BALON kebahagiaan. Pada suatu acara seminar yang dihadiri oleh sekitar 50 peserta, tiba-tiba sang motivator berhenti berkata-kata dan mulai memberikan balon kepada setiap peserta.
Masing-masing diminta menulis namanya di balon tersebut dengan menggunakan spidol. Kemudian semua balon dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam ruangan lain.
Sekarang semua peserta disuruh masuk ke ruangan itu dan diminta untuk menemukan balon yang telah tertulis nama mereka, dan diberi waktu hanya 5 menit.
Semua orang panik mencari nama mereka, bertabrakan satu sama lain, mendorong dan berebut dengan orang lain di sekitarnya sehingga terjadi kekacauan.
Waktu 5 menit sudah usai, tidak ada seorang pun yang bisa menemukan balon mereka sendiri. Sekarang masing-masing diminta untuk secara acak mengambil sembarang balon dan memberikannya kepada orang yang namanya tertulis di atasnya.
Dalam hitungan tidak kurang dari 5 menit semua orang punya balon mereka sendiri.
Baca Juga: Cappadocia Turki akan Jadi Tuan Rumah Festival Balon Udara Internasional
Balon Kebahagiaan
Dalam sebuah keluarga, seringkali kita itu sibuk mencari kebahagiaan diri kita sendiri. Kita tidak peduli dengan kebahagiaan pasangan, tidak peduli dengan kebahagiaan anak-anak. Kita sibuk mencari kebahagiaan versi kita.
Ada seorang suami yang mencari kebahagiaannya dengan menghabiskan waktu bersama teman-temannya sehingga menelantarkan istri dan anaknya di rumah.
Ada seorang suami yang mencari kebahagiaan bersama wanita lain yang tidak halal baginya. Ada juga seorang ayah yang sibuk bermain game tanpa kenal waktu dari subuh sampai malam hari, tanpa tahu dan tanpa peduli dengan anak-anaknya.
Ada juga seorang istri yang sibuk dengan sosialitanya tanpa peduli dengan suaminya yang seringkali kebutuhannya tidak pernah terpenuhi. Semuanya itu ujung-ujungnya menghancurkan keluarga itu sendiri.
Bagaimana kalau konsepnya diubah bukan mencari kebahagiaan sendiri tetapi saling memberi kebahagiaan. Suami membahagiakan istri sebaliknya istri membahagiakan suami.
Kedua pasangan saling membahagiakan satu sama lainnya. Maka kita akan menyadari bahwa sebenarnya kebahagiaan kita itu terletak pada kebahagiaan orang lain. Beri orang lain kebahagiaan maka kita juga akan bahagia.[ind]
sumber: Rumah Pintar Aisha