CARA menghilangkan keinginan berpisah dari pasangan ini bisa menjadi tameng bagi kita ketika sangat ingin melakukan hal tersebut. Dalam beberapa penelitian yang dilakukan, didapat data bahwa ketegangan antara pasangan mencapai titik puncaknya sekitar tahun ke-7 perkawinan.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr Lawrence A. Kurdek, seorang psikolog di Wright State University di Ohio, bahwa orang-orang dengan anak-anak lebih mungkin mengalami penurunan kebahagiaan dalam pernikahan mereka sekitar tahun ke-4 dan ke-7!
Penurunan pertama terutama karena ‘fase bulan madu’ berkurang sementara yang kedua lebih berkaitan dengan kedatangan anak-anak, di mana memprioritaskan mereka dan kebutuhannya lebih diutamakan daripada mengelola hubungan pernikahan.
Baca Juga: Berpisah Untuk Berkumpul Kembali Selamanya
5 Cara Menghilangkan Keinginan Berpisah dari Pasangan
Agar pernikahan Anda berhasil melewati rintangan ‘7 tahun’, Anda harus cukup sadar akan peran yang Anda mainkan dalam pernikahan Anda.
Jangan lelah bekerja keras mengupayakan pernikahan Anda berjalan dengan baik. Ada beberapa pertempuran yang harus Anda lakukan untuk menyelamatkan bahtera rumah tangga.
1. Bersyukur pada Allah atas hadir pasangan Anda
Menerima seseorang apa adanya membuat kita menjadi begitu terbiasa dengan kehadirannya sehingga kita tidak menyadari nilainya.
Pasangan kita adalah kekuatan dan tulang punggung kita dan orang tua dari anak-anak kita, sehingga peran yang mereka mainkan dalam hidup kita bukanlah sesuatu yang bisa dianggap sebagai sesuatu yang tidak penting. Ingatlah dengan penuh syukur apa artinya itu bagi kita.
Dan sampaikan dengan jujur hal itu kepada pasangan. Hidupkan kembali api cinta dalam hati kita. Jangan biarkan dia mengecil dan kemudian padam.
Kita akan mengetahui seberapa besar kekuatan rasa syukur itu akan menolong kehidupan kita. Hidupkan kembali gaya romantis dalam kehidupan berpasangan.
Lakukan hal-hal kecil seperti merencanakan kencan malam yang sederhana, ini dapat membantu Anda dan pasangan menghargai hubungan Anda dan keluar dari kebiasaan menganggap biasa kehadiran pasangan Anda.
2. Sadarilah bahwa hubungan ‘sempurna’ itu tidak ada
Sangat mudah untuk membandingkan hidup kita dengan kehidupan orang lain, terutama ketika mereka memposting semuanya di media sosial.
Namun penting untuk diingat bahwa di balik gambar #couplegoals yang kita lihat ada dua orang yang sama seperti kita, yaitu manusia, tidak sempurna, dan dengan masalah yang mereka hadapi.
Hanya karena mereka tidak menampilkan masalah bukan berarti mereka memiliki semua yang kita inginkan. Bahkan mungkin, sebenarnya mereka berharap untuk memiliki apa yang kita miliki. Berhentilah memaksakan diri untuk mencapai kesempurnaan dalam hubungan Anda, pernikahan Anda sudah indah dan istimewa.
3. Berkomunikasilah
Komunikasi yang tepat dan teratur untuk memperkuat hubungan bukan sesuatu yang klise. Menyimpan masalah yang mengganggu untuk diri sendiri dan menunggu waktu untuk membahasnya secara berlebihan dan obsesif tidak akan membantu pasangan kita dan tentu juga tidak akan menolong kita.
Sudah waktunya untuk membuka diri dan melakukan percakapan yang jujur itu. Anda dan pasangan sama-sama sudah matang untuk berdiskusi atau berargumen yang produktif, di mana Anda dapat menemukan solusi untuk berbagai masalah.
Meski kita mempunyai pandangan yang berbeda, tidak ada sesuatu yang bisa diperbaiki dengan percakapan sepenuh hati.
4. Temukan ‘Me Time’ Anda
Jika kita terus-menerus merasa bosan dan mengeluh bahwa tidak ada hal baru atau menarik yang terjadi dalam hidup kita, inilah saatnya untuk mengambil alih diri sendiri.
Tidak ada orang lain yang bisa melakukan ini untuk kita. Temukan waktu untuk diri sendiri, bahkan jika itu hanya setengah jam sehari untuk melakukan sesuatu yang kita sukai.
5. Temukan juga ‘Couple Time’ Anda
Melakukan aktivitas yang disukai bersama sangatlah penting untuk menjalin dan memperkuat persahabatan dengan pasangan Anda.
Ini memberikan kesempatan untuk saling berbicara atau memiliki sesuatu bersama-sama. Usahakan kegiatan bersama itu menjadi sesuatu yang istimewa yang layak dinanti.
Lakukan hobi yang sama dan tetapkan waktu yang tetap sehingga Anda bisa secara teratur menikmati ‘Couple Time’ dengan pasangan Anda.
Saat Anda melakukan ‘Couple Time’ berarti hanya mendedikasikan waktu untuk duduk bersama, berpelukan, berbicara, dan hanya akrab satu sama lain.
Berbagai alasan yang membuat kita berpikir untuk menghentikan kayuh rumah tangga dengan pasangan kita, bisa jadi terdengar sangat remeh.
Namun jika kita mengabaikannya, alasan-alasan itu malah hanya akan melemahkan tekad kita untuk mempertahankan pernikahan. Yang terpenting yang selalu harus kita ingat adalah kembali ke titik start, titik di mana semua bermula.
Kembali mengingat dan mengevaluasi tujuan pernikahan, bahwa kita memulai semuanya dengan kebahagiaan dan bertujuan untuk kebahagiaan, maka lakukanlah dengan bahagia. Kesalahan-kesalahan mungkin terjadi, namun sebagai manusia, tempat berbagai kesalahan, saling memaafkan adalah jalan satu-satunya.
Tidak peduli berapa lama dan siapa yang akan datang ke dalam hidup kita, ingatlah bahwa kita dan pasangan adalah mitra dalam menjalankan peran sebagai orang tua. 4 tahun, 7 tahun atau 25 tahun, itu tidak masalah.
Kita akan selalu berada di dalamnya untuk jangka panjang dan itu akan menjadi perjalanan yang indah karena kebahagiaan itu bukan sebuah tujuan namun sebuah perjalanan yang harus diperjuangkan. [Maya/Cms]