MAHASISWI Hubungan Internasional FISIP Universitas Brawijaya, Noeris Hidayati Badri, terpilih sebagai SDGs Global Youth Action Ambassador 2025 dan masuk dalam Top 100 World SDGs Academic Presenter di forum internasional Global Goals Youth Summit 2025 di Kuala Lumpur.
Universitas Brawijaya (UB) kembali menorehkan kebanggaan melalui prestasi gemilang mahasiswanya. Noeris Hidayati Badri, mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB angkatan 2021, resmi terpilih sebagai SDGs Global Youth Action Ambassador 2025.
Tidak hanya itu, ia juga berhasil menembus jajaran Top 100 World SDGs Academic Presenter, sebuah ajang internasional bergengsi yang menghimpun ribuan peserta dari seluruh dunia yang memiliki dedikasi pada tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Pemilihan SDGs Ambassador ini merupakan bagian dari forum Global Goals Youth Summit yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, awal April 2025.
Ajang ini merupakan wadah bagi pemuda dari berbagai negara untuk saling bertukar ide, menyampaikan gagasan berbasis riset, dan menyusun rencana aksi berkelanjutan yang berdampak nyata bagi masyarakat.
Dari ribuan aplikasi yang masuk, hanya seratus pemuda yang berhasil masuk dalam daftar presenter terbaik, dan salah satunya adalah Noeris.
Latar belakang Noeris sebagai mahasiswa Hubungan Internasional yang aktif dalam kegiatan akademik dan sosial menjadi nilai tambah tersendiri. Sejak awal kuliah, ia menunjukkan minat besar terhadap isu-isu global, khususnya yang berkaitan dengan diplomasi kemanusiaan dan ketimpangan pembangunan.
Keseriusannya dalam mengikuti isu-isu internasional ditunjukkan melalui berbagai aktivitas, mulai dari mengikuti kuliah daring internasional, riset akademik, hingga terjun langsung ke dalam program magang di Kementerian Luar Negeri RI.
Baca juga: Mahasiswa di Jember Raih Gold Award pada International Bridge Design Competition 2025
Noeris Hidayati Badri, Mahasiswi UB Terpilih sebagai SDGs Global Youth Action Ambassador 2025
Dalam proses seleksi SDGs Youth Ambassador, peserta diminta untuk menyusun esai tematik dan proposal rencana aksi yang relevan dengan salah satu dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan.
Noeris memilih fokus pada SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) dan SDG 16 (Peace, Justice and Strong Institutions).
Ia menyusun rencana aksi bertajuk “Youth Diplomacy for Preventing Human Trafficking in Southeast Asia”, yang berbasis pada hasil observasinya selama magang di Direktorat Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri.
Di sanalah ia menyadari kompleksitas kerja sama regional dalam menangani perdagangan manusia, terutama melalui mekanisme Bali Process.
Ketertarikannya pada dunia diplomasi makin tumbuh ketika melihat sosok Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, yang dinilainya mampu menjadi representasi Indonesia secara kuat di panggung dunia.
Melalui pendekatan berbasis diplomasi pemuda (youth diplomacy), Noeris menawarkan solusi konkret: pelibatan mahasiswa dan organisasi kepemudaan dalam dialog antar-negara untuk mendorong kebijakan lebih inklusif, khususnya dalam aspek perlindungan korban dan akses terhadap pekerjaan yang layak.
Ia juga mengusulkan sistem youth monitoring berbasis digital yang memungkinkan anak muda berperan dalam pengawasan dan edukasi isu perdagangan manusia di kawasan Asia Tenggara.
Presentasinya yang disampaikan dalam Bahasa Inggris dengan pendekatan visual storytelling membuat ide yang disampaikan tidak hanya menarik secara substansi, tetapi juga komunikatif dan membumi.
Noeris bukan sosok yang asing di kalangan sivitas akademika FISIP UB. Ia dikenal aktif sebagai asisten praktikum, pembicara pelatihan esai ilmiah, serta pernah menjadi ketua divisi pendidikan di organisasi mahasiswa jurusan.
Di balik semua aktivitas itu, ia tetap menjaga prestasi akademiknya dengan IPK yang stabil di atas 3,8. Dalam kesehariannya, ia sering mengunggah konten edukatif di media sosial, mulai dari tips belajar, informasi beasiswa, hingga refleksi isu-isu internasional dari sudut pandang pemuda.
Perjalanan Noeris hingga ke kancah internasional tentu tidak datang dalam sekejap. Sejak SMA, ia telah menunjukkan ketertarikan mendalam pada dunia diplomasi dan pembangunan global.
Ia terinspirasi oleh kiprah Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dan menjadikan sosok tersebut sebagai model peran dalam membangun karier diplomatik yang berbasis nilai-nilai kemanusiaan.
Ketertarikan ini kemudian berkembang saat ia terlibat dalam berbagai forum simulasi PBB, pelatihan SDGs, serta proyek penelitian kecil di bawah bimbingan dosen FISIP.
Sikap inilah yang menjadi ciri khas pendekatannya dalam semua aktivitas: berbasis data, relevan secara sosial, dan komunikatif secara naratif.
Dalam forum Global Goals Youth Summit 2025, Noeris juga sempat berpartisipasi dalam plenary session yang membahas tantangan kerja layak di era otomatisasi dan digitalisasi. Ia menekankan pentingnya penguatan pendidikan vokasi berbasis inklusi gender dan pemberdayaan komunitas rentan.
Pandangan tersebut mendapat tanggapan positif dari panelis internasional, termasuk dari perwakilan UNDP dan ILO yang turut hadir dalam sesi tersebut.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sepulangnya dari Kuala Lumpur, Noeris berkomitmen membawa hasil forum ke lingkungan kampus dan komunitas lokal. Ia berencana menyusun program diskusi rutin lintas fakultas di UB yang membahas tema SDGs secara aplikatif dan interdisipliner.
Ia juga ingin mendorong terbentuknya Youth SDGs Task Force di kampus, yang bisa menjadi mitra kolaborasi lembaga pemerintah maupun organisasi internasional.
Prestasi Noeris tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga mengangkat nama FISIP dan Universitas Brawijaya di kancah global.
Dr. Moh. Muzzaki, M.Si., selaku ketua SDGs Center UB mengapresiasi pencapaian yang membanggakan bagi UB dan SDGs Center UB ini. Ia berharap prestasi tersebut dapat menginspirasi mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan internasional yang mendukung SDGs.
Sejak tahun 2020, SDGs Center UB telah aktif mendorong partisipasi mahasiswa dalam isu-isu SDGs seperti pengabdian, penelitian, dan mendukung kegiatan lokakarya, konferensi, dan proyek kolaboratif internasional yang berfokus pada SDGs.
Sejauh ini, UB telah berpartisipasi dalam ASEAN Youth Conference on SDGs pada tahun 2022, dan bagian dari proyek Youth Action for Climate Justice.
SDGs Center UB mendukung mahasiswa agar aktif dalam isu SDGs melalui berbagai program dan kebijakan yang dijalankannya. [Din]