TIDAK menghafal Al-Qur’an karena takut miskin. Percaya atau tidak, ada orang yang tidak mau menghafal al-Qur’an dengan alasan takut miskin.
Dan terkadang meskipun alasan tersebut tidak diucapkan secara langsung melalui lisan, tetapi anggapan seperti ini tak sedikit melekat di dalam pikiran sebagian orang yang bisa dibilang ‘kurang yakin atas kekuasaan Allah’.
Oleh: Slamet Setiawan, S.H.I
Di antara mereka bahkan ada yang dengan terang-terangan mengatakan bahwa hafal al Qur’an hanya akan membuat orang malas bekerja, karena saking sibuknya mengurusi hafalan.
Mereka yang punya pandangan seperti itu, kemungkinan besar memang orientasinya lebih kepada urusan duniawi dan kurang begitu peduli terhadap kehidupan akhirat, yang sejatinya merupakan kehidupan yang kekal bagi mereka.
Padahal jika mereka melihat kehidupan nyata, mereka pasti akan mampu menilai sendiri bahwa kenyataannya apa yang ada dalam pikiran mereka itu sama sekali tidak benar.
Banyak penghafal al-Qur’an yang justru mereka sendiri merasakan betapa Allah memberikan kecukupan bahkan kelebihan harta kepada mereka.
Al-Qur’an yang mereka hafal justru memberikan keberkahan untuk mereka dalam banyak hal, tanpa terkecuali dalam masalah harta.
Baca Juga: Penghafal Al-Qur’an yang Tidak Sadar Pentingnya Menghafal Al-Qur’an
Tidak Menghafal Al-Qur’an Karena Takut Miskin
Untuk kalian yang punya keinginan menghafal al-Qur’an namun masih diliputi keraguan, merasa khawatir dengan kehidupan dunia, takut miskin dan kurang harta,
maka yakinlah bahwa aI-Qur’an yang kalian hafalkan itu mampu mempersembahkan kebahagiaan untuk kalian di akhirat nanti, kebahagiaan yang sama sekali tidak bisa dibeli dengan dunia dan seisinya.
Kemudian renungkanlah, jika kebahagiaan akhirat saja mampu dipersembahkannya untuk kalian, maka tentu ia lebih mampu lagi mempersembahkan kebahagiaan untuk kehidupan dunia kalian, karena betapapun banyaknya nikmat dunia, ia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan nikmat-nikmat di akhirat nanti.
Hal lain yang tak kalah pentingnya yang perlu kalian ingat adalah bahwa al-Qur’an juga bisa menjadikan kalian orang yang kaya hati, dan inilah kekayaan yang sebenarnya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Kekayaan yang sesungguhnya bukanlah dengan banyaknya harta. Tetapi kekayaan yang sesungguhnya adalah kekayaan hati (yang selalu merasa cukup).” (HR. al-Bukhari)
Betapa banyak orang yang kaya dari sisi harta, namun ternyata hatinya miskin. Harta yang banyak tidak serta merta membuat mereka tenang dan bahagia, apalagi ketika harta tersebut didapatkannya dari pekerjaan yang haram.
Sebaliknya, tak jarang orang yang nampaknya hidup sederhana tetapi merasakan kebahagiaan yang luar biasa, tiada lain karena hatinya kaya, penuh dengan ketenangan, penuh dengan rasa syukur.
Dan kalian jangan heran jika melihat penghafal al-Qur’an yang hidup sederhana tetapi terlihat bahagia, itu karena Allah memberikan kekayaan untuk hatinya, sebab ada al-Qur’an yang bersemayam di dalamnya.
Di dunia ini, memang nampaknya tidak setiap penghafal al-Qur’an diberi kelebihan dalam hal harta, tiada lain karena memang dunia adalah tempatnya manusia diuji oleh Allah.
Namun, di akhirat nanti, para penghafal al-Qur’an adalah orang-orang yang beruntung dengan adanya pahala yang berlimpah yang didapatkannya dari al-Qur’an.
Hal inilah di antaranya yang pernah disampaikan oleh Nabi saw.-sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad (w. 241 H) di dalam Musnad-nya-bahwa di akhirat nanti al-Qur’an akan mendatangi pembaca dan penghafalnya dalam bentuk manusia. Ia akan berkata kepada pembaca dan penghafalnya:
‘Sesungguhnya setiap pedagang ada di belakang dagangannya, dan saat ini engkau berada di belakang tiap dagangan itu.” Wallahu a’lam.[ind]