DALAM waktu dekat, Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) membuka seleksi calon santri.
Pondok pesantren yang berlokasi di Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat ini akan memasuki tahun ajaran baru.
Seperti halnya lembaga pendidikan lainnya, Pesantren Nuu Waar menerima peserta didik atau santri baru.
Mudir Pesantren Nuu Waar AFKN Ustaz Abdul Khaliq, S.Q., MA mengatakan proses penerimaan santri baru sudah dimulai sejak awal Syawal 1445 lalu.
Pendaftaran santri baru dilakukan secara daring (online).
“Soal santri baru, kami sudah mengirimkan brosur resmi pesantren dan itu disebar ke berbagai perwakilan AFKN yang ada di daerah. Target santri baru tahun ini 50 hingga 100 orang,” ungkap Ustaz Khaliq, Rabu (15/5/2024).
Baca juga: Pesantren Nuu Waar AFKN Asah Santri Public Speaking
Jelang Tahun Ajaran Baru, Pesantren Nuu Waar Seleksi Calon Santri
Kemudian, jelas Ustaz Khaliq, perwakilan AFKN di berbagai daerah melakukan seleksi calon santri.
“Kami berharap dari perwakilan ini adalah anak-anak yang minimal shalat jemaahnya sudah mudah. Minimal dibina dulu, dikarantina. Adaptasi,” jelas Ustaz Khaliq.
Menurut Ustaz Khaliq, pihaknya membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin belajar di Pesantren Nuu Waar AFKN.
Tentu para calon santri harus mengikuti dan memenuhi kebijakan pesantren.
Dikatakan Ustaz Khaliq, calon santri dan wali santri harus menyatakan kesediaan menuntaskan masa pendidikan.
“Tidak ada lagi misalnya wali santri yang mengambil anaknya setelah selesai MTs misalnya. Karena kita linear. Karena kita dari SD, SMP, SMA, pengabdian setahun, kuliah empat tahun baru boleh pulang ke daerahnya. Ini yang harus disepakati,” kata Ustaz Khaliq.
Selanjutnya, pihak pesantren mengutamakan calon santri dari kalangan yatim dan dhuafa.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan menerima calon santri dari kalangan ekonomi atas.
“Tapi tidak menutup santri-santri dari kalangan ekonomi ke atas. Daripada mereka sekolah di luar negeri seperti Singapura, misalnya. Kita juga butuh santri yang cerdas,” ujar Ustaz Khaliq yang merupakan lulusan PTIQ Jakarta.
Adapun santri yatim dhuafa, pihak pesantren mengratiskan biaya pendidikan.
“Biaya 100 persen ditanggung pesantren. Termasuk biaya transportasi dari daerah asal,” kata Ustaz Khaliq.
Namun, jika di kemudian hari santri melanggar tentu ada sanksi yang didapat.
“Kalau melanggar tentu ada konsekuensi-konsekuensi nya atau istilah kita itu denda pendidikan. Oleh karena itu, ini harus diketahui oleh orang tua santri,” ungkap Ustaz Khaliq.
Untuk diketahui, Pesantren Nuu Waar AFKN yang didirikan dai pedalaman asal Fakfak, Papua Barat K.H. M.Z. Fadzlan R. Garamatan memberikan beasiswa penuh kepada para santri dan santriwati dari kawasan timur Indonesia.
Pesantren Nuu Waar AFKN fokus pada program Tahfidz Quran yang nantinya para santri selesai lulus kembali ke kampung halaman untuk berdakwah Alquran.[ind]