ChanelMuslim.com – Kompetisi European Union Social Digithon telah usai dan panitia mengumumkan 4 tim terbaik sebagai Juara 1, 2, dan 3 pada Jumat, (5/3/2021).
Kompetisi European Union Social Digithon adalah kompetisi yang diselenggarakan oleh Uni Eropa dengan tujuan mengatasi permasalahan sosial dengan solusi digital. Pendaftaran dan pengiriman proposal kreatif Social DigiThon ditutup pada 22 Februari lalu.
Empat konsep terbaik EU Social DigiThon 2021 “Aksi Muda untuk Perubahan” telah diumumkan.
Para pemenang dan peserta dalam kompetisi ini diharapkan bisa segera mengembangkan proyeknya, sehingga bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Mudah-mudahan dari empat pemenang, pada tahun ini sudah ada proyeknya yang bisa dirasakan masyarakat walau dalam skala kecil, seperti komunitas,” kata Fita Maulani selaku juri kompetisi EU Social Digithon.
“Selamat kepada pada pemenang. Empat proposal terbaik dipilih karena orisinalitas gagasan, kreativitas, dan teknologi yang mudah digunakan,” tambahnya.
Fita menambahkan, yang terpenting, bagaimana inovasi para peserta mampu menawarkan manfaat sosial ekonomi bagi kelompok rentan di Indonesia, seperti anak-anak, perempuan dan penyandang disabilitas karena mereka yang paling terkena dampak selama pandemi Covid-19.
“Terima kasih kepada seluruh peserta yang telah mengirimkan konsep proposal inovasi sosial. Semoga terus berkarya!,” ujarnya.
Juara pertama Kompetisi Social DigiThon adalah tim DukaEuy yang membuat proyek Gelang Anti Kekerasan (GAK). Kelompok ini terdiri dari tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung, yaitu Sulthan, Michael dan Daniel. Hal yang mendasari ide proyek kelompok ini adalah karena tingginya angka kekerasan terhadap perempuan.
Juara kedua diraih oleh tim UntukIbu yang membuat proyek dengan nama yang sama dengan nama timnya. Tim ini terdiri dari dua mahasiswa, yaitu Jones Napoleon Autumn, mahasiswa jurusan Informatika yang juga berprofesi sebagai software engineer, dan Zefania Praventia Sutrisno, mahasiswa teknik kimia yang terlibat dan memimpin berbagai proyek – termasuk yang memberdayakan pekerja perempuan. Hal yang mendasari terciptanya proyek ini adalah dari rasa keprihatinan terhadap banyaknya kelompok masyarakat yang menjadi lebih rentan akibat pandemi, khususnya kaum perempuan.
Sementara itu, juara ketiga ada dua tim karena para dewan juri menganggap kedua tim ini memiliki nilai yang sama. Juara ketiga yang pertama adalah proyek bernama DTRON. Kelompok ini terdiri dari dua orang, yaitu Yudhis Thiro Kabul Yunior dan Fattaa Septian Dwi Cahyo. Mereka menambah kemampuan kursi roda bagi para penyandang disabiiltas.
Juara ketiga yang kedua adalah tim Solutioner dengan proyek Elais. Tim ini terdiri atas mahasiswa Software Engineering Institut Teknologi Telkom Purwokerto, yaitu Vincent Nathaniel, Rifqi Akmal Saputra dan Alfan Adi Chandra. Hal yang mendasari proyek ini adalah berangkat dari rasa keprihatinan mereka terhadap penyandang disabilitas yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring.
Para pemenang berhak mendapatkan dana pembinaan, pendampingan produksi dan pemasaran produk, serta hampers eksklusif dari Uni Eropa.[ind/Camus]