ChanelMuslim.com- Siapa sangka, panas setahun dihapus hujan sehari. Ungkapan bahasa ini bukan tentang musim. Tapi tentang kebaikan yang bertahun-tahun bisa terhapus begitu saja dalam sehari. Seperti itulah yang kerap terjadi di antara suami istri.
Sejatinya, hubungan suami istri merupakan hubungan hati yang akan terpaut sampai mati. Fisik boleh bergeser menjauhi ideal. Performa pun tidak lagi seperti dulu. Tapi pautan hati, tak akan kendor meski apa pun yang dihadapi.
Sayangnya, bahasa ideal itu bisa luluh seketika saat kenyataan di depan mata. Emosi tiba-tiba di atas segalanya. Masing-masing pihak seperti kehilangan jati dirinya. Terus hanyut dalam bakaran emosi.
Masing-masing pihak seperti memiliki memori baru tentang kisah keduanya. Semua memori baik hapus seketika. Meski banyaknya luar biasa. Terhapus, dan kemudian tertindih dengan memori baru yang dikemas kuat dengan hawa marah.
“Bertahun-tahun hidup bersamamu, rasanya tak ada kesan yang membahagiakan,” ucap salah satunya.
“Memangnya kamu aja yang merasa itu, aku lebih dari itu,” jawab satunya lagi.
Tidak ada titik temu. Tidak ada kata sepakat. Dan pandangan ke depan hanya kabut gelap yang menutupi semua tentang masa depan.
Padahal, bahtera rumah tangga mereka sudah begitu jauh mengarungi samudera kehidupan. Anak-anak pun sudah besar. Ada yang sudah kuliah, sekolah menengah, dan dasar. Tak mungkin perjalanan panjang itu nihil bahagia. Tapi, kenapa bisa terhapus hanya dalam sehari?
Ada Setan di Antara Kita
Salah satu tugas utama setan di rumah kita adalah memisahkan antara suami dan istri untuk selamanya. Cari celah titik rentan keduanya. Dan dari situlah memori baru tentang penyesalan dan amarah dihembuskan, menghapus memori cinta dan bahagia yang mereka rasakan tahunan lamanya.
Kalau mau jujur, tak ada satu pun pihak yang serba sempurna. Adakalanya ia kuat di satu sisi, dan begitu rentan di sisi lainnya. Tapi tentu saja, sisi kuatnya jauh lebih banyak dari sisi rentannya. Di sudut ini, setan unggul. Ia sukses memalingkan keduanya untuk melihat yang baiknya, untuk kemudian berpaling pada sisi buruknya. Walaupun itu area yang sedikit.
Kalau nalar kita normal, tentu bisa menyimpulkan bahwa ikatan dalam hitungan tahunan tentu bukan hubungan yang biasa. Kalau awalnya tidak ada cinta dan bahagia, tentu di momen itu pula hubungan tidak bisa berlanjut, walau sehari pun.
Setan terus memanas-manasi bahwa Andalah yang paling benar, sementara pasangan Anda keliru. Atau, pantas disalahkan. Bayangkan jika keduanya memiliki paradigma ini, keduanya seperti di kutub magnit yang sama: saling bertolak belakang.
Belajar Mengakui Kekhilafan
Sekuat apa pun serangan energi pasangan atas tuduhan kesalahan kita, tidak akan pernah berlanjut jika sasaran menyerahkan diri. Lepas ego diri yang menihilkan kekurangan kita. Sambut hujan emosi pasangan dengan wadah cinta yang sempat terlupakan.
“Aku mengaku khilaf. Tapi, jangan khilaf hari ini bisa menghapus cinta dan bahagia kita yang bertahun-tahun itu,” begitulah di antara pengakuan bijak. “Kenapa energi lebih kita ini tidak dimanfaatkan untuk mengembalikan cinta dan bahagia yang telah terjalin lama. Sayang, bantu aku ya,” lanjut ungkapan itu.
Apa yang akan terjadi? Ungkapan sejuk semisal itu akan melumerkan kerasnya emosi pasangan kita. Pelan-pelan, nalar akan kembali pada rel yang semestinya.
Trik Mengalahkan Setan di Momen Itu
Kalau kita sadar bahwa pertengkaran, emosi, dan argument yang saling menjatuhkan merupakan hembusan jahat setan; maka segeralah melakukan hal berikut ini agar pengaruhnya cepat pudar. Antara lain:
- Ikhlaskan diri dengan melakukan istigfar, memohon ampunan kepada Allah subhanahu wata’ala. Bahwa, apa yang ingin kita berikan untuk pasangan kita semata-mata karena ingin mendapat ridha Allah. Bukan ingin mendapatkan imbalan dari pasangan kita.
- Luluhkan ego dan emosi dengan mengucapkan ta’awudz atau perlindungan dari godaan setan yang terkutuk. Bukan ego dan emosi pasangan, tapi milik kita sendiri.
- Segera mengambil air wudhu karena setan akan terusir dengan air ‘sunnah’ teladan nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Akan lebih bagus lagi jika dilanjutkan dengan shalat sunnah dua rakaat. Itulah momen konsolidasi dengan Allah subhanahu wata’ala yang nikmatnya telah kita dustakan.
- Jangan terus terjebak dalam penyesalan terhadap apa yang telah terjadi. Katakanlah, qadarullah wa maasyaa a fa’ala. Semua telah ditakdirkan Allah, apa yang Ia kehendaki maka terjadilah.
- Tunjukan rasa sayang dan cinta Anda dengan pasangan, dinginkan ia dengan ketulusan dan doa.
Cinta suami istri memang tidak sedang berjalan di atas alas datar. Akan ada onak dan duri, tanjakan tinggi dan turunan curam. Saat itu, jangan lepas pegangan tangan Anda dengan tangannya. Lebih erat lagi. Agar jangan sampai, panas bertahun-tahun akan terhapus begitu saja dengan hujan sehari. (Mh)