ChanelMuslim.com – Surat Yasin Ayat 31 mengingatkan kita agar mau mengambil pelajaran dari generasi terdahulu. Banyak generasi pada masa itu yang dibinasakan Allah karena tidak taat kepada para Rasul.
Kemudian, ayat 32 menjelaskan bahwa semua yang binasa akan dikumpulkan oleh Allah di hari kiamat.
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 40 dan 41
Isi Surat Yasin Ayat 31
ألَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ
“Tidakkah mereka melihat berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan dan mereka tidak kembali.”
Dilansir dari channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN, dalam buku “TAFSIR SURAT YAASIN”, Ustaz Abu Utsman Kharisman menuliskan bahwa tidakkah mereka mengambil pelajaran (ibrah) dari keadaan kaum yang dibinasakan Allah karena menentang para Rasul.
Lihatlah bagaimana mereka telah binasa (mati) dan tidak kembali lagi ke dunia.
Di dalam ayat ini, terkandung faedah bahwa tidak mungkin seseorang yang mati dibangkitkan hidup lagi ke dunia sebelum datangnya hari kiamat.
Kecuali, ada kejadian-kejadian yang ditakdirkan terjadi oleh Allah sebagai ayat (tanda-tanda kekuasaannya).
Contohnya adalah seperti yang disebut dalam Al-Qur’an tentang Nabi Isa yang menghidupkan orang mati dengan izin Allah.
Selain itu, ada juga kisah seseorang yang dimatikan Allah selama 100 tahun kemudian dibangkitkan kembali (Q.S Al-Baqaroh: 59).
Dan masih banyak kisah-kisah manusia yang dihidupkan kembali oleh Allah di dunia sebagai tanda kekuasaanNya.
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 36
Dikumpulkan untuk Mempertanggungjawabkan Perbuatannya
Isi surat Yasin ayat 32
وإِنْ كُلٌّ لَمَّا جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ
“Dan tidaklah seluruhnya kecuali berkumpul (untuk) dihadirkan di sisi Kami.”
Seluruh kaum, baik dari generasi-generasi terdahulu yang telah dibinasakan dan generasi setelahnya hingga hari kiamat nanti akan dibangkitkan.
Mereka semua akan dikumpulkan oleh Allah untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama di dunia.
Syaikh Ibn Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa kata ‘kullun’ dan ‘jami’ sama-sama mengandung makna cakupan pada keseluruhan.
Dalam bahasa Indonesia bisa diartikan semuanya atau seluruhnya.
Namun, kata ‘kullun’ meski mengandung arti seluruhnya, tapi bisa saja dikumpulkannya terpisah-pisah atau tidak berada di satu tempat dan waktu yang sama.
Sedangkan kata ‘jami’ mengandung arti seluruhnya dan makna berkumpul di satu tempat bersama-sama dalam satu waktu.
(Disarikan dari Tafsir Yaasin libni Utsaimin halaman 115-116).
[Cms]