ChanelMuslim.com – Surat Al-Kahfi ayat 15 berisi tentang firman Allah yang menyatakan sikap Ashabul Kahfi menyoroti penyimpangan yang terjadi pada kaumnya.
Mereka menganggap kaumnya telah melakukan kezaliman yang paling besar dengan mengada-adakan kedustaan atas nama Allah.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 21, Janji Allah Pasti Benar
Isi Surat Al-Kahfi Ayat 15
هَٰؤُلَآءِ قَوۡمُنَا ٱتَّخَذُواْ مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةٗۖ لَّوۡلَا يَأۡتُونَ عَلَيۡهِم بِسُلۡطَٰنِۢ بَيِّنٖۖ فَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبٗا
“Kaum kita ini mereka telah menjadikan sesembahan selain Allah.
Mengapa mereka tidak mendatangkan hujjah yang jelas.
Siapakah yang lebih zalim dibandingkan orang yang mengada-adakan kedustaan atas nama selain Allah.”
Dilansir dari channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN, Ustaz Abu Utsman Kharisman menuliskan terkait orang yang selalu mencibir pihak yang mendakwahkan Tauhid dan Sunnah dengan mengatakan.
Mereka selalu menyalah-nyalahkan orang, seakan-akan mereka sendiri yang benar.
Hal tersebut merupakan sikap yang tidak benar.
Secara langsung, pihak yang mencibir dakwah Tauhid dan Sunnah itu mereka menganggap bahwa Ashabul Kahfi itu benar sendiri dan menyalah-nyalahkan orang lain.
Akan tetapi, memang sudah seharusnya dakwah kepada Tauhid dan Sunnah harus disampaikan secara hikmah.
Ketegasan dalam bersikap bukanlah identik dengan kekerasan.
Namun, menunjukkan kokoh memegang prinsip, tidak akan berubah walaupun itu disampaikan dengan kelembutan.
Baca Juga: Tafsir Al-Kahfi Ayat 23 dan 24, Katakanlah Insya Allah
Perbuatan Kesyirikan Tidak Didasarkan Hujjah yang Jelas
Pada ayat ini juga disebutkan bahwa perbuatan kesyirikan yang dilakukan oleh kaum Ashabul Kahfi tidaklah didasarkan pada hujjah yang jelas.
Demikian juga segala macam bentuk kesyirikan sama sekali tidak pernah berdasarkan hujjah yang kokoh.
Namun, kemasan-kemasan manis yang membungkusnya sering menipu kaum muslimin.
Kemasan-kemasan itu adalah seperti cinta kepada orang shalih, penghormatan kepada Nabi, dan lain sebagainya.
Banyak yang mampu bersilat lidah, sehingga terkesan bagai dalil yang kuat, padahal sebenarnya hal tersebut hanya tipu daya belaka. [Cms]