IDOLA adalah sesuatu yang menjadi panutan dan pujaan hati. Jangan asal pilih idola.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah…” (QS. Al-Ahzab: 21)
“Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu: Ketika saya dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari masjid, kami ditemui oleh seorang lelaki di sisi masjid lalu ia bertanya, “Wahai Rasulullah, kapankah hari kiamat itu?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menyambut kedatangannya?”
Orang itu terdiam. Lalu, ia mengatakan, “Untuk menyambutnya, saya tidak menyiapkan shalat yang besar, tidak juga puasa yang besar, serta tidak sedekah yang besar. Akan tetapi, saya mencintai Allah dan Rasul-Nya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Anta ma’a man ahbabta.” (Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari)
**
Anta ma’a man ababta. Kalimat ini begitu menyejukkan sekaligus menjadi koreksi terhadap apa yang telah kita idolakan selama ini.
Menyejukkan karena mencintai Allah dan Rasul-Nya menjadi senjata pamungkas buat seorang mukmin seperti apa nasib mereka kelak di hari kiamat. Meskipun, shalat, puasa, dan sedekahnya tidak seberapa. Artinya, sebatas apa yang telah diwajibkan.
Menjadi koreksi, karena jika salah memilih idola, nasib kita di hari kiamat esok akan menjadi fatal. Hal ini karena kita akan bersama dengan orang yang kita idolakan.
Bayangkan jika idola kita hanya seorang artis yang tidak beriman, atau pemain bola yang non muslim, atau musisi yang tidak pernah terkena air wudhu; tentu nasib kita akan mengerikan karena dikumpulkan bersama mereka di neraka. Na’udzubillah.
Hati-hati memilih idola. Jangan anggap sepele meski hanya sekadar main-main atau candaan. Karena bersama dialah kita akan tinggal di akhirat esok. [Mh]