perubahan-perubahan yang terjadi. Mulai dari perubahan hobi, gaya hidup, pemikiran, dan lainnya.
Contoh, ada seorang istri yang mengeluh perubahan suaminya sejak bergaul dengan teman-temannya yang sudah poligami. Bagi seorang istri, perubahan sederhana ini bisa menjadi teror yang mengerikan.
Padahal, sebelum ikut di pertemanan itu, suaminya biasa-biasa saja. Tidak begitu menganggap penting tentang poligami, dan sejenisnya.
Contoh lain bisa datang dari pihak istri. Seorang suami mengeluh perubahan istrinya sejak ikut komunitas emak-emak yang begitu gandrung tentang gaya hidup. Mulai dari cara berbusana, trendnya, dunia kuliner, dan lainnya.
Bagi suami, selama perubahan itu pertanda sebagai sebuah kemajuan berpikir dan berperilaku tentu tidak ada masalah. Tapi jika sudah menuju pemborosan, dan ketidakseimbangan porsi waktu untuk keluarga, rasanya sudah mulai menjadi masalah.
Di satu sisi ada suami yang ingin hdup zuhud misalnya, sederhana, dan gemar bersedekah; di sisi lain ada perubahan gaya hidup istri yang sangat berpengaruh dengan anggaran keluarga.
Pertemanan atau pengaruh sosial lingkungan memang hal yang sulit dihindari. Ada nilai positif, tidak tertutup kemungkinan juga memuat nilai negatif. Di situlah suami istri, harus bijak dan terbuka untuk saling meluruskan sinyal sebelum “tertular” dengan perubahan baru.
Suami harus selalu terbuka dengan kritik dan masukan istri soal pengaruh pertemanan yang dirasa negatif. Begitu pun dengan istri yang tidak menelan mentah-mentah trend dan gaya hidup baru yang belum terbukti bagus untuk diri dan rumah tangganya.
Pertemanan selalu ada nilai kebaikannya. Tapi, hati-hati pula dengan polusi buruknya. Silahkan berteman dengan siapa saja, tapi saring dampak baik dan buruknya. [Mh]