ChanelMuslim.com – Tafsir surat Yasin harus kita pahami karena surat ini termasuk salah satu surat yang rutin dibaca oleh masyarakat Indonesia.
Oleh sebab itu, memahami makna surat Yasin dalam setiap ayatnya akan membuat kita lebih khusyuk dalam membacanya.
Baca Juga: Lemahnya Hadist Anjuran Membaca Surat Yasin pada Malam Jumat
Tafsir Surat Yasin Ayat 1
Dilansir dari channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN dijelaskan bahwa kata Yaasiin adalah gabungan huruf ya’ dan sin dalam abjad Arab.
Sama seperti beberapa awalan dalam surat lain yang diawali dengan gabungan beberapa huruf yang terpotong, seperti الم , حم, كهيعص dan semisalnya.
Pendapat yang lebih kuat, seperti yang dipilih oleh Syaikh Ibn Utsaimin bahwa kata Yaasin dalam bahasa Arab tidaklah memiliki makna.
Fungsi penyebutan huruf-huruf terpotong di awal surat-surat Al-Qur’an adalah untuk menantang bangsa Arab pada waktu itu yang pandai mengubah syair-syair yang indah.
Sesungguhnya Al-Qur’an tidaklah tersusun dari huruf-huruf yang baru, tapi ia tersusun dari untaian kalimat yang huruf-hurufnya juga biasa digunakan.
Al-Qur’an tersusun dari huruf-huruf seperti ya dan sin, alif-lam-dan miim. Sama persis dengan yang kalian gunakan dalam percakapan kalian, maka mampukah kalian mengubah suatu surat yang sama dengan Al-Qur’an?
Ternyata tidak mampu. Apabila kita perhatikan, hampir seluruh surat yang didahului oleh huruf-huruf terpotong tersebut, pasti setelahnya akan menyebutkan tentang Al-Qur’an.
Baca Juga: Bolehkah Yasinan di Malam Jumat? Ini Penjelasan Lengkapnya
Ayat 2 Surat Yasin
Kemudian, ayat kedua surat Yasin yang arti kalimatnya adalah Demi Al-Qur’an yang Al-Hakiim.
Allah bersumpah dengan Al-Qur’an yang memiliki sifat Al-Hakiim.
Maksud dari Al-Hakiim ini dijelaskan oleh Syaikh Ibn Utsaimin.
Beliau mengisyaratkan adanya 3 unsur utama dalam kata hakiim, yaitu hukum, ihkaam, dan hikmah.
Pertama, Al-Qur’an adalah sebagai sumber hukum. Ia menjadi hakim yang memutuskan perkara jika ada perselisihan.
Kedua, mengandung makna ihkaam, yaitu pengokohan dan penyempurnaan.
Al-Qur’an dikokohkan dan dijadikan sempurna oleh Allah, sehingga tidak ada ayat dalam Al-Qur’an yang bertentangan satu sama lain.
Ketiga, mengandung makna hikmah. Hikmah adalah menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya.
Hukum dalam Al-Qur’an itu adil, sesuai dengan fitrah dan akal yang sehat. Secara global, akal akan menerima penjelasan dalam Al-Qur’an.
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di menjelaskan makna bahwa Al-Qur’an adalah hikmah yang meletakkan perintah dan larangan yang tepat dan sesuai, meletakkan balasan kebaikan dan balasan keburukan secara tepat dan sesuai. [Ind/Camus]