Oleh: Ustaz Rikza Maulan, Lc., M.Ag.
ChanelMuslim.com – Bulan Sya’ban adalah bulan sebelum Ramadan. Ada banyak amalan yang dapat dilakukan pada bulan ini. Di antaranya disebutkan di dalam hadits berikut ini.
عَنْ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَاانَ؟ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ اْلأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أأَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ (رواه النسائي)
Dari Usamah bin Zaid ra berkata, aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, aku tidak melihatmu berpuasa sunnah di bulan-bulan lainnya (sebanyak) engkau berpuasa di bulan Sya’ban?’
Beliau bersabda, ‘Ia merupakan bulan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan.
Baca Juga: Mengenal Bulan Sya’ban dan Masalah Terkait
Padahal bulan Sya’ban merupakan bulan diangkatnya amal perbuatan manusia kepada Allah subhanahu wa taala dan aku berkeinginan ketika amalku diangkat dan dilaporkan kepada Allah, aku dalam keadaan berpuasa.’ (HR. Nasa’i)
Takhrij Hadits
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Naas’I dalam Sunannya, dalam Kitab As-Shiyam, Bab Shaumin Nabi Shallallahu alaihi wa sallam hadits no 2318. Diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad bin Hambal dalam Musnadnya, dalam Musnad Al-Anshar, hadits Usamah bin Zaid Hubbi Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, hadits no 20758.
Hikmah Hadits tentang Bulan Sya’ban
Sya’ban merupakan bulan yang Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan kita untuk senantiasa mewarnainya dengan berbagai macam ibadah, khususnya memperbanyak ibadah puasa sunnah.
Banyak riwayat yang menggambarkan bahwa beliau Shallallahu alaihi wa sallam sangat antusias mengerjakan puasa sunnah di bulan Sya’ban, bahkan digambarkan oleh Aisyah radhiyallahu anha bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berpuasa penuh di bulan Sya’ban, kecuali beberapa hari saja yang beliau tidak berpuasa di bulan Sya’ban ini.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat berikut.
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا حَدَّثَتْهُ قَالَتْ لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ…” (رواه البخاري)
Dari Abu Salamah radhiyallahu anhu bahwa Aisyah radhiyallahu anha mengatakan kepadanya, ‘Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa pada bulan-bulan tertentu yang melebihi daripada puasa sunnah beliau di bulan Sya’ban. Beliau berpuasa penuh (full) di bulan sya’ban…” (H.R. Bukhari)
Dalam riwayat lainnya juga disebutkan:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِننْ شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَاانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً (رواه مسلم)
Dari Aisyah ra berkata, ‘Aku tidak melihat beliau berpuasa pada bulan-bulan tertentu lebih banyak di bandingkan dengan puasa beliau di bulan Sya’ban.
Beliau berpuasa penuh di bulan Sya’ban, beliau berpuasa di bulan Sya’ban kecuali sedikit.’ (H.R. Muslim)
Baca Juga: Kisah Sya’ban dan Tiga Kalimat Saat Sakaratul Maut
Hikmah Berpuasa pada Bulan Sya’ban
Adapun hikmah mengapa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban adalah sebagai berikut.
Karena Sya’ban merupakan bulan diangkatnya amal perbuatan seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa taala, sebagaimana dijelasakan dalam riwayat di atas.
Karena bulan ini merupakan pintu gerbang menuju sebuah bulan yang agung, yaitu bulan Ramadan. Amalan wajib sekaligus amalan paling utama di bulan ramadan adalah puasa ramadan.
Oleh karenanya, setiap muslim harus mempersiapkan diri untuk menghadapi ‘kompetisi’ kebaikan di bulan ramadan, di antaranya dengan ‘latihan’ berpuasa sunnah di bulan Sya’ban.
Mengenai hal ini, Syekh Ibnu Rajab mengemukakan, (al-Wakil, 1997: 15): “Sesungguhnya puasa Sya’ban adalah seperti sarana latihan untuk (persiapan) puasa ramadan.
Agar seseorang tidak merasakan kesusahan dan kepayahan dalam berpuasa ramadan, bahkan sebaliknya ia menjadi telah terbiasa dan ternuansakan dengan ibadah puasa.
Dengan puasa Sya’ban ini jugalah, seseorang dapat merasakan manisnya puasa ramadan. Ia pun melaksanakan kewajiban untuk berpuasa dengan kekuatan dan semangat yang tinggi.”
Selain anjuran untuk memperbanyak puasa sunnah, kita juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an. Dahulu, para salafuna saleh menjadikan bulan ini sebagai bulan membaca Al-Qur’an, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut.
وقال سلمة بن كهيل: كان يقال شهر شعبان شهر القراء، وكان حبيب بن أبي ثابت إذا دخل شعبان قال: هذا شهر القراء، وكان عمرو بن قيس الملائي إذا دخل شعبان أغلق حانوته وتفرغ لقراءة القرآن (لطائف المعارف فيما لمواسم العام من الوظائف، صفحة 135)
Salamah bin Kahil berkata, dahulu dikatakan bahwa Sya’ban merupakan bulannya para pembaca Al-Qur’an. Sementara Habib bin Abi Tsabit berkata, apabila memasuki bulan Sya’ban ia berkata, ‘Ini (Sya’ban) merupakan bulannya para pembaca Al-Qur’an.
Kemudian Amru bin Qais Al-Mala’i apabila memasuki bulan Sya’ban maka ia menutup tokonya, dan fokus untuk membaca Al-Qur’an. (Latha’iful Ma’arif Fima Limawasimil Aami Minal Wadza’if, Ibnu Rajab Al-Hambali hlm. 135).
Selain banyak berpuasa sunnah dan membaca Al-Qur’an, Sya’ban juga dijadikan momentum bagi salafuna shaleh untuk mengeluarkan zakat-zakat maal mereka.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam riwayat dari Anas bin Malik, sebagaimana yang nuqil oleh Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam Fathul Bari.
كان المسلمون إذا دخل شعبان أكبوا على المصاحف وأخرجوا الزكاة
Adalah kaum muslimin apabila telah memasuki bulan sya’ban, mereka membaca mushaf-mushaf mereka. Mereka juga mengeluarkan zakat-zakat mereka. (Fathul Bari Juz XIII/ hlm. 310 – 311/ Kitab Al-I’tisham Bil Kitabi Was Sunnah)
Di antara hikmah mengapa salafuna saleh mengeluarkan zakat di bulan Sya’ban adalah agar pada saat memasuki bulan Ramadan, mereka telah tuntas menunaikan kewajiban Maliyah mereka berupa zakat.
Pada bulan Ramadan mereka bisa lebih maksimal untuk mengeluarkan infak dan shadaqah mereka. Karena infak shadaqah yang paling afdhal adalah infak shadaqah di bulan Ramadan.
عَنْ أَنَسٍ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيمِ رَمَضَانَ قِيلَ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ (رواه الترمذي)
Dari Anas ra berkata, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang puasa yang paling utama setelah Ramadan? Beliau menjawab, “(Yaitu berpuasa di) bulan Sya’ban, untuk memuliakan Ramadan,” Kemudian Beliau ditanya lagi, “lalu Shadaqah apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Shadaqah di bulan Ramadlan.” (H.R. Tirmidzi)
Dianjurkan juga di bulan Sya’ban untuk memperbanyak doa agar dipertemukan Allah Subhanahu wa taala dengan bulan Ramadan. Diriwayatkan bahwa salafus saleh berdoa agar dapat meraih keutamaan Ramadan sejak enam bulan sebelum Ramadan.
عن المعلى بن فضل، كانوا يدعون الله تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان، ثم يدعونه ستة أشهر أن يتقبله منهم
Dari Al-Mu’alla bin Fadhl berkata, “Mereka berdoa kepada Allah Subhanahu wa taala sejak enam bulan sebelum Ramadan meminta agar Allah Subhanahu wa taala menyampaikan mereka ke bulan Ramadan. Mereka juga berdoa kepada Allah Subhanahu wa taala hingga enam bulan setelah Ramadan meminta agar amalan mereka di bulan Ramadan diterima oleh Allah Subhanahu wa taala. (Al-Wakil, 1997: 19)
Di antara doa yang dibaca salafuna shaleh adalah sebagai berikut.
وقال يحيى بن أبي كثير كان من دعائهم، اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِللَى رَمَضَانَ، وَسَلِّمْ لِيْ رَمَضَانَ، وَتُسَلِّمُهُ منّي مُتَقَبَّلاً
Yahya bin Abi Katsir berkata, bahwa di antara doa yang mereka panjatkan adalah, “Ya Allah sampaikanlah aku ke bulan Ramadan. Dan jadikanlah bulan Ramadan sampai kepadaku.
Dan jadikanlah kami berjumpa dengan selamat dengan bulan Ramadan. (Latha’iful Ma’arif Ma’arif Fima Limawasimil Aami Minal Wadza’if, Ibnu Rajab Al-Hambali hlm. 148)
Maka, di bulan Sya’ban ini mari kita bersama-sama menggapai keridhaan Allah Subhanahu wa taala dengan memperbanyak amalan sebagai berikut.
Amalan pada Bulan Sya’ban
Memperbanyak puasa sunnah sebanyak-banyaknya. Karena Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berpuasa sunnah hampir satu bulan penuh di bulan Sya’ban.
Memperbanyak membaca Al-Qur’an, karena Sya’ban merupakan bulannya para pembaca Al-Qur’an.
Mempersiapkan diri dengan menganggarkan zakat infak dan shadaqah karena salafuna saleh banyak mengeluarkan zakat di bulan Sya’ban, agar di bulan Ramadan bisa maksimal infak shadaqah.
Memperbanyak doa agar dipertemukan dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat, baik dan dapat menjalankan ibadah secara maksimal.
Memperbanyak ibadah-ibadah sunnah lainnya, seperti zikir, shalat dhuha, shalat tahajud, dsb, karena di bulan ini amalan seorang hamba akan diangkat (dilaporkan) kepada Allah Subhanahu wa taala.
Semoga kita semua bisa meraih segala kebaikan dan keberkahan yang Allah Subhanahu wa taala berikan di bulan ini dan semoga Allah Subhanahu wa taala mempertemukan kita dengan bulan Ramadan dalam keadaan terbaik yang Allah berikan kepada kita semua. Amiin Ya Rabbal Alamiinn
Wallahu a’lam.[ind]